tag:blogger.com,1999:blog-70280127578067375972024-03-13T15:14:02.196-07:00Kumpulan Artikel Hukumorintonhttp://www.blogger.com/profile/08248265711126309029noreply@blogger.comBlogger23125tag:blogger.com,1999:blog-7028012757806737597.post-14791286093543808372013-03-04T00:07:00.005-08:002013-03-12T14:55:26.279-07:00Kajian UU Pertanahan (2)<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: center;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-font-kerning: 18.0pt;">KAJIAN TERHADAP <o:p></o:p></span></b></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-font-kerning: 18.0pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>UNDANG-UNDANG 2 TAHUN 2012<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>TENTANG PENGADAAN TANAH <o:p></o:p></span></b></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-font-kerning: 18.0pt;">BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM<o:p></o:p></span></b></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-font-kerning: 18.0pt;">(Bagian-2)<o:p></o:p></span></b></div>
<br />
<div align="left" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: left;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p> </o:p></span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Aspek Struktur UU PTUP<o:p></o:p></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Perlu diketahui bahwa sebelum
disusunnya UU PTUP, maka wujud pengaturan aktifitas PTUP secara berturut-turut
adalah Peraturan Menteri Dalam Negeri No.15 Thn 1975, Keputusan Presiden No.55
Thn 1993, Peraturan Presiden No.36 Thn 2005 serta terakhir Peraturan Presiden
No.65 Thn 2006 sebagai realisasi dari amanat: pertama Pasal 6, 27, 34,40
UUPA.Kedua sebagai amanat dari UU No.39 Thn 1999 tentang HAM yang mengamanatkan
bahwa sebagai konsekuensi sumber daya tanah merupakan salah satu bagian dari
HAM, maka kegiatan yang bertautan dengannya (Sumber Daya tanah) harus diatur
dengan undang-undang. Terminologi pengadaan tanah sesungguhnya tidak dikenal
dalam Undang- undang No.5 Tahun 1960, karena berdasarkan Pasal 27, Pasal 34
serta 40 mengenai berakhirnya hak milik atas tanah hanya dikenal perbuatan
hukum pelepasan hak atas tanah dan penyerahan hak atas tanah. Disamping itu berdasar
Pasal 18 dikenal pula perbuatan hukum pencabutan hak atas tanah. Perbuatan
pelepasan hak atas tanah dilakukan bilamana subyek hak atas tanah mendapatkan
permintaan dari negara yang dilakukan oleh pemerintah/ pemerintah daerah yang
menghendaki hak atas tanah untuk kegiatan pembangunan bagi kepentingan umum
(public interests) berdasarkan ketentuan Pasal 6 bahwa semua hak atas tanah
berfungsi sosial.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sedangkan
penyerahan hak atas tanah terjadi bilamana hak atas tanah selain hak milik
diserahkan oleh subyek haknya kepada negara (pemerintah) sebelum jangka
waktunya berakhir karena ketentuan Pasal 6 pula.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Implikasi hukum terkait dengan
perbuatan hukum pelepasan hak atas tanah maupun pelepasan hak atas tanah sama
yakni hapusnya hak atas tanah dari subyek hukum yang bersangkutan dan status
hukum obyek tanahnya menjadi tanah yang dikuasai oleh negara sebagaimana diatur
Pasal 2 jo Pasal 4 Undang-undang No.5 tahun 1960. Disamping itu hal terpenting
dari aktifitas atau perbuatan hukum pengadaan tanah untuk kepentingan
pembangunan harus berpijak pada dasar konstitusional yakni Pasal 33 Ayat (3)
Undang-undang Dasar 1945 dan Pasal 28 H Ayat (4) yang dinyatakan:” setiap orang
berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh
diambil-alih secara sewenang-wenang oleh siapapun”</span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><a name='more'></a><o:p></o:p></span><br /></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p> </o:p></span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Aspek Filosofis<o:p></o:p></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dasar filosofi yang harus menjadi
basis UU PTUP sebagaimana pula halnya dengan UUPA adalah Pancasila khususnya
sila kedua, keempat serta kelima sebagaimana telah termaktub pada konsiderans
UU PTUP huruf a dan b. Seharusnya dengan pencantuman landasan filosofi tersebut
harus mempertegas bahwa kegiatan pembangunan yang dimaksud sesungguhnya
diabdikan untuk kepentingan siapa, dilakukan dengan cara yang bagaimana, serta
bagaimana langkah mencapai cara dimaksud. Sila–sila Pancasila sebagaimana
dinyatakan oleh Notonagoro (1984): “segala peraturan hukum yang ada dalam
negara Indonesia mulai saat berdirinya merupakan suatu tertib hukum, ialah
tertib hukum Indonesia”. <o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dalam setiap tertib hukum diadakan
pembagian susunan yang hierarkhis. Setiap peraturan perundangan yang
diundangkan seharusnya merupakan penjabaran dari nilai- nilai yang terkandung
dari sila-sila Pancasila yang seharusnya tiap kualifikasi setiap rumusan sila
pertama dalam rangkaian kesatuan dengan sila-sila yang lainnya”<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pada setiap tertib hukum esensi
utamanya adalah sinkronisasi dan harmonisasi peraturan perundang-undangan dalam
tata urutan berjenjang sebagaimana dirumuskan oleh Hans Kelsen dan Hans
Nawiasky, sebagai sebuah susunan yang sistematik, logis, rasional dalam
kerangka suatu tertib hukum. Jika secara seksama ditelaah, pada bagian
konsiderans termaktub politik perundang-undangan (legal politics) sebagai
berikut:<o:p></o:p></span></div>
<br />
<ol start="1" style="margin-top: 0in;" type="a">
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-list: l0 level1 lfo5;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">bahwa
dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, pemerintah perlu melaksanakan pembangunan;<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-list: l0 level1 lfo5;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">bahwa
untuk menjamin terselenggaranya pembangunan untuk kepentingan umum,
diperlukan tanah yang pengadaannya dilaksanakan dengan mengedepankan prinsip
kemanusiaan, demokratis, dan adil;<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-list: l0 level1 lfo5;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">bahwa
peraturan perundang-undangan di bidang pengadaan tanah bagi pembangunan
untuk kepentingan umum belum dapat menjamin perolehan tanah untuk
pelaksanaan pembangunan;<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-list: l0 level1 lfo5;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">bahwa
berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan
huruf c, perlu membentuk Undang-Undang tentang Pengadaan Tanah bagi
Pembangunan untuk Kepentingan Umum.<o:p></o:p></span></li>
</ol>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dapat dikatakan bahwa secara
filosofis, maka undang-undang No.2 Tahun 2012 seolah hendak menjalankan amanat
yang terkandung pada sila-sila Pancasila berpedoman pada prinsip kemanuasiaan,
demokratis serta keadilan, walaupun pengaruh dari ideologi neo-kapitalis tak
diragukan lagi. Salah satu bukti yang nyata adalah masuknya kepentingan swasta
dalam undang-undang ini dengan dalih untuk kepentingan pembangunan.</span></div>
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><div style="mso-special-character: line-break;">
</div>
<div style="mso-special-character: line-break;">
<o:p></o:p> </div>
</span><br />
<div style="mso-special-character: line-break;">
</div>
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Penamaan<o:p></o:p></span></b><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Penamaan suatu produk hukum yang
dalam ini adalah UU harus jelas sekalipun didefinisikan pada Pasal 1,
kepentingan bangsa, negara, dan masyarakat yang harus diwujudkan oleh
pemerintah dan digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Namun agar
tidak menimbulkan interpretasi yang beragam harus dituliskan secara jelas
kegiatan pembangunan yang dimaksud meliputi aktifitas apa, bagaimana hal
demikian dilaksanakan.Nampaknya UU No.2 Thn 2012 tentang PTUP dapat dikatakan
identik dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No.15 Tahun 1975 dan Peraturan
Menteri Dalam Negeri No.1 Tahun 1976 yang mengedepankan pada pengkaburan makna
kepentingan umum, sebagai kepentingan rakyat banyak. Sementara itu, UU PTUP
malah tidak memberikan definisi sama sekali apa yang dinamakan kepentingan
umum, hal ini tentu akan menjadi pemicu munculnya kasus-kasus pengadaan tanah.
Memasukkan kepentingan swasta sebagai kepentingan umum, merupakan kemunduran
dari aspek hukum karena jelas akan menjadi cara melawan hukum pengambilan tanah
oleh swasta yang berlindung di balik kepentingan umum. Padahal telah nyata
bahwa kepentingan swasta tidak lain adalah kepentingan yang berorientasi pada
keuntungan semata.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div align="left" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: left;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p> </o:p></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Prinsip/Azas<o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Asas hukum menurut Nieuwenhuis
sebagaimana dikutip oleh Mertokusumo dimaknai sebagai: “ sebagian dari hidup
kejiwaan kita. Dalam setiap asas hukum manusia melihat cita-cita yang hendak
diraihnya, suatu cita-cita atau harapan, suatu ideal, memberikan dimensi etis
kepada hukum pada umumnya merupakan suatu persangkaan”.<o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Merujuk pada pandangan Maria SW
Sumardjono sudah waktunya dalam kebijakan pengambilalihan tanah harus bertumpu
pada prinsip demokrasi dan menjunjung tinggi HAM (Human Rights) dengan
memperhatikan hal-hal berikut:<o:p></o:p></span></div>
<br />
<ol start="1" style="margin-top: 0in;" type="1">
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-list: l2 level1 lfo4;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">pengambilalihan
tanah merupakan perbuatan hukum yang berakibat terhadap hilangnya hak-hak
seseorang yang bersifat fisik maupun non fisik dan hilangnya harta benda
untuk sementara waktu atau selama-lamanya;<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-list: l2 level1 lfo4;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ganti
kerugian yang diberikan harus memperhitungkan: (a).hilangnya hak atas
tanah, bangunan, tanaman, (2.). hilangnya pendapatan dan sumber kehidupan
lainnya, (3). bantuan untuk pindah ke lokasi lain dengan memberikan
alternative lokasi baru yang dilengkapi dengan fasilitas yang layak, (4). bantuan
pemulihan pendapatan agar dicapai keadaan setara dengan keadaan sebelum
terjadinya pengambilalihan;<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-list: l2 level1 lfo4;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">mereka
yang tergusur karena pengambilalihan tanah harus diperhitungkan dalam
pemberian ganti kerugian harus diperluas.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-list: l2 level1 lfo4;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">untuk
memeperoleh data yang akurat tentang mereka yang terkena penggusuran dan
besarnya ganti kerugian mutlak dilaksanakan survai dasar & sosial
ekonomi;<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-list: l2 level1 lfo4;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">perlu
diterapkan instansi yang bertanggungjawab untuk pelaksanaan
pengambilalihan dan pemukiman kembali;<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-list: l2 level1 lfo4;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">cara
musyawarah untuk mencapai kesepakatan harus ditumbuhkembangkan<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-list: l2 level1 lfo4;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">perlu
adanya sarana menampung keluhan dan dan menyelesaikan perselisihan yang
timbul dalam proses pengambilalihan tanah<o:p></o:p></span></li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sebagai
suatu panduan agar maksud sebagaimana diutarakan Sumardjono di muka, maka dalam
kontek sistem hukum dicantumkan azas/ prinsip agar bilamana di dalam sistem
hukum terjadi sengketa, maka azas bertugas untuk menyelesaikan.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div align="left" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: left;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Berkenaan
dengan kegiatan pengadaan tanah, maka menurut Boedi Harsono terdapat enam azas
hukum pengadaan tanah yakni:<o:p></o:p></span></div>
<br />
<ol>
<li><div align="left" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 34.75pt; mso-list: l4 level1 lfo1; tab-stops: list .5in; text-align: left; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Penguasaan dan penggunaan tanah oleh siapapun dan untuk keperluan apapun harus ada landasan haknya;<o:p></o:p></span></div>
</li>
<li><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Semua hak atas tanah secara langsung maupun tidak langsung bersumber pada hak bangsa;<o:p></o:p></span></li>
<li><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Cara memperoleh tanah yang sudah dihaki seseorang harus melalui kata sepakat antara para pihak yang bersangkutan;<o:p></o:p></span></li>
<li><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dalam keadaan yang memaksa, jika jalan musyawarah tidak dapat menghasilkan kata sepakat, untuk kepentingan umum, penguasa dalam hal ini Presiden diberi kewenangan oleh hukum untuk mengambil tanah yang diperlukan secara paksa;<o:p></o:p></span></li>
<li><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Baik dalam acara perolehan atas dasar kata sepakat, maupun dalam acara pencabutan hak, kepada pihak yang telah menyerahkan tanahnya wajib diberikan imbalan yang layak;<o:p></o:p></span></li>
<li><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Rakyat yang diminta menyerahkan tanahnya untuk proyek pembangunan berhak untuk memperoleh pengayoman dari pejabat birokrasi.<o:p></o:p></span></li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ditinjau
dari dasar konstitusional Pasal 28 H Ayat (4) Undang-undang Dasar 1945, maka
perbuatan hukum pengadaan tanah baik yang dilakukan untuk kepentingan
pemerintah atas nama negara dengan motif untuk kepentingan umum apalagi untuk
kepentingan swasta harus menghormati hak perorangan sepenuhnya. Penghormatan
hak perorangan atau individual merupakan sebuah keniscayaan yang wajib
diberikan oleh negara khususnya kepada warga negara yang aset atau miliknya
hanya sebidang tanah tersebut. Hal inilah merupakan persoalan esensial
sepanjang sejarah berdirinya negara Indonesia khususnya setelah diundangkannya
Peraturan Menteri Dalam Negeri No.15 Tahun 1975 tentang Pembebasan Hak Atas
Tanah tidak saja memiliki karakter hukum sebagai sebuah produk hukum yang cacat
dan seharusnya batal demi hukum karena bertentangan dengan Undang-undang Dasar
1945 maupun Undang-undang No.5 Tahun 1960. Disamping itu merujuk pada pandangan
Jimly Asshidiqie yang dinyatakannya:<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p> </o:p></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“hal itu tercermin dalam pengertian
negara hukum yang tercantum pada Pasal 1 Ayat (3) yang berbunyi negara
Indonesia adalah Negara Hukum. Dalam paham negara hukumini diutamakan adalah
hukum sebagai suatu kesatuan sistem bernegara. Sistem yang paling tinggi
kekuasaannya bukanlah orang, tetapi sistem aturan yang dinamakan hukum.
Hukumlah yang sesungguhnya berdaulat, bukan orang.Artinya dalam faham
kedaulatan hukum ini, rakyat juga bukanlah pemegang kekuasaan tertinggi yang
sebenarnya. Pemegang kekuasaan tertinggi dalam suatu negara adalah hukum, yang
pengaturannya pada tingkat puncak atau tertinggi tercermin dalam konstitusi
negara yaitu “the rule of constitution”. Dalam kaitan itu di negara kita, hukum
yang mempunyai kedudukan tertinggi adalah UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945, dimana tidak boleh ada hukum dan peraturan perundang- undangan yang
bertentangan dengannya”<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p> </o:p></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Berkiblat pada pandangan Jimly
sebagaimana diuraikan di muka, dikaitkan dengan produk hukum peraturan
perundang-undangan mengenai pengadaan tanah sejak diberlakukan Peraturan
Menteri Dalam Negeri No.15 Tahun 1975 sampai Keputusan Presiden No. 65 Tahun
2006 mengingkari hakikat negara hukum sebagaimana telah disepakati telah
termaktub pada Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Perdebatan Soal Nilai dan Harga Pengadaan Tanah</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Perbincangan perihal nilai dan harga
benda yang terkena atau menjadi obyek kegiatan pengadaan tanah untuk
kepentingan pembangunan acapkali menjadi salah satu akar masalah sengketa
pertanahan, antara subyek hak atas tanah dengan pihak yang memerlukan tanah
untuk kegiatan pembangunan. Menurut Hidayati dan Haryanto nilai adalah makna/
arti (worth) suatu barang/ benda, sehingga benda mempunyai nilai bila benda
memiliki arti/makna bagi seseorang yang sering dipertautkan dengan nilai pasar.
Sedangkan harga adalah sejumlah uang yang dibayar dalam sebuah transaksi untuk
mendapatkan hak milik suatu benda. Dengan demikian dapat dirumuskan harga =
biaya + faktor kepentingan & pasaran. Nilai dan harga bisa sama dapat pula
berbeda tergantung pada kewajaran dengan ukuran:<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div align="left" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 34.75pt; mso-list: l6 level1 lfo2; tab-stops: list .5in; text-align: left; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Penjual yang berkelayakan dan
mempunyai hak bersedia menjual hartanya;<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div align="left" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 34.75pt; mso-list: l6 level1 lfo2; tab-stops: list .5in; text-align: left; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pembeliyangmampudanberkelayakanbersediamembeliharta;<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div align="left" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 34.75pt; mso-list: l6 level1 lfo2; tab-stops: list .5in; text-align: left; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ada waktu yang cukup untuk
tawar-menawar<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div align="left" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 34.75pt; mso-list: l6 level1 lfo2; tab-stops: list .5in; text-align: left; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">4.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ada waktu yang cukup untuk menunjukkan
harta yang dijual kepada pasaran;<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div align="left" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 34.75pt; mso-list: l6 level1 lfo2; tab-stops: list .5in; text-align: left; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">5.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Harga yang tidak berubah/ mengalami
fluktuasi dalam jangka waktu tertentu;<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div align="left" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 34.75pt; mso-list: l6 level1 lfo2; tab-stops: list .5in; text-align: left; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">6.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tidak mempertimbangkan penawaran
istimewa.<o:p></o:p></span></div>
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Nilai dan harga memiliki makna
penting dalam melakukan kegiatan penilaian yakni penganggaran/ estimasi nilai
dari suatu kepentingan atas suatu properti/ harta untuk suatu tujuan tertentu
antara lain untuk menghitung kerugian dalam kegiatan pengadaan tanah yang harus
mengikuti prinsip betterment yaitu prinsip yang menekankan pada pemberian
kompensasi yang tidak menguntungkan dan tidak merugikan kepada kedua belah
pihak. Menurut pandangan saya secara ekonomis barangkali demikian, namun dari
perspektif hukum nampaknya implementasi prinsip ini menimbulkan ketidakadilan
ditinjau dari sisi subyek hak atas tanah yang biasanya sebagai pihak yang sedang
tidak diuntungkan.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pembahasan Pasal – Pasal UU PTUP<o:p></o:p></span></b></div>
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Dalam pembahasan ini penulis ingin memberikan
komentar<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>terhadap pasal-pasal yang
sesuai dengan ideologi Pancasila dan juga pasal-pasal yang tidak sesuai. <o:p></o:p></span><br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in; mso-list: l5 level1 lfo7; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">a.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pasal-pasal yang sesuai<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="background: white; margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-list: l1 level1 lfo3; text-indent: -0.25in;">
<span style="color: #222222; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="color: #222222; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pasal 1 angka 2 undang-undang
ini: “Pengadaan tanah adalah kegiatan menyediakan tanah dengan cara memberi
ganti kerugian yang layak dan adil kepada pihak yang berhak”. Pasal 1 angka 10
menegaskan lagi: “Ganti Kerugian adalah penggantian layak dan adil kepada yang
berhak dalam proses pengadaan tanah”. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Pasal-pasal ini sesuai dengan prinsip-prinsip
pengadaan tanah sebagaimana disebutkan dalam UUPA. <o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="background: white; margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-list: l1 level1 lfo3; text-indent: -0.25in;">
<span style="color: #222222; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="color: #222222; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Asas pengadaan tanah
yang diatur Pasal 2 menyatakan bahwa pengadaan tanah untuk kepentingan umum
dilaksanakan berdasarkan asas kemanusiaan, keadilan, kemanfaatan, kepastian,
keterbukaan, kesepakatan, keikutsertaan, kesejahteraan, keberlanjutan, dan
keselarasan. Dari sekian banyak asas haruslah asas keadilan diutamakan karena
asas ini telah ditegaskan dua kali pada Ketentuan Umum angka 2 dan angka 10
undang-undang ini. Kalimat: “Ganti kerugian adalah penggantian layak dan adil”
belum pernah muncul pada peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang
pengadaan tanah sebelumnya.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="background: white; margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-list: l1 level1 lfo3; text-indent: -0.25in;">
<span style="color: #222222; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="color: #222222; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pasal 35, apabila
dalam hal bidang tanah tertentu yang terkena Pengadaan Tanah terdapat sisa yang
tidak lagi dapat difungsikan sesuai dengan peruntukan dan penggunaannya, Pihak
yang Berhak dapat meminta penggantian secara utuh atas bidang tanahnya. Bunyi
pasal ini belum pernah muncul di peraturan peraturan sebelumnya. Pasal ini
muncul dalam rangka mewujudkan pengadaan tanah yang adil.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="background: white; margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-list: l1 level1 lfo3; text-indent: -0.25in;">
<span style="color: #222222; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">4.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="color: #222222; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Setelah penetapan
lokasi pembangunan Pihak yang Berhak hanya dapat mengalihkan hak atas tanahnya
kepada Instansi yang memerlukan tanah melalui Lembaga Pertanahan. Hal ini untuk
menghindari “calo” dan spekulan tanah, pembatasan ini belum pernah muncul pada
peraturan perundang-undangan sebelumnya.<o:p></o:p></span></div>
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;"></span></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">b.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pasal-pasal yang tidak sesuai.<o:p></o:p></span><br />
<br />
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="background: white; margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-list: l3 level3 lfo6; text-indent: -0.25in;">
<span style="color: #222222; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="color: #222222; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pasal 5 menegaskan
pihak yang berhak wajib melepaskan tanahnya pada saat pelaksanaan Pengadaan
Tanah untuk Kepentingan Umum setelah pemberian Ganti Kerugian atau berdasarkan
putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. kata wajib
ditegaskan pada undang-undang ini. Seharusnya ada keseimbangan hukum yaitu
bahwa wajib setelah pemberian ganti kerugian dirasakan adil dan layak oleh
pihak yang berhak. <o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="background: white; margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-list: l3 level3 lfo6; text-indent: -0.25in;">
<span style="color: #222222; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="color: #222222; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Selanjutnya bila kita
perhatikan Pasal 41: <i style="mso-bidi-font-style: normal;">1) Ganti Kerugian
diberikan kepada Pihak yang Berhak berdasarkan hasil penilaian yang ditetapkan
dalam musyawarah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat (2) dan/atau putusan
pengadilan negeri/Mahkamah Agung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 ayat (5). 2)
Pada saat pemberian Ganti Kerugian Pihak yang Berhak menerima Ganti Kerugian
wajib: a. melakukan pelepasan hak; dan b. menyerahkan bukti penguasaan atau kepemilikan
Objek Pengadaan Tanah kepada instansi yang memerlukan tanah melalui Lembaga
Pertanahan. 3) Bukti sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b merupakan
satu-satunya alat bukti yang sah menurut hukum dan <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">tidak dapat diganggu gugat di kemudian hari. </b>4) Pihak yang Berhak
menerima Ganti Kerugian bertanggung jawab atas Kebenaran dan keabsahan bukti
penguasaan atau kepemilikan yang diserahkan.</i><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="background: white; margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-list: l3 level3 lfo6; text-indent: -0.25in;">
<span style="color: #222222; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="color: #222222; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pasal 41 ayat (2) dan
ayat (3) tersebut di atas yang menyatakan bahwa Pihak yang Berhak harus
menyerahkan bukti penguasaan atau kepemilikan yang merupakan satu-satunya bukti
yang sah menurut hukum dan tidak dapat diganggu gugat di kemudian hari hal ini
mencerminkan Undang-Undang ini represif. Kalimat “<i style="mso-bidi-font-style: normal;">tidak dapat diganggu gugat di kemudian hari</i> “ ini bertentangan dengan
fakta hukum yang sedang berlangsung di Indonesia dalam hal ini Pasal 19 ayat 2
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria
sebagai berikut: <i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>(1) Untuk menjamin kepastian hukum oleh
Pemerintah diadakan pendaftaran tanah diseluruh wilayah Republik Indonesia
menurut ketentuan-ketentuan yang diatur dengan Peraturan Pemerintah. (2)
Pendaftaran tersebut dalam ayat (1) pasal ini meliputi: a. pengukuran perpetaan
dan pembukuan tanah; b. pendaftaran hak-hak atas tanah dan peralihan hak-hak
tersebut; c. pemberian surat-surat tanda bukti hak, yang berlaku sebagai <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">alat pembuktian yang kuat</b>.</i><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="background: white; margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-align: justify;">
<span style="color: #222222; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bahwa Pasal 19 ayat (2) huruf c. UUPA menegaskan
surat-surat tanda bukti hak sebagai alat pembuktian yang kuat, dalam hal ini
belum sebagai alat pembuktian yang mutlak. Alat bukti kepemilikan tanah di
Indonesia yang sudah berupa Sertipikat Hak Atas Tanah saja setiap saat atau di
kemudian hari masih dapat diganggu gugat.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="background: white; margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-align: justify;">
<span style="color: #222222; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Terhadap kalimat Pasal 41 ayat (3) ini perlu
dilakukan “yudicial review”, dengan menghapus kalimat “<i>tidak dapat diganggu
gugat di kemudian hari</i> “. Pemerintah sendiri yang menerbitkan sertipikat
hak atas tanah tidak pernah menjamin bahwa sertipikat itu tidak dapat digugat
di kemudian hari, bagaimana mungkin pemilik tanah yang tanahnya wajib
diserahkan bagi pembangunan untuk kepentingan umum menjamin sertipikat itu
tidak dapat diganggu gugat di kemudian hari. <o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="background: white; margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-list: l3 level3 lfo6; text-indent: -0.25in;">
<span style="color: #222222; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">4.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="color: #222222; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pasal Pasal 43
Undang-Undang ini menyatakan: Pada saat pelaksanaan pemberian Ganti Kerugian
dan Pelepasan Hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat (2) huruf a telah
dilaksanakan atau pemberian Ganti Kerugian sudah dititipkan di pengadilan
negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 ayat (1), <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">kepemilikan atau Hak Atas Tanah dari Pihak yang Berhak menjadi hapus
dan alat bukti haknya dinyatakan tidak berlaku </b>dan tanahnya menjadi tanah
yang dikuasai langsung oleh negara.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="background: white; margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-align: justify;">
<span style="color: #222222; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hapusnya kepemilikan atau Hak Atas Tanah dari
pihak yang berhak yang menolak hasil musyawarah tetapi tidak mengajukan
keberatan sebagaimana diatur Pasal 43 di atas, menunjukkan represifnya
undang-undang ini yang sengaja ditabrakkan dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun
1961 Tentang Pencabutan Hak-hak Tanah dan Benda-benda yang ada di atasnya.
Pasal 43 ini jelas tidak sesuai dengan apa yang telah diuraikan dalam diktum Menimbang,
Ketentuan Umum Pasal 1 angka 2 dan angka 10 serta Pasal 2 undang-undang ini
sendiri<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div align="left" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: left;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kesimpulan</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kesimpulan dari uraian telaah
sebagaimana diuraikan pada bagian terdahulu, antara lain:<o:p></o:p></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kelemahan substansial pada substansi
undang-undang pengadaan tanah untuk kepentingan umum telah jelas, alih-alih
mewujudkan masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945, pemerintah perlu melaksanakan pembangunan dan
untuk menjamin terselenggaranya pembangunan untuk kepentingan umum justru
kepentingan profit justru bersembunyi tegasnya berlindung, di balik kepentingan
umum. Dengan demikian nyata sudah diperlukan adanya sikap kritik dan penolakan
atas kehadiran undang-undang yang bakal menciptakan ketidakadilan dan resistensi
ini. Inkonsistensi undang-undang pengadaan tanah sesungguhnya merupakan langkah
mundur pengaturan karena kembali pada pengaturan pengambilalihan tanah menurut
Peraturan Menteri dalam Negeri pada era Orde Baru. Disamping itu, diprediksi
implikasi hukum dari pengundangan undang-undang akan semakin menumbuhkembangkan
kasus agraria.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div align="left" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: left;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p> </o:p></span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Saran</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #222222; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Terhadap kalimat Pasal
41 ayat (3) ini perlu dilakukan “yudicial review”, dengan menghapus kalimat “<i>tidak
dapat diganggu gugat di kemudian hari</i> “. Pemerintah sendiri yang
menerbitkan sertipikat hak atas tanah tidak pernah menjamin bahwa sertipikat
itu tidak dapat digugat di kemudian hari, bagaimana mungkin pemilik tanah yang
tanahnya wajib diserahkan bagi pembangunan untuk kepentingan umum menjamin
sertipikat itu tidak dapat diganggu gugat di kemudian hari. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div align="left" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: left;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p> </o:p></span></b></div>
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">DAFTAR PUSTAKA</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span><br />
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bagir Manan, <i>Beberapa Masalah Hukum
Tata Negara Indonesia</i>, Alumni, Bandung, 1997.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span><br />
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">H. Idham, <i>Konsolidasi Tanah
Perkotaan dalam Prespektif Otonomi Daerah, </i>Bandung, 2004.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Jimly Asshiddiqie.,2009., Green Constitution, Nuansa Hijau
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Cetakan
Pertama,Rajawali Pers, Jakarta.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Maria SW Sumardjono.,2005., Kebijakan Pertanahan Antara
Regulasi dan Implementasi, Edisi Revisi, Buku Kompas, Jakarta.<o:p></o:p></span><br />
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Nata Saputra, <i>Hukum Administrasi
Negara</i>, Rajawali, Jakarta, 1988.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Oloan Sitorus dan Dayat Limbong,.2004.,Pengadaan Tanah Untuk
Kepentingan Umum, Cetakan Pertama, Mitra Kebijakan Tanah Indonesia, Yogyakarta.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sudikno Mertokusumo.,1996., Penemuan Hukum, Sebuah Pengantar.
Cetakan Pertama, Liberty, Yogyakarta.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ulli Parulian Sihombing dkk (Perumus).,2009., Mengajarkan
Hukum Yang Berkeadilan, Cetak Biru Pembaruan Pendidikan Hukum Berbasis Keadilan
Sosial, Cetakan Pertama, ILRC & OSI, Jakarta.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Wahyu Hidayati dan Budi Harjanto.,2003., Konsep Dasar
Penilaian Properti, Edisi Pertama,Cetakan Pertama, Badan Penerbit Fakultas
Ekonomi (BPFE) Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. <o:p></o:p></span><br />
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Y. Wartaya Winangun<i>,</i> <i>Tanah
Sumber Nilai Hidup,</i>Kanisius, Yogyakarta, 2004.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span><br />
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960
tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span><br />
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1961
tentang Pencabutan Hak-Hak Tanah Dan Benda-Benda Yang Ada Diatasnya.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span><br />
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Undang-Undang Nomor </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> Tahun </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2012</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> tentang </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pengadaan
Tanah Bagi <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Pembangunan Untuk Kepentingan
Umum.<o:p></o:p></span><br />
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Undang-Undang Nomor </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">78</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> Tahun </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2012</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> tentang </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Penyelenggaraan
Pengadaan Tanah Bagi<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Pembangunan Untuk
Kepentingan Umum.<o:p></o:p></span><br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-indent: -0.5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-indent: -0.5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></div>
orintonhttp://www.blogger.com/profile/08248265711126309029noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7028012757806737597.post-55543820575936717792013-03-02T07:54:00.001-08:002013-03-12T14:46:33.858-07:00Kajian UU Pengadaan Tanah (1A)<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: center;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-font-kerning: 18.0pt;">KAJIAN
TERHADAP <o:p></o:p></span></b></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-font-kerning: 18.0pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>UNDANG-UNDANG 2 TAHUN 2012<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>TENTANG PENGADAAN TANAH <o:p></o:p></span></b></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-font-kerning: 18.0pt;">BAGI
PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM<o:p></o:p></span></b></div>
<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: center;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-font-kerning: 18.0pt;">Bagian-1 <span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></b></div>
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-font-kerning: 18.0pt;"><o:p></o:p></span></b><br />
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pengantar</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span><br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Salah satu produk hukum yang hendak
diundangkan pada era Kabinet Indonesia Bersatu Ke II adalah Undang-undang
Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan No.2 Tahun 2012 yang selanjutnya disingkat
dengan UU PTUP, menimbulkan pendapat pro dan kontra di kalangan masyarakat. Sudah
barang tentu, berbagai pendapat pro dan kontra yang dikeluarkan oleh berbagai
elemen masyarakat, masing-masing memiliki dasar alasan, argumentasi. Salah satu
di antara pendapat yang menolak saat UU PTUP ini dibahas di DPR-RI adalah Idham
Arsyad yang intinya menyatakan pembahasan UU PTUP ini sebaiknya ditunda sampai
penataan struktur agraria dilakukan dengan mendorong pelaksanaan reforma
agraria3. Sebelumnya, harian Kompas juga mewartakan bahwa UU PTUP merupakan
ancaman hak atas tanah karena rawan diselewengkan untuk kepentingan bisnis yang
justru meminggirkan akses publik terhadap hasil pembangunan, sehingga dinilai
tidak berpihak kepada kepentingan rakyat4. Dalam makalah ini penulis menelaah
materi UU PTUP No.2 Tahun 2012 ini dari perspektif disiplin hukum lebih khusus
telaah dari sisi struktur atau format peraturan perundangan menurut Pasal 7
Ayat (1) UU No.12 tahun 2011 dan keterkaitan antara hukum dan keadilan sosial
(social justice). Mengapa nilai keadilan sosial menjadi alasan sebagai
pengarusutamaan karena sejarah bangsa membuktikan terjadinya ketimpangan
struktur sosial yang tidak adil (unjustice). Kedua keadilan sosial adalah: keadilan
yang pelaksanaannya tidak lagi tergantung pada kehendak pribadi, pada kebaikan
individu yang bersikap adil, tetapi sudah brsifat struktural. Artinya,
pelaksanaan keadilan sosial tersebut sangat tergantung kepada penciptaan struktur
sosial yang adil. Mengusahakan keadilan sosial berarti harus dilakukan melalui
perjuangan memperbaiki struktur-struktur sosial yang tidak adil tersebut. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dengan demikian setidaknya terdapat
permasalahan atau isu hukum penting yang diketengahkan berkenaan dengan
kehadiran rancangan undang-undang tentang pengadaan tanah untuk kepentingan
pembangunan sebagaimana ditetapkan sebagai topik tulisan ini mempersoalkan
mengenai sinkronisasi dan harmonisasi rancangan undang-undang pengadaan tanah
dengan peraturan perundangan yang terkait yakni Undang-undang No.5 Tahun 1960,
Undang-undang No.20 Tahun 1961 berdasarkan kajian normatif menurut
Undang-undang No.12 Tahun 2011 tentang Pembentukan peraturan
perundang-undangan.</span></div>
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><a name='more'></a><o:p></o:p></span><br />
<br />
<div align="left" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: left;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Permasalahan</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Berdasarkan uraian di atas, makalah
ini akan berfokus pada hal-hal berikut:<o:p></o:p></span><br />
<br />
<ol start="1" style="margin-top: 0in;" type="1">
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-list: l5 level1 lfo6;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Apa
kelemahan pada substansi UU No.2 Tahun 2012 jika dikaji sinkronisasi
dengan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-list: l5 level1 lfo6;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Apakah
UU ini sesuai dengan UUD 1945 dan Undang-undang No. 5 Tahun 1960 tentang
Pokok-Pokok Agraria?<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-list: l5 level1 lfo6;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Apakah
ada diantara pasal-pasal UU ini perlu dilakukan peninjuan kembali?<o:p></o:p></span></li>
</ol>
<br />
<div align="left" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: left;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p> </o:p></span></b></div>
<br />
<div align="center" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: center;">
<strong><span style="font-size: 11pt;"><o:p><span style="font-size: small;"> </span></o:p></span></strong></div>
<br />
<div align="center" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: center;">
<strong><span style="font-size: 11pt;"><o:p><span style="font-size: small;"> </span></o:p></span></strong></div>
<strong><span style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;"><br clear="all" style="mso-special-character: line-break; page-break-before: always;" />
</span></strong>
<br />
<div style="margin: 0in 0in 0pt;">
<span lang="IN" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: IN;"><o:p><span style="font-size: small;"> </span></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;">
<b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Peranan
Pemerintah Atas Tanah </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Secara teoretis
dan praktis, terdapat perbedaan antara pemerintahan dan pemerintah.
Pemerintahan adalah segala urusan yang dilakukan oleh negara dalam
menyelenggarakan kesejahteraan masyarakat dan kepentingan negara. Dengan kata
lain, pemerintahan adalah <i>bestuurvoering</i> atau pelaksanaan tugas
pemerintah, sedangkan pemerintah ialah organ/alat atau aparat yang menjalankan
pemerintahan.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pemerintahan
sebagai sebagai alat kelengkapan negara dapat diartikan secara luas (<i>in the
broad sense</i>) dan dalam arti sempit (<i>in the narrow sense</i>)<i>.</i>
Pemerintah dalam arti luas itu mencakup semua alat kelengkapan negara, yang
pada pokoknya terdiri dari cabang-cabang kekuasaan eksekutif, legislatif, dan
yudikatif atau alat kelengkapan negara lain yang bertindak untuk dan atas nama
negara, sedangkan dalam pengertian sempit pemerintah adalah cabang kekuasaan
eksekutif.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dalam rangka
pemamfaatan tanah, Salah satu prinsip dasar yang diletakkan oleh pemerintah
adalah untuk sebesar mungkin kemakmuran rakyat, yaitu dengan cara meletakkan
kepentingan nasional diatas kepentingan individu sekalipun ini tidak berarti
kepentingan individu atau golongan tertentu dapat dikorbankan begitu saja untuk
kepentingan umum. Hal ini terlihat secara tegas dalam berbagai ketentuan dalam
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
(UUPA)</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">, yaitu: </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in; text-indent: -0.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1. Pasal 6 Undang-Undang Pokok Agraria, menunjukkan bahwa
semua hak atas tanah mempunyai fungsi sosial. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dalam pemakaian sesuatu hak atas tanah harus memperhatikan kepentingan
masyarakat seperti juga dalam bunyi Pasal 33 UUD 1945, yaitu Bumi dan air dan
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara, dan
dipergunakan untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat. Walaupun Pasal 33
ayat (3) UUD 1945 tidak mencantumkan dengan tegas kata-kata fungsi sosial,
namun harus di tafsirkan bahwa fungsi sosial dari hak </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">m</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">ilik pri</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">m</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">air diartikan hak </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">m</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">ilik itu tidak boleh </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">m</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">erugikan kepentingan masyarakat. Dengan
de</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">m</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">ikian
pengertian fungsi sosial dari pada tanah adalah jalan ko</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">m</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">prorni atau hak </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">m</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">utlak dari tanah seperti tersebut dala</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">m</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> penjelasan Undang-Undang Pokok
Agraria. Bahwa keperluan tanah tidak saja diperkenankan semata-</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">m</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">ata untuk kepentingan pribadi,
kegunaannya harus disesuaikan dengan keadaannya dan sifat dari haknya sehingga
bemanfaat, baik untuk pribadi maupun be</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">m</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">anfaat untuk </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">m</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">asyarakat. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dengan demikian dapat disimpulkan hak atas tanah dalarn Pasal 6
Undang-Undang Pokok Agraria berarti bukan saja hak milik tetapi sernua hak atas
tanah dalam arti hak milik, hak guna bangunan, hak guna usaha dan hak pakai
mempunyai fungsi sosial, dengan ini berati semua hak atas tanah dapat mengisi
kepentingan nasional dari rakyat untuk kemakmuran rakyat. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in; text-indent: -0.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2. Pasal 5 Undang-Undang Pokok Agraria, memberikan
batasan terhadap berlakunya hukum adat dengan kepentingan nasional dan negara
yang berdasarkan atas persatuan bangsa. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dari redaksi Pasal 5 Undang-Undang Pokok Agraria pengertian hukum adat
mempunyai arti yang tersendiri, dimana terdapat pembatasan terhadap hukum adat
tersebut. Pembatasan tersebut adalah:</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<ol start="1" style="margin-top: 0in;" type="a">
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-list: l2 level1 lfo1; tab-stops: list .5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hukum adat tidak boleh
bertentangan dengan sosialisme Indonesia. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-list: l2 level1 lfo1; tab-stops: list .5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hukum adat tidak boleh
bertentangan dengan negara dan kepentingan nasional yang berdasarkan
persatuan bangsa. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-list: l2 level1 lfo1; tab-stops: list .5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hukum adat tidak boleh
bertentangan dengan kesatuan (perUndang-Undangan lainnya). </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-list: l2 level1 lfo1; tab-stops: list .5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hukum adat harus mengindahkan
unsur-unsur yang berdasarkan pada agama. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></li>
</ol>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sedemikian ketatnya pembatasan terhadap hukum adat walaupun di dalam Pasal
3 Undang-Undang Pokok Agraria membuat suatu pengakuan yang tegas terhadap hak
ulayat dan hak-hak yang serupa yang tunduk pada hukum adat.</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Namun demikian
pengakuan tersebut bila ditinjau dari segi yuridis fomal adalah merupakan suatu
kemajuan tentang kedudukan hak ulayat dalam Undang-Undang Pokok Agraria, jadi
dengan adanya pengakuan terhadap hak ulayat secara fomal ini akan dapat mengisi
pembangunan nasional disatu pihak dan kepentingan umum secara bersama dilain
pihak. Dengan demikian pemecahan pemasalahan hak ulayat untuk turut serta dalam
pembangunan secara serius dan menyeluruh dapat terlaksana dalam dimensi yuridis
dengan memperhatikan aspek-aspek sosial, politik, ekonomi dan kultural agar
supaya hal yang demikian tidak akan berkembang menjadi suatu keresahan yang
dapat menggangu stabilitas masyarakat.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in; text-indent: -0.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3. </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pasal 18
Undang-Undang Pokok Agraria.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pasal ini mengatur tentang pencabutan hak atas tanah untuk kepentin</span><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">gan </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">umum. Pasal ini berbunyi:</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="margin: 1em 0in 1em 0.5in; mso-add-space: auto;">
<i><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“Untuk kepentingan umum, temasuk
kepentingan bangsa dan Negara serta kepentingan bersama dari rakyat, hak-hak
atas tanah dapat dicabut, dengan memberi ganti kerugian yang layak dan menurut
cara yang diatur dengan Undang-Undang.”</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Jika kita amati bunyi pasal ini, maka memungkinkan negara untuk mencabut
hak atas tanah untuk kepentingan sosial. Ketentuan pencabutan hak ini merupakan
ketentuan yang memungkinkan negara untuk melaksanakan politik dan strategi
pertahanan keamanan. Dalam pencabutan hak atas tanah untuk kepentingan umum
sebagaimana yang kemudian diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1961
tentang Pencabutan Hak-hak Tanah Dan Benda-benda Yang Ada Diatasnya, maka
pencabutan hak dimaksud hanya memungkinkan bilamana ada suatu kepentingan umum
yang benar-benar menghendakinya. Kepentingan ini misalnya untuk pembuatan jalan
raya, Pelabuhan, bangunan untuk industri pertambangan, perumahan dan kesehatan
masyarakat serta lainnya dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p> </o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;">
<b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Perolehan Hak
Atas Tanah Oleh Pemerintah </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Untuk
memperoleh tanah yang akan digunakan untuk kepentingan umum, pemerintah dapat
melakukan 3 (tiga) cara, yaitu Pencabutan hak</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">, </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pembebasan hak</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
dan </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pelepasan hak</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">.
</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Untuk lebih jelas mengenai ketiga cara
perolehan tanah oleh pemerintah diatas, maka berikut ini akan dijabarkan satu
persatu.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in; text-indent: -0.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1. Pencabutan hak </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pencabutan hak diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1961 tentang
Pencabutan Hak-hak Tanah Dan Benda-benda Yang Ada Diatasnya. Pencabutan hak
merupakan wewenang dari Presiden sebagai Kepala Pemerintahan.dan kewenangan ini
tidak dapat dilimpahkan kepada pejabat dibawahnya, sehingga pencabutan hak
harus melalui Keputusan Presiden (Keppres). Menurut Prof. Muchsan, definisi
dari pencabutan hak atas tanah adalah hapusnya hubungan hukum antara tanah
dengan pemengang haknya yang dilakukan secara paksa demi memenuhi kepentingan
umum, dengan pemberian ganti kerugian yang layak.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Jika melihat definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pencabutan hak
atas tanah memiliki 4 (empat) unsur, yaitu:</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-indent: -0.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">a. Harus ada penghapusan hubungan hukum antara tanah
dengan pemegang haknya</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">. </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Wujud konkrit dari penghapusan hak adalah hilangnya hak
dan kewajiban atas tanah.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-indent: -0.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">b. Penghapusan tersebut dilakukan secara paksa</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">.
</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pencabutan adalah perbuatan yang
sepihak, dan dipaksakan tanpa perlu menunggu kesepakatan.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-indent: -0.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">c. Pencabutan dilakukan demi pemenuhan kepentingan umum</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">.
</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Yang dimaksud dengan kepentingan umum
disini, diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1961, yang berbunyi:</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in;">
<i><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“Untuk kepentingan umum, temasuk kepentingan Bangsa dan Negara serta
kepentingan bersama dari rakyat, demikian pula kepentingan pembangunan, maka
Presiden dalam keadaan yang memaksa setelah mendengar Menteri Agraria, Menteri
Kehakiman dan Menteri yang bersangkutan dapat mencabut hak-hak atas tanah dan
benda-benda yang ada diatasnya</span></i><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">”</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Menurut Prof. Muchsan, pengertian kepentingan umum dalam pasal ini bersifat
abstrak karena tidak dapat menjelaskan secara pasti mengenai apa yang dimaksud
dengan kepentingan umum tersebut.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-indent: -0.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">d. Ada ganti kerugian yang layak.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ganti kerugian dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1961, berlandaskan pada 3
(tiga) hal, yaitu:</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.75in; text-indent: -0.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1) Ada panitia pencabutan hak atas tanah yang dibentuk
oleh eksekutif.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.75in; text-indent: -0.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2) Ganti rugi yang layak meliputi harga tanah dan
benda-benda yang ada diatasnya.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.75in; text-indent: -0.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3) Harus ada pemukiman pengganti (Pemukti).</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Untuk dapat melaksanakan pencabutan hak atas tanah, harus melalui berbagai
prosedur yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1961, prosedur
pencabutan tanah terdiri dari:</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-indent: -0.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">a. Pihak yang membutuhkan tanah mengajukan pemohonan
kepada Presiden. Perihal pemohonan diatur dalam Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 1961, yang berbunyi:</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in;">
<i><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“Pemintaan untuk melakukan pencabutan hak atas tanah dan/atau benda
tersebut pada Pasal 1 diajukan oleh yang berkepentingan kepada Presiden dengan
perantaraan Menteri Agraria, melalui Kepala Inspeksi Agraria yang
bersangkutan.”</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sedangkan mengenai syarat-syarat pemohonan, diatur dalam Pasal 2 ayat (2)
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1961, yang berbunyi:</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in;">
<i><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“Pemintaan tersebut ayat (1) pasal ini oleh yang berkepentingan disertai
dengan: a. rencana peruntukannya dan alasan-alasannya, bahwa untuk kepentingan
umum harus dilakukan pencabutan hak itu; b. keterangan tentang nama yang berhak
(jika mungkin) serta letak, luas dan macam hak dari tanah yang akan dicabut
haknya serta benda-benda yang bersangkutan; c. rencana penampungan orang-orang
yang haknya akan dicabut itu dan kalau ada, juga orang-orang yang menggarap
tanah atau menempati rumah yang bersangkutan“</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-indent: -0.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">b. Presiden memerintahkan kepada Kepala Daerah untuk
membentuk Panitia Pencabutan Hak. Sususnan panitia seluruhnya eksekutif yang
terdiri dari Kepala Daerah dan Wakilnya, Kantor Pertanahan, Kantor Pendaftaran
Tanah dan Kepala Desa.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 13.5pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Adapun fungsi dari Panitia Pencabutan Hak adalah sebagi berikut:</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-indent: -0.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">a. Menetapkan pencabutan hak.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-indent: -0.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">b. Menetapkan jumlah ganti kerugian, baik yang berbentuk
uang maupun yang berbentuk tanah.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-indent: -0.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">c. Menampung keberatan yang timbul dari pencabutan hak
atas tanah.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Mengenai keberatan atas pencabutan hak atas tanah dapat mengajukan Gugatan
ke Pengadilan Tinggi untuk pertama dan terakhir kali. Gugatan tersebut bersifat
Perdata karena perbuatannya merupakan Perbuatan Melawan Hukum sesuai dengan
Pasal 1365 <i>Burgelijk Wetboek</i> (BW). Lebih jauh mengenai gugatan terhadap
keberatan yang timbul dari pencabutan hak atas tanah diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 39 Tahun 1973.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 13.5pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Analisis terhadap Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1961 tentang Pencabutan
Hak-Hak Tanah Dan Benda-Benda Yang Ada Diatasnya, menurut Prof. Muchsan.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<ol start="1" style="margin-top: 0in;" type="a">
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list .5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Fomil:</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></li>
</ol>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Secara fomil Undang-Undang ini sudah bagus, karena telah memenuhi
unsur-unsur berikut:</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.75in; text-indent: -0.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1) Disusun dalam bentuk Undang-Undang, yang artinya dalam
hal ini ada proses demokrasi dalam membuat peraturan tersebut.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.75in; text-indent: -0.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2) Kewenangan mencabut ada ditangan Presiden sebagai
Pejabat Tata Usaha Negara tertinggi, artinya obyektifitas dari Undang-Undang
tersebut dapat terjaga.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.75in; text-indent: -0.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3) Dalam rangka pemberian ganti rugi, selain tanah dan
benda-benda yang ada diatasnya masih ada pemukiman pengganti (Pemukti).</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<ol start="2" style="margin-top: 0in;" type="a">
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-list: l3 level1 lfo3; tab-stops: list .5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Materil:</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></li>
</ol>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Secara materil Undang-Undang ini belum dianggap baik untuk dapat melindungi
kepentingan pemegang hak atas tanah, alasannya adalah:</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.75in; text-indent: -0.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1) Didalam kepanitiaan pencabutan hak atas tanah, rakyat
atau pemegang hak atas tanah tidak terwakili.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.75in; text-indent: -0.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2) Semua ganti rugi atas pola ukur pemerintah.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.75in; text-indent: -0.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3) Pengertian kepentingan umum dirumuskan secara abstrak.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in; text-indent: -0.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2. Pembebasan Hak</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Mengenai pembebasan hak diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
15 Tahun 1975. Menurut Prof. Muchsan, definisi dari pembebasan tanah adalah
hapusnya hubungan hukum antara tanah dengan pemegang haknya yang dilakukan
secara musyawarah mufakat, demi pemenuhan kepentingan umum dengan pemberian
ganti rugi yang layak. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan pembebasan hak harus memenuhi 4 (empat) unsur, yaitu:</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-indent: -0.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">a. Ada suatu tindakan yang menghapus hubungan hukum
antara tanah dengan pemiliknya;</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-indent: -0.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">b. Ada musyawarah dan mufakat dalam pengambilan
keputusan;</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Artinya perbuatan pembebasan tanah tidak boleh dipaksakan.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-indent: -0.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">c. Harus ada kepentingan umum;</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-indent: -0.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">d. Harus ada ganti rugi yang layak.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Yang diganti hanya harga tanah saja, benda diatasnya dan pemukiman
pengganti (Pemukti) tidak ada.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Untuk dapat melaksanakan pembebasan hak atas tanah, maka harus melalui
prosedur yang telah ditetapkan. Prosedur pembebasan hak atas tanah meliputi:</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<ol start="1" style="margin-top: 0in;" type="a">
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-list: l4 level1 lfo4; tab-stops: list .5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Harus ada panitia pembebasan hak.
Struktur organisasi dan kewenangannya sama dengan panitia pencabutan hak.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-list: l4 level1 lfo4; tab-stops: list .5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Panitia pembebas hak melakukan
musyawarah dengan pemilik tanah.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-list: l4 level1 lfo4; tab-stops: list .5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Apabila mufakat gagal, kewenangan
terakhir ada pada Gubernur. Dalam hal ini Gubernur dapat melaksanakan prosedur
pencabutan hak atas tanah.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></li>
</ol>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Analisis terhadap Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 1975</span><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">. </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 1975 secara
fomil dan meteril merugikan, karena:</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<ol start="1" style="margin-top: 0in;" type="a">
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-list: l0 level1 lfo5; tab-stops: list .5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bertentangan dengan Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 1961 tentang Pencabutan Hak-Hak Tanah Dan Benda-Benda Yang
Ada Diatasnya;</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-list: l0 level1 lfo5; tab-stops: list .5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Yang memerlukan tanah adalah
eksekutif, tetapi peraturan yang mengatur berbentuk Peraturan Menteri
Dalam Negeri (Pemendagri), sehingga rakyat tidak terlindungi;</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-list: l0 level1 lfo5; tab-stops: list .5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dari segi meteri peraturan bersifat
kontradiktif;</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-list: l0 level1 lfo5; tab-stops: list .5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ganti rugi mengambang;</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-list: l0 level1 lfo5; tab-stops: list .5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Upaya hukum sama sekali tidak
diberikan, sehingga tidak ada perlindungan hukum bagi masyarakat.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></li>
</ol>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in; text-indent: -0.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3. Pelepasan Hak </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 22.5pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Mengenai pelepasan hak atas tanah diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 55
Tahun 1993 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk
Kepentingan Umum. Dalam Keppres ini yang dimaksud dengan Pelepasan atau
penyerahan hak atas tanah adalah kegiatan melepaskan hubungan hukum antara
pemegang hak atas tanah dengan tanah yang dikuasainya dengan memberikan ganti
kerugian atas dasar musyawarah. Kepentingan umum dalam Keppres ini dirumuskan
sebagai kepentingan dari seluruh lapisan masyarakat.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 22.5pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ketentuan tentang pengadaan tanah dalam Keputusan Presiden ini semata-mata
hanya digunakan untuk pemenuhan kebutuhan tanah bagi pelaksanaan pembangunan
untuk kepentingan umum. Cara memperoleh tanah yang diatur dalam Keppres ini
juga bemacam-macam, yaitu dengan cara jual-beli, tukar-menukar, atau cara lain
yang disepakati secara sukarela oleh pihak-pihak yang bersangkutan dan
dilaksanakan bedasarkan prinsip penghomatan terhadap hak atas tanah. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 22.5pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pada Keppres ini, dijelaskan mengenai pembatasan tentang pembangunan apa
saja yang dapat menggunakan prosedur ini, diantaranya untuk:</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-indent: -0.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">a. Jalan umum, saluran pembuangan air; </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-indent: -0.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">b. Waduk, bendungan dan bangunan pengairan lainnya
temasuk saluran irigasi; </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-indent: -0.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">c. Rumah Sakit Umum dan Pusat-pusat Kesehatan Masyarakat;
</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-indent: -0.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">d. Pelabuhan atau bandar udara atau teminal; </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-indent: -0.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">e. Peribadatan; </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-indent: -0.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">f. Pendidikan atau sekolahan; </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-indent: -0.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">g. Pasar Umum atau Pasar Inpres; </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-indent: -0.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">h. Fasilitas pemakaman umum </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-indent: -0.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">i. Fasilitas pemakaman umum Fasilitas keselamatan umum
seperti antara lain tanggul penanggulangan bahaya banjir, lahar dan lain-lain
bencana; </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-indent: -0.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">j. Pos dan telekomunikasi; </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-indent: -0.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">k. Sarana olah raga; </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-indent: -0.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">l. Stasion penyiaran radio, televisi beserta sarana
pendukungnya; </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-indent: -0.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">m. Kantor Pemerintah; </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-indent: -0.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">n. Fasilitas Angkatan Bersenjata Republik Indonesia.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Mengenai panitia pengadaan tanah untuk kepentingan umum, dibentuk oleh
Gubernur Kepala Daerah Tingkat I dan dibentuk juga di setiap Kabupaten dan
Kotamadya Daerah tingkat II. Susunan dari panitia pengadaan tanah untuk
kepentingan umum serta wewenangnya tersebut diatur dalam Pasal 7 dan 8 Keppres
ini.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Musyawarah pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan
umum, dilaksanakan langsung antara pemegang hak atas tanah yang bersangkutan
dan instansi Pemerintah yang memerlukan, yang dipimpin langsung oleh Ketua
Panitia Pengadaan Tanah. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Perihal ganti kerugian dalam rangka pengadaan tanah, diberikan untuk:</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-indent: -0.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">a. hak atas tanah; </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-indent: -0.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">b. bangunan; </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-indent: -0.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">c. tanaman; </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-indent: -0.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">d. benda-benda lain, yang berkaitan dengan tanah.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Adapun bentuk ganti kerugian dalam rangka pengadaan tanah, dapat berupa:</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-indent: -0.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">a. uang; </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-indent: -0.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">b. tanah pengganti; </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-indent: -0.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">c. pemukiman kembali; </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-indent: -0.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">d. gabungan dari dua atau lebih untuk ganti kerugian sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c; dan </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-indent: -0.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">e. bentuk lain yang disetujui oleh pihak-pihak yang
bersangkutan.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bagi penggantian terhadap bidang tanah yang dikuasai dengan hak ulayat
diberikan dalam bentuk pembangunan fasilitas umum atau bentuk lain yang
bemanfaat bagi masyarakat setempat. Dasar dan cara perhitungan ganti kerugian
ditetapkan atas dasar diatur dalam Pasal 15 Keppres ini, yaitu: </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-indent: -0.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">a. harga tanah yang didasarkan atas nilai nyata atau
sebenarnya, dengan memperhatikan nilai jual obyek Pajak Bumi dan Bangunan yang
terakhir untuk tanah yang bersangkutan; </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-indent: -0.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">b. nilai jual bangunan yang ditaksir oleh instansi
Pemerintah Daerah yang bertanggung jawab di bidang bangunan; </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-indent: -0.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">c. nilai jual tanaman yang ditaksir oleh instansi
Pemerintah Daerah yang bertanggung jawab di bidang pertanian. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p> </o:p></span></b></div>
<br />
<div align="left" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: left;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p> </o:p></span></b></div>
<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: center;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Lihat<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Bagian-2<o:p></o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-indent: -0.5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><o:p> </o:p></span></div>
orintonhttp://www.blogger.com/profile/08248265711126309029noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7028012757806737597.post-60829109258236480152013-02-25T11:31:00.002-08:002013-02-25T11:42:39.126-08:00Legal Opnion (1)<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-para-margin-left: 0gd; text-align: center; text-indent: 0in;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">CONTOH LEGAL
OPNION<o:p></o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-para-margin-left: 0gd; text-align: justify; text-indent: 0in;">
<span lang="EN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bersama ini
kami sampaikan Legal Opinion mengenai Perwakilan Asing di Indonesia sebagai
berikut:<o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span lang="EN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kantor Perwakilan Perusahaan Asing adalah kantor perwakilan yang didirikan oleh perusahaan asing atau beberapa perusahaan asing di luar wilayah Indonesia dengan maksud untuk mengurus kepentingan perusahaan atau perusahaan-perusahaan afiliasi di Indonesia dan/atau di negara lain dan/atau mempersiapkan pendirian dan pengembangan usaha perusahaan penanaman modal asing di Indonesia dan/atau di negara lain <b>Pasal 1 Keputusan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 22/SK/2001 Tahun 2001 tentang Ketentuan Pelaksanaan Keputusan Presiden Nomor 90 Tahun 2000 tentang Kantor Perwakilan Perusahaan Asing</b>). Jadi, <span style="color: black;">kegiatan Kantor Perwakilan asing ini hanya semata-mata melakukan pengurusan atas kepentingan perusahaannya di luar negeri tanpa diperbolehkan melakukan kegiatan yang bersifat ekonomis</span> </span><span lang="EN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Permohonan
mendapatkan izin untuk kantor perwakilan perusahaan asing (“KPPA”) dan
perorangan warga negara asing yang bekerja untuk kantor tersebut, diajukan
kepada Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (“BKPM”). Pendiriannya tunduk
pada <b>Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 12 Tahun 2009
tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman Modal (“Perka BKPM No.
12/2009”)</b>. </span><span lang="EN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pendaftaran
diajukan pada BKPM dengan mengisi formulir Model KPPA sebagaimana diatur dalam
Perka BKPM No. 12/2009 tersebut. Dokumen yang perlu dilampirkan adalah:<o:p></o:p></span></div>
<ol>
<li><div style="text-align: justify;">
<span lang="EN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Anggaran Dasar dari perusahaan asing yang akan diwakili<o:p></o:p></span></div>
</li>
<li><div style="text-align: justify;">
<span lang="EN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Surat penunjukan dari perusahaan asing yang akan diwakili<o:p></o:p></span></div>
</li>
<li><div style="text-align: justify;">
<span lang="EN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> Fotokopi paspor (untuk WNA) atau KTP (untuk WNI) yang akan menjadi <i>Representative Executive</i><o:p></o:p></span></div>
</li>
<li><div style="text-align: justify;">
<span lang="EN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Surat pernyataan mengenai kesediaan untuk tinggal dan bekerja sebagai <i>Representative Executive</i> saja, tidak melakukan bisnis lainnya. <o:p></o:p></span></div>
</li>
<li><div style="text-align: justify;">
<span lang="EN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Surat kuasa, jika permohonan bukan diajukan oleh manajemen perusahaan asing tersebut<o:p></o:p></span></div>
</li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
<span lang="EN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ada juga perwakilan perusahaan
perdagangan asing yang izinnya diajukan ke Departemen Perdagangan.
Perwakilan perusahaan perdagangan asing yang izinnya diajukan ke
Departemen Perdagangan adalah perorangan Warga Negara Indonesia atau Warga
Negara Asing yang ditunjuk oleh Perusahaan Asing atau Gabungan Perusahaan
Asing di luar negeri sebagai perwakilannya di Indonesia. Perwakilan
Perusahaan Perdagangan Asing di Indonesia dapat berbentuk Agen Penjualan (<i>Selling
Agent</i>) dan/atau Agen Pabrik (<i>Manufactures Agent</i>) dan/atau Agen
Pembelian (<i>Buying Agent</i>) (<b>Pasal 2 Peraturan Menteri Perdagangan
No.: 10/M-DAG/PER/3/2006 tentang Ketentuan dan Tata Cara Penerbitan Surat
Izin Usaha Perwakilan Perusahaan Perdagangan Asing/”Permendag 10/2006”</b>).
Perwakilan perusahaan perdagangan perusahaan asing dapat melakukan
aktivitas-aktivitas berikut di Indonesia:<o:p></o:p></span></div>
<ol>
<li><div style="text-align: justify;">
<span lang="EN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;"><span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="EN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Melakukan kegiatan memperkenalkan, mempromosikan dan memajukan pemasaran barang-barang yang dihasilkan oleh Perusahaan Asing atau Gabungan Perusahaan Asing di luar negeri yang menunjuknya, serta memberikan keterangan-keterangan atau petunjuk-petunjuk bagi penggunaan dan pengimporan barang kepada perusahaan/pemakai di dalam negeri;<o:p></o:p></span></div>
</li>
<li><div style="text-align: justify;">
<span lang="EN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Melakukan penelitian pasar dan pengawasan penjualan di dalam negeri dalam rangka pemasaran barang dari Perusahaan Asing atau Gabungan Perusahaan Asing di luar negeri yang menunjuknya; </span></div>
</li>
<li><div style="text-align: justify;">
<span lang="EN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Melakukan
penelitian pasar atas barang-barang yang dibutuhkan oleh Perusahaan Asing atau
Gabungan Perusahaan Asing di luar negeri yang menunjuknya dan menghubungkan
serta memberikan keterangan-keterangan dan petunjuk-petunjuk tentang
syarat-syarat pengeksporan barang kepada perusahaan di dalam negeri;</span></div>
</li>
<li><div style="text-align: justify;">
<span lang="EN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;"><span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="EN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Menutup kontrak
untuk dan atas nama perusahaan yang menunjuknya dengan perusahaan di dalam
negeri dalam rangka ekspor.<o:p></o:p></span></div>
</li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
<span lang="EN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Izin untuk
perwakilan perusahaan perdagangan asing disebut dengan <b>Surat Izin Usaha
Perwakilan Perusahaan Perdagangan Asing (“SIUP3A”)</b>. SIUP3A diberikan kepada
Penanggungjawab/Kepala Kantor Pusat/Kepala Kantor Cabang Perwakilan Perusahaan
Perdagangan Asing atas nama perusahaan.<o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span lang="EN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Permohonan
untuk memperoleh SIUP3A diajukan secara tertulis oleh Kepala Kantor Pusat atau
Kantor Cabang Perwakilan Perusahaan Perdagangan Asing atau kuasa yang ditunjuk
kepada Direktur Bina Usaha dan Pendaftaran Perusahaan. Permohonan tersebut
dibuat dan ditandatangani oleh pemohon di atas kertas bermeterai cukup. Dokumen
yang perlu dilampirkan adalah:<o:p></o:p></span></div>
<ol>
<li><span lang="EN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Surat Permohonan dari Kantor Pusat atau Kantor Cabang;<o:p></o:p></span></li>
<li><span lang="EN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Mengisi Daftar Isian Permohonan dengan benar diberi materai secukupnya; <o:p></o:p></span></li>
<li><span lang="EN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Asli Surat Persetujuan Sementara Penunjukan Perwakilan Perusahaan Perdagangan Asing;<o:p></o:p></span></li>
<li><span lang="EN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Surat Penunjukan (<i>Letter of Appointment</i>);<o:p></o:p></span></li>
<li><span lang="EN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Copy Izin Mempekerjakan Tenaga kerja Asing (IMTA) untuk Tenaga Kerja Asing (TKA); <o:p></o:p></span></li>
<li><span lang="EN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Surat Keterangan domisili dari Kelurahan setempat atau surat keterangan ruang kantor dari pengelola Gedung;<o:p></o:p></span></li>
<li><span lang="EN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pas Photo ukuran 4 x 6 cm sebanyak 2 lembar (berwarna);<o:p></o:p></span></li>
<li><span lang="EN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Copy Bukti Pembayaran Uang Jaminan: </span><span lang="EN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Untuk Kepala Perwakilan WNA Rp. 5.000.000,-; </span><span lang="EN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Untuk Kepala Perwakilan WNI Rp. 1.000.000,-.<o:p></o:p></span></li>
<li><span lang="EN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Demikian kami sampaikan berkenaan dengan perwakilan asing di Indonesia. <o:p></o:p></span></li>
</ol>
<span lang="EN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">_________________________</span><br />
<span lang="EN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Orinton Purba SH & Partners</span><br />
<span lang="EN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Email:orinton.lawyer@gmail.com</span><br />
<span lang="EN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Mobile: 0812 1316 0855</span><br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-para-margin-left: 0gd; text-indent: 0in;">
<span lang="EN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p> </o:p></span></div>
orintonhttp://www.blogger.com/profile/08248265711126309029noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7028012757806737597.post-77714466885244749992013-02-21T22:57:00.005-08:002013-02-21T22:57:56.277-08:00Hukum Jaminan (1)
<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: center;">
<b><span style="border: 1pt windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; padding: 0in;">JAMINAN DALAM KUHPERDATA<o:p></o:p></span></b></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="border: 1pt windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; padding: 0in;">(Orinton Purba)<o:p></o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="border: 1pt windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; padding: 0in;">Dalam KUHPerdata jaminan merupakan hak kebendaan dan merupakan
bagian dari hk benda yang diatur dalam Buku II KUHPerdata. Dilihat dari
sistematika KUHPerdata maka seolah-olah hukum jaminan hanya merupakan <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>jaminan kebendaan saja, karena<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>pengaturan jaminan kebendaan terdapat dalam
buku II tentang benda, sedangkan <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>perjanjian jaminan perorangan (personal
guaranty) seperti perjanjian penangungan (borgtocht) di dalam KUHPerdata
merupakan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>salah satu jenis perjanjian yg
diatur dalam buku III tentang perikatan. Sebenarnya baik perjanjian jaminan
kebendaan maupun jaminan perorangan<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>keduanya timbul dari perjanjian, hanya dalam sistematika KUHPerdata
dipisahkan letaknya, maka seakan-akan <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>hanya jaminan kebendaan yg merupakan obyek
hukum jaminan.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<b><span style="border: 1pt windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; padding: 0in;">Menurut <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>KUHPerdata Jaminan
terbagi dua yaitu </span></b><span style="border: 1pt windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; padding: 0in;">Jaminan Umum Dan Jaminan Khusus.<b>
</b>Dasar<b> Hukum <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Jaminan UMUM </b>adalah
Pasal 1131 BW. <b>m</b>enetapkan bahwa segala <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>kebendaan si berutang (debitor) baik yg
bergerak maupun yg baru akan ada dikemudian hari, menjadi tanggungan untuk sgl
perikatannya perseorangan.<b> Dari </b>rumusan tsb dapat <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>disimpulkan bahwa kekayaan seorang dijadikan
JAMINAN untuk semua kewajibannya, yaitu semua utangnya. Dalam hukum Jerman ini
disebut Haftung.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="border: 1pt windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; padding: 0in;">Dasar hukum <span style="mso-bidi-font-weight: bold;">Jaminan Khusus</span>
adalah Pasal 1133 dan Ps. 1134 BW.<b> </b><span style="mso-bidi-font-weight: bold;">Jaminan Umum Adalah<b> : </b></span>Jaminan yg lahir karena ketentuan UU<b>.
</b>Misalnya Si Hasan pinjam uang kepada Si Janu sebesar Rp. 100.000 untuk
membayar KAS. Jaminan Khusus adalah<b> </b>Jaminan yang lahir karena
diperjanjikan.<b> </b>Misalnya : Pak roni seorang pengusaha di bidang garmen
meminjam uang kepada Bank BCA sebesar RP. 1 miliar dengan jaminan rumah dan
tanah yg ia miliki. (Hak Tanggungan).<b><o:p></o:p></b></span></div>
<br />
<div>
<b>JAMINAN kEBENDAAN</b> </div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="border: 1pt windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; padding: 0in;">Yg dimaksud dengan jaminan kebendaan adalah adanya benda tertentu
yang diikat secara khusus. Misalnya : Pak wisnu pinjam uang ke BANK Mandiri dengan
<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>jaminan sertifikat hak atas tanahnya yang
luas 2000 m2 (Hak Tanggungan). Sedangkan Jaminan perorangan adalah adanya
kesanggupan pihak ke tiga untuk memenuhi kewajiban (utang) debitur apabila
debitur wanprestasi.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="border: 1pt windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; padding: 0in;">Contoh
Jaminan Perorangan:</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="border: 1pt windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; padding: 0in;">Bu Aminah seorang dosen Fakultas Hukum meminjam uang sebesar Rp.
30 juta dengan jaminan Rektornya Si ani seorang buruh pabrik meminjam uang pada
Bank Mandiri sebesar 5 juta yang menjamin adalah Direkturnya. Jadi dalam hukum<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>jaminan perorangan harus ada hubungan antara
si peminjam dengan si penjamin yaitu hubungan antara atasan dan bawahan dan
hubungan antara buruh dan majikan. Istilah jaminan perorangan berasal dari kata
borgtocht, dan ada juga yang menyebutkan dengan istilah jaminan imateriil.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Pengertian jaminan perorangan menurut Sri
Soedewi Masjchoen Sofwan, mengartikan jaminan imateriil (perorangan) adalah: “Jaminan
yang menimbulkan hubungan langsung pada perorangan tertentu, hanya dapat
dipertahankan terhadap debitur tertentu, terhadap harta kekayaan debitur
umumnya”. <o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="border: 1pt windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; padding: 0in;">Unsur jaminan perorangan, yaitu: (1). mempunyai hubungan langsung
pada orang tertentu;<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>(2). hanya dapat
dipertahankan terhadap debitur tertentu; dan terhadap harta kekayaan deitur umumnya.<a href="https://www.blogger.com/null" name="more"></a> Soebekti mengartikan jaminan perorangan adalah: “Suatu
perjanjian antara seorang berpiutang (kreditur) dengan seorang ketiga, yang
menjamin dipenuhinya kewajiban si berhutang (debitur). Ia bahkan dapat diadakan
di luar (tanpa) si berhutang tersebut”. Menurut Soebekti juga, bahwa maksud
adanya jaminan ini adalah untuk pemenuhan kewajiban si berhutang, yang dijamin
pemenuhannya seluruhnya atau sampai suatu bagian tertentu, harta benda si
penanggung (penjamin) dapat disita dan dilelang menurut ketentuan perihal
pelaksanaan eksekusi putusan pengadilan.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Jenis-Jenis Jaminan Perorangan<o:p></o:p></b><ul>
<li>
<span style="border: 1pt windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; padding: 0in;">Jaminan penanggungan (borgtocht) adalah kesanggupan pihak ketiga untuk menjamin debitur .<o:p></o:p></span></li>
<li><span style="border: 1pt windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; padding: 0in;">Jaminan garansi (garansi bank) (Pasal 1316 KUH Perdata), yaitu bertanggung jawab guna kepentingan pihak ketiga.<o:p></o:p></span></li>
<li><span style="border: 1pt windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; padding: 0in;">Jaminan Perusahaan<o:p></o:p></span></li>
</ul>
<span style="border: 1pt windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; padding: 0in;">Dari jenis jaminan perorangan tersebut, maka dalam sub-sub bab
berikut ini hanya disajikan yang berkaitan dengan penanggungan utang dan
garansi bank. <o:p></o:p></span><br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Penanggungan Utang<o:p></o:p></b><div style="text-align: justify;">
<span style="border: 1pt windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; padding: 0in;">Perjanjian penanggungan utang diatur dalam Pasal 1820 sampai
dengan Pasal 1850 KUH Perdata. Yang diartikan dengan penanggungan adalah:
“Suatu perjanjian, di mana pihak ketiga, demi kepentingan kreditur, mengikatkan
dirinya untuk memenuhi perikatan debitur, bila debitur itu tidak memenuhi perikatannya”
(Pasal 1820 KUH Perdata).<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="border: 1pt windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; padding: 0in;">Apabila diperhatikan definisi tersebut, maka jelaslah bahwa ada
tiga pihak yang terkait dalam perjanjian penanggungan utang, yaitu pihak
kreditur, debitur, dan pihak ketiga. Kreditur di sini berkedudukan sebagai
pemberi kredit atau orang berpiutang, sedangkan debitur adalah orang yang
mendapat pinjaman uang atau kredit dari kreditur. Pihak ketiga adalah orang
yang akan menjadi penanggung utang debitur kepada kreditur, manakala debitur
tidak memenuhi prestasinya. Alasan adanya perjanjian penanggungan ini antara
lain karena si penanggung mempunyai persamaan kepentingan ekonomi dalam usaha
dari peminjam (ada hubungan kepentingan antara penjamin dan peminjam), misalnya
si penjamin sebagai direktur perusahaan selaku pemegang seham terbanyak dari
perusahaan tersebut secara pribadi ikut menjamin hutang-hutang perusahaan
tersebut dan kedua perusahaan induk ikut menjamin hutang perusahaan cabang. Sifat
perjanjian penanggungan utang adalah bersifat accesoir (tambahan), sedangkan
perjanjian pokoknya adalah perjanjian kredit atau perjanjian pinjam uang antara
debitur dengan kreditur.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Akibat-akibat Penanggungan antara
Kreditur dan Penanggung<o:p></o:p></b><div style="text-align: justify;">
<span style="border: 1pt windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; padding: 0in;">Pada prinsipnya, penanggung utang tidak wajib membayar utang
debitur kepada kreditur, kecuali jika debitur lalai membayar utangnya. Untuk
membayar utang debitur tersebut, maka barang kepunyaan debitur harus disita dan
dijual terlebih dahulu untuk melunasi utangnya (Pasal 1831 KUH Pedata).
Penanggungan tidak dapat menuntut supaya barang milik debitur lebih dahulu
disita dan dijual untuk melunasi utangnya jika:<o:p></o:p></span></div>
<ul>
<li>
<span style="border: 1pt windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; padding: 0in;">Ia (penanggung utang) telah melepasakan hak istimewanya untuk menuntut barang-barang debitur lebih dahulu disita dan dijual;<o:p></o:p></span></li>
<li><span style="border: 1pt windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; padding: 0in;">Ia telah mengikatkan dirinya bersama-sama dengan debitur utama secara tanggung menanggung; dalam hal itu akibat-akibat perikatannya diatur menurut asas-asas utang-utang tanggung menanggung;<o:p></o:p></span></li>
<li><span style="border: 1pt windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; padding: 0in;">Debitur dapat mengajukan suatu eksepsi yang hanya mengenai dirinya sendiri secara pribadi;<o:p></o:p></span></li>
<li><span style="border: 1pt windowtext; font-family: Symbol; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-font-family: Symbol; padding: 0in;"><span style="mso-list: Ignore;"><span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="border: 1pt windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; padding: 0in;">Debitur dalam keadaan pailit; dan<o:p></o:p></span></li>
<li><span style="border: 1pt windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; padding: 0in;">Dalam hal penanggungan yang diperintahkan hakim (Pasal 1832 KUH Perdata).<o:p></o:p></span></li>
</ul>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="border: 1pt windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; padding: 0in;">Akibat-akibat Penanggungan antara Debitur dan Penanggung dan
antara Para Penanggung Hubungan hukum antara penanggung dengan debitur utama
adalah erat kaitannya dengan telah dilakukannya pembayaran hutang debitur
kepada kreditur. Untuk itu, pihak penanggung menuntut kepada debitur supaya
membayar apa yang telah dilakukan oleh penanggung kepada kreditur. Di samping
penanggungan utang juga berhak untuk menuntut: Pokok dan bunga; Pengantian
biaya, kerugian, dan bunga. Di samping itu, penanggung juga dapat menuntut
debitur untuk diberikan ganti rugi atau untuk dibebaskan dari suatu perikatan,
bahkan sebelum ia membayar utangnya:<o:p></o:p></span></div>
<ul>
<li>
<span style="border: 1pt windowtext; font-family: Symbol; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-font-family: Symbol; padding: 0in;"><span style="mso-list: Ignore;"><span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="border: 1pt windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; padding: 0in;">Bila ia digugat di muka hakim untuk membayar;<o:p></o:p></span></li>
<li><span style="border: 1pt windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; padding: 0in;">Bila debitur berjanji untuk membebaskannya dari penanggungannya pada suatu waktu tertentu;<o:p></o:p></span></li>
<li><span style="border: 1pt windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; padding: 0in;">Bila utangnya sudah dapat ditagih karena lewatnya jangka waktu yang telah ditetapkan untuk pembayarannya;<o:p></o:p></span></li>
<li><span style="border: 1pt windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; padding: 0in;">Setelah lewat sepuluh tahun, jika perikatan pokok tidak mengandung suatu jangka waktu tertentu untuk pengakhirannya, kecuali bila perikatan pokok sedemikian sifatnya, sehingga tidak dapat diakhir sebelum lewat waktu tertentu.<o:p></o:p></span></li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
<span style="border: 1pt windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; padding: 0in;">Hubungan antara para penanggung dengan debitur disajikan berikut
ini. Jika berbagai orang telah mengikatkan dirinya sebagai penanggung untuk
seorang debitur dan untuk utang yang sama, maka penanggung yang melunasi
hutangnya berhak untuk menuntut kepada penanggung yang lainnya, masing-masing
untuk bagiannya.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Hapusnya Penanggungan Utang<o:p></o:p></b><div style="text-align: justify;">
<span style="border: 1pt windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; padding: 0in;">Hapusnya penanggungan utang diatur dalam Pasal 1845 sampai dengan
Pasal 1850 KUH Perdata. Di dalam Pasal 1845 KUH Perdata disebutkan bahwa
perikatan yang timbul karena penanggungan, hapus karena sebab-sebab yang sama
dengan yang menyebabkan berakhirnya perikatan lainnya. Pasal ini menunjuk kepada
Pasal 1381, Pasal 1408, Pasal 1424, Pasal 1420, <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Pasal 1437, Pasal 1442, Pasal 1574, Pasal
1846, Pasal 1938, dan Pasal 1984 KUH Perdata. <o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="border: 1pt windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; padding: 0in;">Di dalam Pasal 1381 KUH Perdata ditentukan 10 (sepuluh) cara
berakhirnya perjanjian penanggungan utang, yaitu pembayaran; penawaran
pembayaran tunai; diikuti dengan penyimpanan atau penitipan; pembaruan utang;
kompensasi; pencampuran utang; pembebasan utang; musnahnya barang yang
terutang; kebatalan atau pembatalan; dan berlakunya syarat pembatalan. <o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p> </o:p></span></div>
</div>
</div>
</div>
</div>
orintonhttp://www.blogger.com/profile/08248265711126309029noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-7028012757806737597.post-47399810287000689862013-02-18T10:06:00.000-08:002013-02-18T10:06:23.449-08:00Syarat Pendirian PT
<br />
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: #373737; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">DOKUMEN
UNTUK <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>PENDIRIAN PT<o:p></o:p></span></b></div>
<br />
<ol start="1" style="margin-top: 0in;" type="1">
<li class="MsoNormal" style="background: white; color: #373737; line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; mso-list: l1 level1 lfo2;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Copy KTP para pemegang saham
dan pengurus, minimal 2 orang<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="background: white; color: #373737; line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; mso-list: l1 level1 lfo2;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Copy KK penanggung jawab /
Direktur<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="background: white; color: #373737; line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; mso-list: l1 level1 lfo2;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Nomor NPWP Penanggung jawab<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="background: white; color: #373737; line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; mso-list: l1 level1 lfo2;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pas photo penanggung jawab
ukuran 3X4 = 2 lbr berwarna<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="background: white; color: #373737; line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; mso-list: l1 level1 lfo2;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Copy Surat Kontrak/Sewa Kantor
atau bukti kepemilikan tempat usaha<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="background: white; color: #373737; line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; mso-list: l1 level1 lfo2;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Surat Keterangan Domisili dari
pengelola Gedung jika berdomisili di Gedung Perkantoran<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="background: white; color: #373737; line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; mso-list: l1 level1 lfo2;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Surat Keterangan RT / RW (jika
dibutuhkan, untuk perusahaan yang berdomisili di lingkungan perumahan)
khusus luar jakarta<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="background: white; color: #373737; line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; mso-list: l1 level1 lfo2;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kantor berada di Wilayah Perkantoran/Plaza,
atau Ruko, atau tidak berada di wilayah pemukiman.</span></li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: #373737; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Syarat
Pendirian PT berdasarkan UU No. 40/2007:</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt 48.35pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -0.25in;">
<span style="color: #373737; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: #373737; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pendiri minimal 2 orang atau lebih (Pasa 7(1))</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt 48.35pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -0.25in;">
<span style="color: #373737; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: #373737; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Akta Notaris yang berbahasa Indonesia</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt 48.35pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -0.25in;">
<span style="color: #373737; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: #373737; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Setiap pendiri harus mengambil bagian atas
saham, kecuali dalam rangka peleburan (Pasal <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>7 ayat 2 & ayat 3)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt 48.35pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -0.25in;">
<span style="color: #373737; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">4.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: #373737; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Akta pendirian harus disahkan oleh Menteri
kehakiman dan diumumkan dalam BNRI (Pasal 7 ayat 4)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt 48.35pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -0.25in;">
<span style="color: #373737; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">5.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: #373737; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Modal dasar minimal Rp. 50 juta dan modal
disetor minimal 25% dari modal dasar (ps. 32, Pasal 33)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt 48.35pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -0.25in;">
<span style="color: #373737; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">6.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: #373737; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Minimal 1 orang direktur dan 1 orang komisaris
(Pasal 92 ayat 3 & Pasal <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>108 ayat 3)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt 48.35pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -0.25in;">
<span style="color: #373737; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">7.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: #373737; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pemegang saham harus WNI atau Badan </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><a href="http://perusahaan.web.id/download/uu-no-402007.html"><span style="color: windowtext; text-decoration: none; text-underline: none;">Hukum</span></a><span style="color: #373737;"> yang didirikan menurut hukum Indonesia, kecuali PT. PMA<o:p></o:p></span></span></div>
orintonhttp://www.blogger.com/profile/08248265711126309029noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7028012757806737597.post-21401918500750004702013-02-15T23:50:00.001-08:002013-02-15T23:50:20.980-08:00Sosiologi Hukum (2)
<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">KESETARAAN
GENDER DAN KEKERASAN<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></b></div>
<div style="text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">RUMAH TANGGA
DITINJAU DARI SOSIOLOGI HUKUM <o:p></o:p></span></b></div>
<div style="text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">(Orinton Purba)<o:p></o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Pengantar<o:p></o:p></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA)
mengungkapkan kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dalam tiga tahun
terakhir mengalami peningkatan. Bahkan, kasus kekerasan terhadap anak yang
bermasalah dengan hukum juga meningkat. Dalam data yang ada, pada 2009 kasus
KDRT yang berhasil dicatat KPPPA berdasar pada data Kepolisian sebanyak 143.586
kasus. Pada 2010 berjumlah 105.103 kasus. Memasuki 2011, kasus yang ada
sebanyak 119.107. Sementara pada kasus anak bermasalah dengan hukum juga
menunjukkan jumlah serupa. Pada 2007, sebanyak 3.145 kasus terjadi. Jumlah
tersebut mengalami peningkatan pada 2008 dan 2008. "2008 sebanyak 3.380 dan
pada 2009 sekitar 4.213," Selain itu, lanjut dia, berdasarkan data dari
Kementerian Hukum dan HAM 2008, yakni Ditjen Pemasyarakatan, tercatat sebanyak
5.360 narapidana adalah anak-anak. Jumlah tersebut juga mengalami peningkatan
pada 2010 yang menjadi 6.308. Pada data tersebut, kekerasan yang terjadi adalah
seputar fisik, psikis, dan ekspolitasi. Menurut dia, meingkatkanya kasus yang
ada masih dikarenakan persoalan ekonomi. Selain itu, ada juga persoalan sosial
budaya masyarakat yang mensubordinasikan perempuan dan anak.Tak hanya itu,
sambung dia, permasalahan mengenai produk perundang-undangan yang masih banyak
bias gender dan bersifat diskriminatif juga menjadi salah satu penyebab. Karena
itu, pihaknya berharap agar para hakim dapat memutus setiap perkara KDRT dan
anak dengan seadil-adilnya (http://www.republika.co.id/berita/nasional)<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Isu penindasan terhadap wanita terus menerus menjadi
perbincangan hangat. Salah satunya adalah kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Perjuangan
penghapusan KDRT nyaring disuarakan organisasi, kelompok atau bahkan negara
yang meratifikasi konvensi mengenai penghapusan segala bentuk diskriminasi
terhadap perempuan (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Convention on the
Elimination of All Form of Discrimination</i>/CEDAW) melalui Undang-undang No 7
tahun 1984. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Konvensi Internasional
lainnya yang mendukung penghapusan diskriminasi terhadap perempuan antara lain;
<i style="mso-bidi-font-style: normal;">pertama, </i></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN;">Pada tahun 1994, di Kairo diselenggarakan Konferensi Dunia tentang
Kependudukan dan Pembangunan.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Dalam
deklarasi ini secara tegas dinyatakan perlunya meningkatkan kesetaraan gender,
keadilan gender dalam pembangunan,<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>dan
melibatkan perempuan pembangunan masyarakat, ekonomi, kehidupan politik dan
sosial baik di level nasional, daerah dan internasional, termasuk penghapusan
segala bentuk diskriminasi berdasarkan jenis kelamin. </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Kedua</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">, </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN;">Pada tahun 1995, di kota Beijing,<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>China diselenggarakan Konferensi Perempuan
Sedunia. Hasil-hasil Deklarasi ini<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>dituangkan dalam Rencana Aksi Beijing<i> </i>(BPfA) yang memuat 12
wilayah kritis yang perlu mendapat perhatian yakni</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">: </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN;">kemiskinan, pendidikan dan pelatihan, kesehatan,
kekerasan terhadap perempuan, konflik bersenjata, ekonomi, pengambilan
keputusan, mekanisme kelembagaan untuk kemajuan perempuan, hak-hak </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN;">asasi perempuan,
media massa, lingkungan serta </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN;">anak-anak perempuan.</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Ketiga, </span></i><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN;">Pada Tahun
2000, pada KTT Millenium ditetapkan Kesepakatan ”<i>Millenium Development
Goals”</i> atau sasaran pembangunan milenium. Ada delapan (8) tujuan MDGs yang
terkait satu sama lain, </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">yaitu:<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>(1). </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN;">Menghapuskan
kemiskinan dan kelaparan dengan target menurunkan proporsi penduduk yang
tingkat pendapatannya di bawah 1 dollar per hari menjadi setengahnya antara
1990-2015. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">(2).
</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN;">Mencapai pendidikan dasar bagi semua dengan target
menjamin semua anak perempuan dan laki-laki menyelesaikan jenjang pendidikan dasar
(SD dan SMP). </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">(3).
</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN;">Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan
dengan target menghilangkan ketimpangan gender</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">, (4). </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN;">Menurunkan angka kematian anak</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">, (5). </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN;">Meningkatkan kesehatan ibu dengan target menurunkan angka kematian ibu ,</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> (6). </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN;">Memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit lain dengan
target mengendalikan penyebaran HIV/AIDS</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">, (7). </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN;">Memastikan kelestarian lingkungan hidup dengan target memadukan prinsip
pembangunan berlanjutkan</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">,
(8). </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN;">Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan dengan
target </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">yaitu</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN;"> mengembangkan lebih lanjut sistem perdagangan dan
keuangan yang terbuka,</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">m</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN;">enangani kebutuhan khusus negara-negara miskin</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">, </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN;">mengenai kebutuhan khusus negara-negara tanpa pantai
serta negara-negara kepulauan kecil, </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">p</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN;">enanganan
secara komprehensif persoalan hutang negara-negara berkembang melalui
upaya-upaya nasional maupun internasional agar dapat berkelanjutan dalam jangka
panjang. bekerjasama dengan negara berkembang untuk menerapkan strategi
pengembangan pekerjaan produktif dan layak bagi kaum muda, bekerjasama dengan
perusahaan farmasi, menyediakan akses kepada obat-obat esensial yang terjangkau
bagi negara berkembang, bekerja sama dengan pihak swasta untuk memastikan
pernyebaran keuntungan teknologi baru</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">.<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><o:p></o:p></i></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Juga berdasarkan <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Deklarasi Penghapusan Kekerasan Terhadap
Perempuan yang dilahirkan PBB tanggal 20 Desember 1993 dan telah diratifikasi
oleh pemerintah Indonesia. Bahkan di Indonesia telah disahkan Undang-undang No
23 Tahun 2004 tentang ‘Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga’.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Negara Indonesia sendiri telah mengenal bentuk-bentuk tindak kekerasan
terhadap perempuan dari dimulainya sejarah ditulis di negeri ini. Bentuk-bentuk
seperti kawin paksa, poligami, perceraian secara sepihak tanpa mempertimbangkan
keadilan bagi isteri dan anak, tindak pemukulan dan penganiayaan, dan
bentuk-bentuk kesewenangan lain terhadap perempuan merupakan contoh yang tidak
sulit untuk ditemukan pada masyarakat Indonesia.<br />
Tindak kekerasan ini terjadi dalam seluruh aspek hubungan antara manusia, yaitu
dalam hubungan keluarga dan dengan orang-orang terdekat lainnya (relasi
personal), dalam hubungan kerja, maupun dalam menjalankan hubungan sosial
kemasyarakatan secara umum. Kekerasan yang dialami oleh perempuan ini sangat
banyak pula bentuknya, baik yang bersifat psikologis, fisik, seksual, ekonomis,
budaya dan keagamaan, hingga yang merupakan bagian dari sebuah sistem
pengorganisasian lintas negara.Berkaitan dengan maraknya kekerasan terhadap
perempuan yang terjadi secara khusus dalam lingkungan rumah tangga dan terjadi
dalam berbagai bentuk kekerasan ini, dengan korban kekerasan yang kebanyakan berkelamin
perempuan, maka berkembang pula istilah gender, kesetaraan gender, keadilan
gender <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>dan pengarusutamaan gender yang diasosiasikan
untuk mengatasi kekerasan dalam rumah tangga. Gender tidak mengacu pada
perbedaan biologis antara perempuan dan lakilaki melainkan hubungan ideologis
dan materil antara kedua kelompok jenis kelamin tersebut dengan menggunakan
terminologi ‘maskulin’ dan feminin’. Setiap masyarakat dan kebudayaan memiliki
karakteristik emosional dan psikologis tertentu tentang laki-laki dan perempuan
dan oleh karena itu setiap individu diharapkan mampu menjalankan hidupnya
berdasarkan karakter feminin dan maskulin dan berprilaku berdasarkan karakter
tersebut)”<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Rumusan Permasalahan<o:p></o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Beberapa propagandis anti Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>beranggapan bahwa KDRT adalah masalah gender,
yakni disebabkan adanya ketidak-adilan gender. Adanya subordinasi perempuan
telah menempatkan mereka sebagai korban kekerasan oleh pria. Hal demikian
hamper terjadi bagi setiap suku di Indonesia. Oleh sebab itu, makalah ini akan
membahas mengenai, apa yang dimaksud dengan konsep Gender, apa yang menjadi
dasar hukumnya, dan juga faktor-faktor yang menyebabkan kekerasan rumah tangga
di Indonesia. Tulisan ini <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>juga ingin
mengupas apakah hukum, dalam hal ini UU KDRT, dapat dijadikan alat untuk
mengubah masyarakat ke arah keadaan yang lebih baik, dalam hal ini menghapuskan
atau setidaknya meminimalisir kasus-kasus KDRT, sebagaimana dalil yang diungkapkan
oleh Roscoe Pound dalam <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Sociological
Jurisprudence</i>, bahwa hukum dapat dipergunakan sebagai alat rekayasa sosial.
<o:p></o:p></span></div>
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;"><br clear="all" style="mso-special-character: line-break; page-break-before: always;" />
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">LANDASAN TEORI<o:p></o:p></span></b></div>
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Ada
beberapa yang dimunculkan oleh para ilmuan mengenai kesetaraan gender, antara
lain:<o:p></o:p></span><br />
<br />
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Teori
<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Nurture</i> –</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> Menurut teori
ini bahwa perbedaan antara perempuan dan laki-laki pada hakikatnya adalah hasil
konstruksi sosial budaya yang mengakibatkan terjadinya peran, tugas dan
tanggungjawab antara laki-laki dan perempuan. Konstruksi sosial selalu
memposisikan perempuan dan laki-laki pada status yang berbeda. Laki-laki
diidentikkan dengan kelas bourjuis (bangsawan) dan perempuan sebagai proletar
(budak atau tertindas). Paham ini memperjuangkan kesamaan proporsional (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">perfect equality</i>) dalam segala aktivitas
masyarakat seperti pada eksekutif, legislatif, usahawan, politikus dan berbagai
profesi.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Teori
Nature ( Alamiah)</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">
– Teori ini menerangkan perbedaan sosiopolitis antara laki-laki dan perempuan
dengan menggunakan pendekatan biologis dan teologis, yang diindikasikan dengan
adanya peran dan tugas yang berbeda secara kodrat. Manusia, baik laki-laki
maupun perempuan memiliki perbedaan kodrat sesuai dengan fungsinya
masing-masing. Kemudian hal ini muncul dalam hubungan antara laki-laki dan
perempuan, khususnya dalam pembagian tugas dan tanggungjawab (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">division of labor</i>) baik dalam keluarga
maupun masyarakat. Sebagaimana yang diajarkan oleh Socrates dan Plato, teori
ini bersifat statis karena secara kategoris tidak memberikan perubahan
pandangan mengenai struktur hubungan antara laki-laki dan perempuan yang
menunjukkan ciri-ciri kekekalan dan universal dari perempuan,yang tidak
memberikan peluang bagi kesetaraan antara perempuan dan laki-laki dalam
menjalankan fungsinya.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Teori
Equilibrium</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">(Equilibrium
theory)</i></b> – Teori ini lebih mengedepankan konsep kemitraan dan
keharmonisan Hubungan antara laki-laki dan perempuan baik dalam keluarga maupun
dalam masyarakat. Menurut teori ini setiap peran dan kepentingan perempuan dan
laki-laki harus mempertimbangkan tingkat keseimbangan. Hubungan perempuan dan
laki-laki harus dilandasi dengan kebutuhan bersama untuk menciptakan kemitraan
yang harmonis. Baik perempuan atau laki-laki memiliki kelebihan dan kekurangan,
oleh karena itu perlu menciptakan kerjasama yang setara untuk melengkapi
kelebihan dan kekurangan masing-masing.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Teori Konflik</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">: Dasar dari
Teori ini adalah hubungan antara laki-laki dan perempuan yang didasarkan pada
aspek kekuasaan (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">power</i>) dan
kepentingan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">(interest</i>), namun
sebahagian besar kalangan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">modern feminist
</i>beranggapan bahwa kekuasaan tidak dapat dipertahankan tanpa disertai
perjuangan. Oleh karena itu, usaha dari gerakan ini adalah untuk memperoleh hak
dan perluasan kekuasaan untuk perempuan dalam Kegiatan pemerintahan dan sektor
lainnya yang selama ini didominasi oleh laki-laki.<o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Berdasarkan
teori-teori yang disebutkan di atas, teori yang paling sesuai dengan hakekat
kesetaraan dan keadilan gender adalah teori equilibrium sebab harapan yang
dinginkan adalah<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>kemitraan antara
laki-laki dan perempuan yang harmonis dalam<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>Kegiatan kehidupan sehari-hari. Kemitraan ini akan menciptakan
keharmonisan yang akhirnya<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>menciptakan
keadilan bagi laki-laki dan perempuan. Demikian halnya dalam pembangunan,
perspektif laki-laki dan peran serta perempuan pembangunan.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Pengertian Gender<o:p></o:p></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Istilah
Gender berasal dari Bahasa Latin, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">genus, </i><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>berarti tipe atau jenis. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Gender </i><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>merupakan ciri-ciri
peran dan tanggungjawab yang dibebankan pada perempuan dan laki-laki, yang
ditentukan secara sosial dan bukan berasal dari Pemberian Tuhan. Yang termasuk dalam
konsep gender adalah harapan komunitas tentang karakteristik, perilaku, serta
sikap perempuan dan laki-laki. Sebagai contoh pekerjaan rumah tangga selalu
dikaitkan dengan perempuan. Sebaliknya pekerjaan yang berorientasi di luar
rumah cenderung diarahkan Kepada laki-laki. Konsep gender ini sering disamarkan
dengan konsep seks atau jenis Kelamin. Gender dan seks atau jenis Kelamin dapat
diibaratkan sebagai dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Artinya
jika berbicara tentang gender tidak akan terlepas dari pembahasan tentang seks
atau jenis kelamin. Namun kedua konsep ini memiliki batasan yang jelas. Konsep
seks adalah kenyataan biologis yang membedakan antara<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>manusia dimana telah diidentikkan dengan
perbedaan tubuh laki-laki dan perempuan. Konsep seks mengacu pada hasil ciptaan
Tuhan yang bersifat kekal dan tidak dapat diubah. Misalnya laki-laki memiliki
penis<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>dan memproduksi sperma sedangkan
perempuan memiliki vagina, mengalami menstruasi. Perbedaan seperti ini
selalu<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>sama di seluruh belahan dunia,
tanpa dibatasi oleh gap sosial, budaya, ataupun tradisi dari manusia itu
sendiri. Hal ini berarti dimanapun dan kapanpun jenis Kelamin akan tetap sama
dan tidak dapat berubah.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Untuk lebih
rinci mengenai perbedaan antara konsep seks dan gender dapat dilihat pada Tabel
berikut:<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify; text-indent: 0.25in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="border-collapse: collapse; border: currentColor; margin: auto auto auto 41.4pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-insideh: .5pt solid black; mso-border-insidev: .5pt solid black; mso-padding-alt: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-yfti-tbllook: 1184;">
<tbody>
<tr style="mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0;">
<td style="background: rgb(223, 223, 223); border: 1pt solid black; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-pattern: gray-125 auto; mso-shading: windowtext; padding: 0in 5.4pt; width: 214.5pt;" valign="top" width="286">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Seks/Jenis
Kelamin<o:p></o:p></span></b></div>
</td>
<td style="background: rgb(223, 223, 223); border-color: black black black rgb(0, 0, 0); border-style: solid solid solid none; border-width: 1pt 1pt 1pt 0px; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-pattern: gray-125 auto; mso-shading: windowtext; padding: 0in 5.4pt; width: 199.5pt;" valign="top" width="266">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Gender<o:p></o:p></span></b></div>
</td>
</tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 1;">
<td style="background-color: transparent; border-color: rgb(0, 0, 0) black black; border-style: none solid solid; border-width: 0px 1pt 1pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-top-alt: solid black .5pt; padding: 0in 5.4pt; width: 214.5pt;" valign="top" width="286">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Fisik
(alat reproduksi) yang melekat pada perempuan dan laki-laki<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="background-color: transparent; border-color: rgb(0, 0, 0) black black rgb(0, 0, 0); border-style: none solid solid none; border-width: 0px 1pt 1pt 0px; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-top-alt: solid black .5pt; padding: 0in 5.4pt; width: 199.5pt;" valign="top" width="266">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Sifat/perilaku,
peran tanggungjawab perempuan dan laki-laki.<o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 2;">
<td style="background-color: transparent; border-color: rgb(0, 0, 0) black black; border-style: none solid solid; border-width: 0px 1pt 1pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-top-alt: solid black .5pt; padding: 0in 5.4pt; width: 214.5pt;" valign="top" width="286">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Bersifat
biologis dan alamiah<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="background-color: transparent; border-color: rgb(0, 0, 0) black black rgb(0, 0, 0); border-style: none solid solid none; border-width: 0px 1pt 1pt 0px; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-top-alt: solid black .5pt; padding: 0in 5.4pt; width: 199.5pt;" valign="top" width="266">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Bersifat
social budaya<o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 3;">
<td style="background-color: transparent; border-color: rgb(0, 0, 0) black black; border-style: none solid solid; border-width: 0px 1pt 1pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-top-alt: solid black .5pt; padding: 0in 5.4pt; width: 214.5pt;" valign="top" width="286">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Pemberian
Tuhan (Kodrat)<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="background-color: transparent; border-color: rgb(0, 0, 0) black black rgb(0, 0, 0); border-style: none solid solid none; border-width: 0px 1pt 1pt 0px; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-top-alt: solid black .5pt; padding: 0in 5.4pt; width: 199.5pt;" valign="top" width="266">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Dibentuk
oleh manusia (bukan kodrat)<o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 4;">
<td style="background-color: transparent; border-color: rgb(0, 0, 0) black black; border-style: none solid solid; border-width: 0px 1pt 1pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-top-alt: solid black .5pt; padding: 0in 5.4pt; width: 214.5pt;" valign="top" width="286">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Tidak
bisa dipertukarkan<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="background-color: transparent; border-color: rgb(0, 0, 0) black black rgb(0, 0, 0); border-style: none solid solid none; border-width: 0px 1pt 1pt 0px; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-top-alt: solid black .5pt; padding: 0in 5.4pt; width: 199.5pt;" valign="top" width="266">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Bisa
dipertukarkan<o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 5;">
<td style="background-color: transparent; border-color: rgb(0, 0, 0) black black; border-style: none solid solid; border-width: 0px 1pt 1pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-top-alt: solid black .5pt; padding: 0in 5.4pt; width: 214.5pt;" valign="top" width="286">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Tidak
berubah dari waktu ke waktu<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="background-color: transparent; border-color: rgb(0, 0, 0) black black rgb(0, 0, 0); border-style: none solid solid none; border-width: 0px 1pt 1pt 0px; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-top-alt: solid black .5pt; padding: 0in 5.4pt; width: 199.5pt;" valign="top" width="266">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Berubah
dari waktu ke waktu<o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 6; mso-yfti-lastrow: yes;">
<td style="background-color: transparent; border-color: rgb(0, 0, 0) black black; border-style: none solid solid; border-width: 0px 1pt 1pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-top-alt: solid black .5pt; padding: 0in 5.4pt; width: 214.5pt;" valign="top" width="286">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Tidak
berbeda dari suatu tempat ke tempat lain.<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="background-color: transparent; border-color: rgb(0, 0, 0) black black rgb(0, 0, 0); border-style: none solid solid none; border-width: 0px 1pt 1pt 0px; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-top-alt: solid black .5pt; padding: 0in 5.4pt; width: 199.5pt;" valign="top" width="266">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Berbeda
dari suatu tempat ke tempat lain<o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
</tbody></table>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: Arial;"><o:p><span style="font-family: Calibri;"> </span></o:p></span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Stereotipi<o:p></o:p></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Karakterisasi ini menjadi stereotipi karena memuat tentang
bagaimana seorang perempuan atau laki-laki seharusnya menurut harapan
masyarakat dan bukanlah sesuatu yang intrinsik dimiliki oleh masing-masing
jenis kelamin tersebut. Stereotipi ini juga membagi peran yang dimainkan oleh masing-masing
jenis kelamin dalam kehidupan sehari-hari dimana laki-laki “dipercayakan”
menjalankan peran di ranah publik dan pengambilan keputusan, sementara
perempuan mengasuh ranah domestik, meskipun pada kenyataannya, perempuan juga
harus melangsungkan peran produktif, reproduktif dan sosial sekaligus
(multiple-burden). Melalui proses pewarisan nilai-nilai atau sosialisasi
stereotipi ini kemudian menguatkan anggapan bahwa laki-laki memiliki nilai
lebih daripada perempuan. Hal ini menempatkan perempuan dalam posisi subordinat
dalam masyarakat sementara laki-laki ditempatkan pada posisi yang lebih
penting/unggul dalam hampir semua aspek kehidupan. Kondisi inilah yang kemudian
disebut sebagai Patriarki. Patriarki ini kemudian menimbulkan relasi hubungan
kekuasaan antara perempuan dan laki-laki yang timpang, yang saat ini masih
diterima oleh kebanyakan perempuan sebagai hal yang biasa dan diterima oleh kebanyakan
laki-laki sebagai hal yang benar. Belum banyak laki-laki dan perempuan yang
memandang keadaan tersebut sebagai wujud diskriminasi terhadap perempuan, dan
menyadari bahwa konsekuensi dari diskriminasi tersebut adalah semakin banyak
terjadi berbagai tindak kekerasan terhadap perempuan. Kondisi ini mengantarkan
Indonesia untuk mengesahkan berlakunya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2004
tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (“UU PKDRT”) dengan harapan
dapat menjadi babak permulaan yang baik bagi upaya mengakhiri kekerasan dalam
rumah tangga.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Obyek Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)<o:p></o:p></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Mayoritas Perempuan? Kaum feminis mengungkapkan bahwa semua
kekerasan dalam rumah tangga menjadikan perempuan sebagai objeknya. Salah
satunya diungkapkan oleh sebuah studi, yaitu Video The Vienna Tribunal,
“Women’s Right are Human Right”, (berdasarkan rasio jenis kelamin yang
diharapkan) yang menunjukan b ahwa populasi dunia berkurang dengan <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>60.000.000 (enam puluh juta) perempuan akibat
pengguguran selektif terhadap janin perempuan, <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>pembunuhan bayi perempuan, tidak diberikannya Kesehatan
medis dan makanan kepada anak perempuan dan perempuan dewasa, dan akibat
pembunuhan terhadap istri. Namun satu hal yang sedikit terlupa pada proses ini,
yaitu kekerasan itu sendiri adalah suatu kejahatan, dan kejahatan bukanlah
perkara gender (jenis kelamin). Dalam hal ini, kejahatan bisa menimpa siapa
saja, baik laki-laki maupun perempuan. Pelakunya juga bisa laki-laki dan bisa
pula perempuan. Dengan demikian hukum pun harus menjatuhkan sanksi tanpa melihat
apakah korbannya laki-laki atau perempuan. Tidak pula melihat apakah pelakunya
laki-laki atau perempuan, tapi yang dilihat apakah dia melanggar hukum atau
tidak.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Kekerasan juga bukan disebabkan sistem patriarki atau karena
adanya subordinasi kaum perempuan, karena laki-laki maupun perempuan mempunyai
peluang yang sama sebagai korban. Kalaupun data yang tersedia lebih banyak
menyebutkan wanita sebagai korban, itu semata-mata karena data laki-laki
sebagai korban kekerasan tidak tersedia. Dengan begitu kekerasan tidak ada
kaitannya dengan penyetaraan hak laki-laki atau perempuan. Gagasan anti-KDRT
dengan mengatas-namakan pembelaan terhadap hak-hak wanita pada akhirnya justru
bias gender. Cara pandang masyarakat yang bias gender menjadi penyebab utama terjadinya
kekerasan terhadap perempuan. Kondisi opresi dan subordinasi terhadap perempuan
yang diciptakan dan dilestarikan, menjadikan kekerasan terhadap perempuan terus
berlangsung. Kekerasan atau kejahatan sendiri dipicu oleh dua hal. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Pertama</i>, faktor individu. Tidak adanya
pengetahuan dan kepatuhan yang dalam akan hukum<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>pada individu-individu, lemahnya pemahaman terhadap relasi suami-istri dalam
rumah tangga, dan karakteristik individu yang temperamental adalah pemicu bagi
seseorang untuk melanggar hukum, termasuk melakukan tindakan KDRT.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Kedua</span></i><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">,
faktor sistemik. Kekerasan yang terjadi saat ini sudah menggejala menjadi
penyakit sosial di masyarakat, baik di lingkungan domestik maupun publik.
Kekerasan yang terjadi bersifat struktural yang disebabkan oleh berlakunya
sistem yang tidak menjamin kesejahteraan masyarakat, mengabaikan nilai-nilai
budaya dan kemanusiaan serta menafikkan perlindungan atas eksistensi manusia.
Beberapa tokoh menyebutkan bahwa ini tak lain dan tak bukan ialah sistem
kapitalisme-sekular yang memisahkan agama dan kehidupan. Penerapan sistem itu telah
meluluh-lantakkan sendi-sendi kehidupan asasi manusia. Dari sisi ekonomi
misalnya, sistem kapitalisme mengabaikan kesejahteraan seluruh umat manusia.
Sistem ekonomi kapitalistik menitikberatkan pertumbuhan dan bukan pemerataan.
Pembangunan Negara yang diongkosi utang luar negeri, dan merajalelanya perilaku
kolusi dan korupsi pada semua lini pemerintahan, telah meremukkan sendi-sendi perekonomian
bangsa. Tak kurang 70% penduduk Indonesia berada di bawah garis kemiskinan.
Mereka tidak mampu menghidupi diri secara layak karena negara mengabaikan
pemenuhan kebutuhan pokok mereka. Himpitan ekonomi inilah yang menjadi salah
satu pemicu orang berbuat nekat melakukan kejahatan, termasuk munculnya KDRT.
Banyak kasus KDRT menimpa keluarga miskin, dipicu ketidakpuasan dalam hal
ekonomi. Dari sisi hukum, ketiadaan sanksi yang tegas dan membuat jera pelaku telah
melanggengkan kekerasan atau kejahatan di masyarakat. Seperti pelaku pemerkosaan
yang dihukum ringan, pelaku perzinaan yang malah dibiarkan, dll. Dari sisi sosial-budaya,
gaya hidup hedonistik yang melahirkan perilaku permisif, kebebasan berperilaku
dan seks bebas, telah menumbuh-suburkan perilaku penyimpangan seksual seperti
homoseksual, lesbianisme dan hubungan seks disertai kekerasan.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Dari sisi pendidikan, menggejalanya kebodohan telah memicu
ketidakpahaman sebagian masyarakat mengenai dampak-dampak kekerasan dan bagaimana
seharusnya mereka berperilaku santun. Ini akibat rendahnya kesadaran pemerintah
dalam penanganan pendidikan, sehingga kapitalisasai pendidikan hanya berpihak
pada orang-orang berduit saja. Lahirlah kebodohan secara sistematis pada
masyarakat. dan kemerosotan pemikiran masyarakat, sehingga perilakupun berada
pada derajat sangat rendah. Untuk persoalan sistemik ini, dibutuhkan penerapan
hukum yang menyeluruh oleh negara. Kalau tidak akan terjadi ketimpangan.
Sebagai contoh sulit untuk menghilangkan pelacuran, kalau faktor ekonomi tidak diperbaiki.
Sebab, tidak sedikit orang melacur karena persoalan ekonomi. Kekerasaan dalam
rumah tangga, kalau hanya dilihat dari istri harus mengabdi kepada suami,
pastilah timpang. Padahal dalam Islam, suami diwajibkan berbuat baik kepada
istri. Kekerasaan yang dilakukan oleh suami seperti menyakiti fisiknya bisa
diberikan sanksi diyat. Disinilah letak penting tegaknya hukum yang tegas dan
menyeluruh. Perlu pula diingat, kejahatan bukan sesuatu yang fitri (ada dengan sendirinya)
pada diri manusia. Kejahatan bukan pula profesi yang diusahakan oleh manusia,
juga bukan penyakit yang menimpa manusia. <o:p></o:p></span></div>
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></b><br />
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Peran Negara<o:p></o:p></span></b><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Peran Negara Pada saat isu kekerasan terhadap perempuan
terangkat ke permukaan, dan bahkan menjadi populer, terlihat secara jelas akan
adanya satu persoalan yang terpinggirkan, yakni pertanyaan kritis mengenai
kekerasan terhadap perempuan oleh siapa atau oleh apa (who against whom?).
Ketika kata-kata oleh siapa atau apa tidak muncul atau tersamarkan, maka
sebetulnya sudah dapat diduga bahwa upaya penghapusan kekerasan terhadap
perempuan pun pada gilirannya akan menjadi bias. Kejahatan, dalam hal ini
Kekerasan, terhadap perempuan sebelum disahkannya keberlakuan UU PKDRT oleh
negara, hanya diatur oleh satusatunya produk hukum yang dapat dijadikan acuan
yaitu Kitab Undangundang Hukum Pidana (“KUHP”) warisan kolonial yang diadopsi
menjadi Undang-undang Nomor 1 Tahun 1946. Semua persoalan kekerasan yang dihadapi
perempuan, baik dewasa maupun anak-anak hanya bisa mengacu pada KUHP, karena
dalam tingkat nasional memang belum ada alternative perangkat hukum lainnya.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Fakta menunjukkan bahwa KUHP yang selama ini digunakan oleh pihak
Kepolisian, Kejaksaan dan Pengadilan justru merugikan perempuan sebagai korban
kekerasan. Sering terjadi, kategori kekerasan yang secara faktual dialami oleh
perempuan unsur-unsurnya tidak memenuhi pasal-pasal yang ada dalam KUHP.
Implikasinya, pihak penegak hukum kemudian 9 Yayasan Jurnal Perempuan dan The
Asia Foundation Indonesia, Negara dan Kekerasan Terhadap Perempuan menghentikan
proses hukum yang sedang dijalankan. Kasus yang dilaporkan tidak dapat
dilanjutkan hingga ke pengadilan. Ini menunjukkan bahwa secara umum negara
masih belum mampu memberi perlindungan terhadap perempuan, khususnya mereka
yang menjadi korban. Kebijakan dan peraturan termasuk tetapi tidak terbatas
pada KUHP pun masih banyak yangbias gender. Dari keadaan ini, dapat dikatakan
bahwa negara pun berperan dalam menyuburkan tindak kekerasan terhadap
perempuan. Patut untuk disadari bahwa kekerasan terhadap perempuan tidak semata-mata
hanya merupakan tindak kriminal belaka. Tetapi, juga merupakan problem sosial
yang harus segera diatasi. Secara kualitas maupun kuantitas, kekerasan terhadap
perempuan semakin meningkat. Dalam kondisi seperti ini, negara seyogyanya ikut
bertanggungjawab dalam hal memberikan rasa aman bagi kaum perempuan.
Ketidakmampuan negara dalam memberikan perlindungan terhadap perempuan justru melahirkan
kebijakan yang mempermudah segalanya, yang membatasi ruang gerak perempuan.
Karena itu negara turut bertanggungjawab terhadap kekerasan yang terjadi pada
perempuan, atas kebijakannya yang turut serta melanggengkan ketidakadilan
gender dan diskriminatif.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Negara seharusnya sesegera mungkin memberikan perhatiannya terhadap
permasalahan ini, karena perempuan membutuhkan negara. Bukankah perempuan sudah
cukup pantas untuk diperhatikan negara? Karena negara tanpa perempuan bukanlah
negara, negara tanpa perempuan tidak akan bisa berkembang, tidak akan bisa
bertumbuh. Karena setiap ‘isi’ negara, yaitu warga negara, termasuk para
pelaksana pemerintahan negara, harus lahir dari rahim perempuan. Negara mutlak
memiliki kewajiban untuk memberikan perlindungan dan pelayanan pada perempuan
korban kekerasan. Dengan begitu secara otomatis, negara harus mengubah
kebijakan yang masih tidak konsisten, atau bahkan bertentangan dengan
konvensi-konvensi internasional yang telah diratifikasi. Negara seharusnya
memberikan perhatiannya terhadap permasalahan ini, janganlah negara terlihat
seperti melepas tangan, bahkan tidak peduli mengenai kekerasan yang terjadi
pada perempuan. Apakah tidak cukup kekerasan terhadap perempuan dilakukan oleh
masyarakat, sehingga negara pun harus turut campur dalam melakukan kekerasan
terhadap perempuan, dengan cara mengabaikan aturan-aturan yang bias gender dan yang
‘memperlancar’ dilakukannya kekerasan terhadap perempuan? Sebagai tanggapan
atas segenap seruan dari masyarakat tersebut, maka pada tahun 2004, pemerintah
Negara Republik Indonesia kemudian mengesahkan keberlakuan UU PKDRT dan
selanjutnya diikuti dengan pengesahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun
2006 tentang Penyelenggaraan dan Kerjasama Pemulihan Korban Kekerasan dalam
Rumah Tangga.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Isu <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Kekerasan Dalam Rumah
Tangga (KDRT) dalam pandangan sosiologi hukum menggambarkan bahwa mengenalkan
hukum ke dalam arena-arena sosial dalam masyarakat, sama dengan mengantarkan sebuah
Undang-undang ke dalam ruang kosong dan hampa udara. Ketika sebuah
Undang-undang diantarkan ke suatu arena sosial, maka di dalam arena sosial
tersebut sudah penuh dengan berbagai pengaturan sendiri yang dibuat oleh
masyarakat, yang disebut sebagai Self Regulation (Moore, 1983). Ini membuat
pembicaraan tentang masuknya suatu instrumen hukum yang bertujuan memajukan hak
asasi perempuan dan keadilan gender, harus dilakukan secara hati-hati.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Arena sosial itu sendiri memiliki hakekat adanya kapasitas untuk
menciptakan aturan-aturan sendiri beserta sanksinya. Dalam hal ini aturanaturan
tersebut tidak hanya bersumber dari adat, agama dan kebiasaan - kebiasaan lain,
tetapi juga mendapatkan pengaruh dari perkembangan Dunia global saat ini.
Berbagai Self Regulation dalam arena-arena sosial tersebut sangatlah rumit,
karena terjadinya saling pengaruh dan adopsi di antara berbagai aturan tersebut
satu sama lain. Suatu aturan tidak pernah tidak berubah setelah ditetapkan
karena aturan tersebut akan terus dimodifikasi oleh masyarakat. Itu sebabnya
arena sosial tersebut disebut sebagai Semi- Autonomous Social Field (Moore,
1983). Moore juga mengatakan bahwa di antara aturan-aturan hukum yang saling
bertumpang tindih di dalam arena sosial tersebut, ada satu hukum yang sangat
besar pengaruhnya yaitu hukum negara. Namun, ini bukan berarti bahwa hukum
negara menjadi satu-satunya hukum yang paling ditaati. <o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Dalam <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Socio-Legal
Perspectives</i>, sangat disadari bahwa aturan-aturan yang hidup dalam
masyarakat, sangat terkait erat dengan budayanya. Aturan-aturan yang ada dalam
masyarakat yang “memberi celah (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">loop
holes)”</i> kepada terjadinya banyak kasus tentang kekerasan terhadap
perempuan, secara khusus di dalam kehidupan rumah tangga, dikarenakan himpitan hukum
negara dengan kentalnya budaya patriarkhi. Budaya hukum yang patriarkhis ini
juga bersemai dalam institusi penegakan hukum sebagai bagian dari masyarakat. Hukum
sangat erat kaitannya dengan budaya di mana hukum itu berada. Disini Penulis
ingin menyatakan bahwa hukum dan budaya bagaikan dua sisi dari satu keping mata
uang yang sama, dalam arti hukum itu merumuskan substansi budaya yang dianut
oleh suatu masyarakat. Bila budaya yang diakomodasi dalam rumusan-rumusan hukum
itu adalah budaya patriarkhis, maka tidak mengherankan apabila hukum yang dimunculkan
adalah hukum yang tidak memberi keadilan terhadap perempuan. Dalam hal ini,
budaya menempatkan perempuan dan laki-laki dalam hubungan kekuasaan yang
timpang dan hukum melegitimasinya.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Dalam hal sudah berlakunya UU PKDRT, dengan kata lain, sudah ada
instrumen hukum yang menjamin perlindungan terhadap perempuan dari kekerasan
dalam rumah tangga, apakah dapat dipastikan bahwa dalam kehidupan sehari-hari
berbagai macam perangkat tersebut dapat ditegakkan? Sebagian Sarjana Hukum
percaya, bahwa bila hukum sudah dibuat, maka berbagai persoalan dalam
masyarakat berkenaan dengan apa yang diatur dalam hukum tersebut, sudah dapat
diatasi atau bahkan dianggap selesai. Mereka sangat menjunjung tinggi
nilai-nilai objektivitas dan netralitas dalam hukum, dengan mempercayai bahwa
hukum yang objektif dan netral akan memberikan keadilan bagi setiap warga
masyarakat. Dalam hal ini mereka mengartikan hukum sebatas Undang-undang yang
dibuat oleh negara. Hukum negara merupakan entitas yang jelas batas-batasnya, berkedudukan
superior dan terpisah dari hukum-hukum yang lain. Apakah benar demikian?
Pendekatan Sosiologi Hukum menunjukkan bahwa hukum negara bukanlah satu-satunya
acuan berperilaku dalam masyarakat. Dalam kenyataannya, “hukum-hukum” lain yang
menjadi acuan berperilaku tersebut justru diikuti secara efektif oleh
masyarakat, dikarenakan hukum itulah yang mereka kenal, hidup dalam wilayah
sendiri, diwariskan secara turun-temurun dan mudah diikuti dalam praktik
sehari-hari. Sukar untuk mereka bayangkan bahwa ada hukum lain yang lebih dapat
diandalkan daripada hukum yang mereka miliki sendiri, terlebih bila hukum itu
datang dari domain yang “asing”, yang mengklaim diri sebagai otoritas tertinggi
yaitu negara. Sebagai contoh, apakah warga masyarakat Amungme yang tinggal di pedalaman
Opitawak, Papua tahu dan mengerti akan artinya hukum Negara bagi mereka? Apakah
maknanya UU PKDRT bagi mereka? Atau, sebagai contoh yang lainnya, bahkan bagi
masyarakat di kota-kota besar, terutama kelompok miskin kota, yang tidak
memiliki akses kepada sumber-sumber kekuasaan dan informasi, apakah artinya
hukum negara dalam kehidupan mereka? Kembali kepada pertanyaan mengenai apakah
dengan disahkannya keberlakuan UU PKDRT, undang-undang ini dapat merekayasa
masyarakat sehingga kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga
dapat diminimalisir dalam praktek?. Sangat tidak mudah untuk menjawab pertanyaan
ini. Introduksi “hukum baru” akan berhadapan dengan budaya patriarkhis dalam
masyarakat. Dalam hal ini sebagian dari jawaban setidaktidaknya dapat diberikan
dengan menganalisis hukum sebagai suatu system menurut Friedman, yang terdiri
atas 3 (tiga) komponen, yaitu substansi hukum, struktur hukum dan budaya hukum.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Pertama, berkaitan dengan Substansi Hukum, di
samping terdapat instrumen hukum berupa UU PKDRT, yang bertujuan memberikan
keadilan kepada perempuan korban KDRT, di sisi lain, terdapat masalah rumah tangga,
perundang-undangan, dan kebijakan lain yang memberikan dampak merugikan bagi
perempuan. Bahkan kerapkali misinterpretasi ajaran agama dan adat yang
meneguhkan subordinasi perempuan, diakomodasi dalam substansi peraturan
perundang-undangan. Para penganut Feminist Legal Theory mengatakan bahwa
prinsip dasar dari sistem hukum bersifat patriarkhis, dalam arti hukum dibuat
dan disusun dari kacamata “laki-laki” untuk kepentingan “laki-laki” dan
karenanya mengabaikan kepentingan perempuan dan menempatkan perempuan pada
relasi kekuasaan yang timpang baik dalam keluarga maupun masyarakat.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Kedua</span></i><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">,
dalam penegakan hukum di lapangan, Struktur Hukum, para penegak hukum
seringkali tidak berpihak pada korban perempuan, bukan saja karena
ketidakpahaman dan ketiadaan perspektif perempuan di kalangan para penegak
hukum, tetapi juga struktur dan prosedur yang ketat menghalangi para penegak
hukum untuk membuat terobosan dan interpretasi yang baru. Keberlangsungan suatu
struktur memang mensyaratkan adanya ketaatan pada aturan dan prosedur.
Pemikiran yang sangat Legalis, yang dianut oleh para Sarjana Hukum pada
umumnya, terutama yang berkecimpung dalam Hukum Pidana, menyebabkan sukarnya mereka
memberi interpretasi lain atau melakukan terobosan-terobosan yang dibutuhkan.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Ketiga</span></i><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">,
masih kuatnya Budaya Hukum masyarakat, yaitu kekuatankekuatan sosial berupa
ide, gagasan, nilai-nilai, norma, kebiasaan, dan sebagainya, yang secara
potensial telah menempatkan perempuan dalam posisi submissive. Dari keseluruhan
sistem hukum ini, Budaya Hukum merupakan faktor yang sangat berpengaruh
terhadap dapat tidaknya suatu Substansi Hukum bekerja dalam masyarakat. Apakah
UU PKDRT dapat diimplementasikan dengan baik atau tidak, akan sangat tergantung
pada seberapa kuatnya keselarasannya dengan budaya hukum patriarkhis yang dianut
oleh masyarakat Indonesia.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">KESIMPULAN <o:p></o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Fakta menunukkan <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>pada
2009 kasus KDRT yang berhasil dicatat KPPPA berdasar pada data Kepolisian
sebanyak 143.586 kasus. Pada 2010 berjumlah 105.103 kasus. Memasuki 2011, kasus
yang ada sebanyak 119.107. Sementara pada kasus anak bermasalah dengan hukum
juga menunjukkan jumlah serupa. Pada 2007, sebanyak 3.145 kasus terjadi. Jumlah
tersebut mengalami peningkatan pada 2008 dan 2008. "2008 sebanyak 3.380
dan pada 2009 sekitar 4.213. Berdasarkan data dari Kementerian Hukum dan HAM
2008, yakni Ditjen Pemasyarakatan, tercatat sebanyak 5.360 narapidana adalah
anak-anak. Jumlah tersebut juga mengalami peningkatan pada 2010 yang menjadi
6.308 kasus.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Isu<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dalam
pandangan sosiologi hukum menggambarkan bahwa mengenalkan hukum ke dalam
arena-arena sosial dalam masyarakat, sama dengan mengantarkan sebuah
Undang-undang ke dalam ruang kosong dan hampa udara. Ketika sebuah
Undang-undang diantarkan ke suatu arena sosial, maka di dalam arena sosial
tersebut sudah penuh dengan berbagai pengaturan sendiri yang dibuat oleh
masyarakat, yang disebut sebagai <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Self
Regulation</i> (Moore, 1983). Ini membuat pembicaraan tentang masuknya suatu
instrumen hukum yang bertujuan memajukan hak asasi perempuan dan keadilan
gender, harus dilakukan secara hati-hati.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Hukum sangat erat kaitannya dengan budaya di mana hukum itu berada
---Hukum dan budaya bagaikan dua sisi dari satu keping mata uang yang sama,
dalam arti hukum itu merumuskan substansi budaya yang dianut oleh suatu
masyarakat. Bila budaya yang diakomodasi dalam rumusan-rumusan hukum itu adalah
budaya patriarkhis, maka tidak mengherankan apabila hukum yang dimunculkan
adalah hukum yang tidak memberi keadilan terhadap perempuan. Dalam hal ini,
budaya menempatkan perempuan dan laki-laki dalam hubungan kekuasaan yang
timpang dan hukum melegitimasinya.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">4.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Teori
Equilibrium</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">(Equilibrium
theory)</i></b> – Teori ini lebih mengedepankan konsep kemitraan dan
keharmonisan Hubungan antara laki-laki dan perempuan baik dalam keluarga maupun
dalam masyarakat. Menurut teori ini setiap peran dan kepentingan perempuan dan
laki-laki harus mempertimbangkan tingkat keseimbangan. Hubungan perempuan dan
laki-laki harus dilandasi dengan kebutuhan bersama untuk menciptakan kemitraan
yang harmonis. Baik perempuan atau laki-laki memiliki kelebihan dan kekurangan,
oleh karena itu perlu menciptakan kerjasama yang setara untuk melengkapi
kelebihan dan kekurangan masing-masing.Teori ini<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>paling sesuai dengan hakekat kesetaraan dan
keadilan gender adalah teori equilibrium sebab harapan yang dinginkan
adalah<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>kemitraan antara laki-laki dan
perempuan yang harmonis dalam<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Kegiatan
kehidupan sehari-hari. Kemitraan ini akan menciptakan keharmonisan yang
akhirnya<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>menciptakan keadilan bagi
laki-laki dan perempuan. Demikian halnya dalam pembangunan, perspektif <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>laki-laki dan peran serta perempuan dalam<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>pembangunan.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">5.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Peran Negara dalam menanggulangi maraknya kasus kekerasan
terhadap perempuan dalam rumah tangga tidak sepatutnya berhenti pada pengesahan
berlakunya Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (UU PKDRT)
Negara sepatutnya kembali melihat pada kenyataan dalam masyarakat Indonesia
yang sangat patriarkhis untuk selanjutnya dapat menilai dengan lebih bijak
mengenai langkah lain yang patut diambil untuk dapat membuat keberlakuan UU
PKDRT menjadi efektif di dalam prakteknya dan pada akhirnya dapat berujung pada
tujuan pengundangan UU PKDRT, yaitu menghapuskan atau setidaknya meminimalisir
kasus-kasus KDRT terhadap perempuan dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia.
<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">6.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Dengan diundangkannya UU PKDRT, yaitu bahwa instrumen hukum yang
melarang terjadinya kekerasan dalam rumah tangga, akan dapat efektif untuk<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>penghapuskan, atau setidaknya mengurangi,
terjadinya kasus-kasus kekerasan dalam rumah tangga, jika didukung dengan
budaya hukum masyarakat yang menempatkan perempuan pada relasi kekuasaan yang setara
dengan laki-laki.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span> </div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">DAFTAR PUSTAKA<o:p></o:p></span></b></div>
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Asri Supatmiati, Pandangan Islam Terhadap Kekerasan Dalam Rumah
Tangga, (Jakarta, www.baitijannati.wordpress.com, 2007)<o:p></o:p></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Beckman, Peter R & D’Amino, Francine. Women, Gender and
World Politics: Perspectives, Policies and Prospect. (USA: Greenwood Publishing
Group, Inc. 1994).<o:p></o:p></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Bedsaida, TA-Kekerasan Terhadap Perempuan, (Jakarta, 2007)<br />
Convention Watch, Pusat Kajian Wanita dan Gender, Universitas Indonesia.<o:p></o:p></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Hak Azasi Perempuan: Instrumen Hukum Untuk Mewujudkan Keadilan Gender.
(Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2004).<o:p></o:p></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Fakih, Mansour. Analisis Gender&Transformasi Sosial.
(Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2005).<o:p></o:p></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Irianto, Sulistyowati. Perempuan&Hukum,Menuju Hukum yang
Berperspektif Kesetaraan dan Keadilan. (Jakarta:Yayasan Obor Indonesia,2006).<o:p></o:p></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Irianto, Sulistyowati dan L.I. Nurtjahyo. Perempuan di
persidangan : Pemantauan Peradilan Berperspektif Perempuan. (Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia. 2006).<o:p></o:p></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Komnas Perempuan.Peta Kekerasan Pengalaman Perempuan Indonesia.
(Jakarta: Ameepro, 2002.<o:p></o:p></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Program Gender dan Seksualitas FISIP UI dan Ford Foundation.
Seksualitas: Teori dan Realitas.(Depok, 2004).<o:p></o:p></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Rahayu, Yuni Satia & Laila, Siti Noor. Sepatu Lars di Rahim
Ibu. (Jakarta:<br />
Grafika Indah, 2004).<o:p></o:p></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Saadawi, Nawal El. Perempuan Dalam Budaya Patriarki. (Yogyakarta:Pustaka
Pelajar, 2001).<br />
Salman, Otje dan Anthon F. Sutanto. Beberapa Aspek Sosiologi Hukum. (Bandung:Alumni,
2004).<o:p></o:p></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Yayasan Jurnal Perempuan dan The Asia Foundation. Negara dan
Kekerasan Terhadap Perempuan. (Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan, 2000).<o:p></o:p></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Yentriani, Andy. Politik Perdagangan Perempuan. (Yogyakarta:
Galang Press, 2004).<o:p></o:p></span><br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></div>
orintonhttp://www.blogger.com/profile/08248265711126309029noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7028012757806737597.post-11235104177148412012013-02-15T12:02:00.011-08:002013-02-15T12:02:57.045-08:00Sosiologi Hukum
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: center;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">KEJAHATAN
KERAH PUTIH (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">WHITE COLLAR CRIME)</i> <o:p></o:p></span></b></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">PENYAKIT
BIROKRAT YANG SEMAKIN PARAH <o:p></o:p></span></b></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">(Orinton
Purba)<o:p></o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Pengantar</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Ketika Susilo
Bambang Yudhoyono (SBY) terpilih kembali menjadi Presiden, Tiga agenda pokok
presiden dalam program kerja 100 hari pertamanya, yakni akan memimpin langsung
agenda pemberantasan korupsi. Terdapat tiga isu pokok yang disampaikan dalam
pidato pertama setelah resmi dinyatakan terpilih oleh Komisi Pemilihan Umum
(KPU), yaitu penyusunan kabinet, program kerja 100 hari pertama, dan
langkah-langkah transisional dari pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri
ke SBY. Tanpa mengumbar banyak janji, pidato itu bersubstansi langkah yang
rasional, dan menyentuh banyak aspek kebutuhan baik dalam jangka pendek maupun
jangka panjang. Sederhana, tetapi akan mewarnai hari-hari penuh tantangan
pemerintahan yang baru.- Salah satu yang ditunggu dalam rangkaian langkah
perubahan pemerintahan baru adalah bagaimana komitmennya dalam pemberantasan
korupsi, yang secara lebih luas menyangkut korupsi, kolusi, dan nepotisme
(KKN). Komitmen ini akan terkait dengan kepercayaan masyarakat internasional,
sehingga persoalan penegakan hukum memegang peranan penting dalam pembangunan
ekonomi melalui investasi. Kepastian hukum, dengan keterprediksian penanganan
kasus-kasus korupsi, pada hakikatnya adalah fondasi membangun kemaslahatan
sosial. Citra penyelenggara negara akan tergantung pada sejauh mana
keteguhannya meletakkan komitmen penegakan hukum sebagai magnet bagi para
investor untuk memberi kepercayaan. Dengan paradigma sosiologis, kita ingin
mendekati penegakan hukum perkara korupsi secara extra ordinary. Artinya,
dibutuhkan keberanian yang ekstra, karena perkara korupsi pada umumnya terkait
dengan orang-orang yang memiliki akses untuk memengaruhi pusat-pusat kekuatan
politik dan ekonomi. Penegasan SBY yang akan memimpin langsung agenda
pemberantasan korupsi harus kita kawal sebagai komitmen bersama, karena
upaya-upaya menstimulasi perbaikan perekonomian, sekali lagi, harus dibarengi
dengan menumbuhkan kepercayaan mengenai adanya hukum yang andal, peradilan yang
terpercaya, dan hukum yang benar-benar mampu membawakan peran rasa keadilan
substansial. Hal ini berarti tuntutan mengenai perlawanan terhadap semua bentuk
diskriminasi hukum.</div>
<div style="text-align: justify;">
Agenda 100 hari pertama tentu tidak mungkin
langsung mampu menjawab semua persoalan penegakan hukum. Namun sampai saat ini,
permasalahan korupsi yang melanda negeri ini bagaikan sebuah penyakit yang
tidak akan pernah sembuh. Berbagai fakta dan kenyataan yang diungkapkan oleh
media seolah-olah merepresentasikan jati diri bangsa yang dapat dilihat dari
budaya korupsi yang telah menjadi hal yang biasa bagi semua kalangan, mulai
dari bawah hingga kaum elite. Banyak kasus korupsi yang sampai sekarang tidak
diketahui ujung pangkalnya. Salah satunya adalah kasus korupsi yang dilakukan
oleh orang-orang Partai Demokrat sendiri, seperti Nazaruddin Cs dalam Kasus
Wisma Atlet. Mari kita simak pernyataan dalam media massa berikut: </div>
<br />
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="color: #232323; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Majelis
Hakim Pengadilan Tipikor, Jakarta dalam pertimbangan putusannya mengatakan
perbuatan terdakwa kasus suap pembangunan Wisma Atlet SEA Games, Muhammad
Nazaruddin digolongkan dalam white colar crime (kejahatan kerah putih).
Sehingga, harus diperlakukan secara khusus dalam hal penghukumannya. Di mana
dikatakan dilakukan oleh mantan Bendahara Umum (Bendum) DPP Partai Demokrat ini
dengan akal bulus atau terselubung. Dengan tujuan, mendapatkan harta atau
kekayaan. "Bahwa ini <i style="mso-bidi-font-style: normal;">white colar
crime a</i>tau kejahatan kerah putih. Dengan akal bulus atau terselubung untuk
mendapatkan uang atau kekayaan," kata hakim anggota, Marsudin Nainggolan
saat membacakan putusan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Oleh karena itu,
Nazaruddin dijerat dengan menggunakan Pasal 11 UU Tipikor, yaitu pegawai negeri
menerima hadiah atau janji padahal patut diduga hadiah tersebut berhubungan
dengan jabatan atau menurut pikiran orang yang memberikan hadiah atau janji ada
hubungannya dengan jabatannya. Seperti diketahui, mantan Bendahara Umum
(Bendum) DPP Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin divonis selama empat tahun
dan 10 bulan penjara dan denda Rp 200 juta subsider empat bulan kurungan dalam
sidang yang berlangsung Jumat (20/4) di Pengadilan Tipikor, Jakarta. Sebab,
dinyatakan terbukti bersalah melakukan tindak pidana korupsi. "Menyatakan
terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana korupsi
sebgaimana dalam dakwaan ketiga, Pasal 11 UU Tipikor. Menjatuhkan pidana selama
empat tahun dan 10 bulan dan denda Rp 200 juta subsider empat bulan," kata
Ketua Majelis Hakim, Dharmawati Ningsih saat membacakan putusan di Pengadilan
Tipikor, Jakarta, Jumat (20/4). Dalam pertimbangannya, Majelis Hakim menilai
Nazaruddin selaku penyelenggara negara telah terbukti menerima uang Rp 4,6
miliar dari lima lembar cek yang berasal manajer marketing PT Duta Graha Indah
(DGI), Mohamad El Idris. Sebagai, realisasi commitmen fee 13 persen untuk
pemenangan PT DGI sebagai pelaksana pembangunan Wisma Atlet SEA Games tahun
2011. "Peranan terdakwa sebagai anggota DPR RI melalui saksi Mindo
Rosalina Manullang (Rosa) menurut Majelis Hakim memberikan upaya-upaya supaya
PT DGI mendapat proyek pemerintah, yaitu pembangunan Wisma Atlet SEA
Games," kata hakim anggota, Marsudin Nainggolan. (</span><a href="http://www.suarapembaruan.com/20%20April%202012"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><span style="color: blue;">http://www.suarapembaruan.com/20 April 2012</span></span></a><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: #232323; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">).<o:p></o:p></span></b></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="post-content"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Anggota
Komisi III DPR RI, Bambang Soesatyo menyatakan, proyek pembangunan sarana
olahraga di Desa Hambalang, Kabupaten Bogor Jawa Barat tak lain adalah
kejahatan "kerah putih". "Proses penganggaran proyek Hambalang
yang penuh misteri adalah skandal bernuansa kejahatan kerah putih," kata
Bambang kepada ANTARA News. Bambang mengatakan sejumlah anggota Komisi X DPR RI
yang berkaitan dengan proyek Hambalang, tidak memiki informasi yang cukup,
tidak tahu proses perencanaan dan penganggaran, termasuk penetapan proyek ini
sebagai program <i>multi years.</i>(ANTARA News</span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> Senin, 4 Juni 2012 13:36 WIB | 2688 Views).<o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Skandal
pemberian dana talangan ke Bank Century, dinilai sebagai salah satu kejahatan
kerah putih yang sempurna di Indonesia. Skandal ini dilakukan oleh mereka yang
sedang berkuasa, dan mengetahui dengan betul aturan yang bisa dimanipulasi.
Skandal pemberian dana talangan Bank Century ini, menjadi kejahatan kerah putih
yang sempurna karena tak tampak sebagai kejahatan."Di dalam kasus ini
kontruksi hukumnya jelas, ada tindak pidana perbankan, korupsi, dan pidana
umum.Tetapi kejahatan Century ini kejahatan kerah putih yang sempurna,
pelakunya punya keahlian dan otoritas. Ketika kejahatan terjadi, mereka sedang
di pusat kekuasaan sehingga kejahatan ini tidak terlihat seperti
kejahatan," kata mantan anggota DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera,
Misbakhun, di Jakarta, Selasa (22/11/2011). Misbakhun pernah menjadi tim
sembilan DPR yang menggagas pembentukan panitia khusus DPR, untuk menyelidiki
skandal pemberian dana talangan ke Bank Century.Menurut Misbakhun, skandal Bank
Century sudah jelas merugikan negara, tetapi sangat sulit membawa mereka yang
bertanggung jawab untuk diadili di muka hukum. "Kerugian negara sudah
selesai diaudit investigasi BPK, <em>bailout</em> tak punya dasar hukum karena
RUU JPSK (Jaring Pengaman Sistem Keuangan) tak disetujui DPR. Pengucuran dana
sebesar itu tak ada dasar hukumnya, dan BPK dalam kesimpulannya menyatakan
kerugian negara itu Rp 6,7 triliun<b style="mso-bidi-font-weight: normal;">. (</b></span><strong><span style="color: #333333; font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 12pt; font-weight: normal; mso-bidi-font-weight: bold;">KOMPAS.co</span></strong><strong><span style="color: #333333; font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 12pt;">m –</span></strong><span style="color: #333333;"><span class="cabu01kompas20111"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Selasa,
22 November 2011 | 22:31 WIB)</span></span><strong><span style="color: #333333; font-size: 12pt; font-weight: normal;"><o:p></o:p></span></strong></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p> </o:p></span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pokok Permasalahan <o:p></o:p></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pertanyaan yang penting untuk
dijawab di sini adalah bagaimana bisa muncul suatu penyakit, yaitu korupsi.
Mengapa dia menjadi benalu yang tidak pernah lepas dari kehidupan berbangsa dan
bernegara? Bahkan korupsi telah menjamah semua kalangan di dalam masyarakat.
Yang lebih memprihatinkan adalah korupsi terus bersarang, dan sarangnya semakin
besar, di kalangan atas, para elite, pejabat, dan pemimpin yang memiliki kuasa
dalam mengatur kesejahteraan masyarakat umum.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Mengapa korupsi bisa terjadi?
Mengacu kepada kasus Wisma Atlet, melihat keterkaitan korupsi dengan kekuasaan,
tindak kejahatan korporasi dan birokrasi, adalah hal yang akan dibahas dalam
makalah ini. Rumusan masalah dalam makalah ini terletak pada kasus korupsi yang
dilakukan oleh kalangan atas, para elite, pejabat dan petinggi Negara semakin
serius sehingga menimbulkan banyak kerugian bagi Negara dan masyarakat.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Landasan Teori<o:p></o:p></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dalam melihat hubungan antara
korupsi, kekuasaan, dan kejahatan korporasi dan birokrasi ini, akan dibahas
pengertian beberapa kerangka teoritik berikut.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p> </o:p></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pengertian Korupsi<o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Secara etimologi, kata korupsi
berasal dari </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Latin" title="Bahasa Latin"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: blue;">bahasa Latin</span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">, yaitu <i>corruptus</i> yang merupakan kata sifat dari kata
kerja <i>corrumpere</i> yang bermakna menghancurkan (<i>com </i>memiliki arti
intensif atau keseungguh-sungguhan, sedangkan <i>rumpere</i> memiliki arti
merusak atau menghancurkan. Dengan gabungan kata tersebut, dapat ditarik sebuah
arti secara harfiah bahwa korupsi adalah suatu tindakan menghancurkan yang
dilakukan secara intensif. Dalam dictionary.reference.com, kata <i>corruption </i>diartikan
sebagai <i>to destroy the integrity of; cause to be dishonest, disloyal, etc.,
esp. by bribery</i> (</span><a href="http://dictionary.reference.com/browse/corrupt"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: blue;">“Corrupt
| Define Corrupt at Dictionary.com”</span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">.
Dictionary.reference.com. Retrieved 2010-12-06.)<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sejatinya, ada begitu banyak
pengertian dari korupsi yang disampaikan oleh para ahli. Huntington (1968)
memberikan pengertian korupsi sebagai perilaku pejabat publik yang menyimpang
dari norma-norma yang diterima oleh masyarakat, dan perilaku menyimpang ini
ditujukan dalam rangka memenuhi kepentingan pribadi. Menurut Dr. Kartini
Kartono, korupsi adalah tingkah laku individu yang menggunakan wewenang dan
jabatan guna mengeduk keuntungan pribadi, merugikan kepentingan umum. Korupsi
juga sering dimengerti sebagai penyalahgunaan kekuasaan dan kepercayaan untuk
keuntungan pribadi. Namun korupsi juga bisa dimengerti sebagai perilaku tidak
mematuhi prinsip “mempertahankan jarak”. “Mempertahankan Jarak” ini maksudnya adalah
dalam mengambil sebuah keputusan, baik di bidang ekonomi, politik, dan
sebagainya, permasalahan dan kepentingan pribadi atau keluarga tidak memainkan
peran <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Selain itu, korupsi juga dapat
dikatakan sebagai representasi dari rendahnya akuntabilitas birokrasi public.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Nye, J.S. (1967) dalam “Corruption
and political development” mendefiniskan korupsi sebagai prilaku yang
menyimpang dari aturan etis formal yang menyangkut tindakan seseorang dalam
posisi otoritas publik yang disebabkan oleh motif pertimbangan pribadi, seperti
kekayaan, kekuasaan dan status (Agus Suradika, 2009: 2).<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Amin Rais, dalam sebuah makalah
berjudul “Suksesi sebagai suatu Keharusan”, tahun 1993, membagi jenis korupsi
menjadi empat tipe. <i>Pertama</i>, <b>korupsi ekstortif</b> (<i>extortive
corruption</i>), yaitu korupsi yang merujuk pada situasi di mana seseorang
terpaksa menyogok agar dapat memperoleh sesuatu atau mendapatkan proteksi atas
hak dan kebutuhannya. Misalnya, seorang pengusaha dengan sengaja memberikan
sogokan pada pejabat tertentu agar bisa mendapat ijin usaha, perlindungan
terhadap usaha sang penyogok, yang bisa bergerak dari ribuan sampai miliaran
rupiah. <i>Kedua</i>, <b>korupsi manipulatif</b> (<i>manipulative corruption</i>),
yaitu korupsi yang merujuk pada usaha kotor seseorang untuk mempengaruhi
pembuatan kebijakan atau keputusan pemerintah dalam rangka memperoleh
keuntungan setinggi-tingginya. Misalnya pemberian uang kepada bupati, gubernur,
menteri dan sebagainya agar peraturan yang dibuat dapat menguntungkan pihak
tertentu yang memberikan uang tersebut Peraturan ini umumnya dapat merugikan
masyarakat banyak. <i>Ketiga</i>, <b>korupsi nepotistik</b> (<i>nepotistic
corruption</i>), yaitu perlakuan istimewa yang diberikan pada keluarga:
anak-anak, keponakan atau saudara dekat para pejabat dalam setiap eselon.
Dengan perlakuan istimewa<i> </i>itu para anak, menantu, keponakan dan istri
sang pejabat juga mendapatkan keuntungan. <i>Keempat, </i><b>korupsi subversif </b><i>(subversive
cossuption</i>), yaitu berupa pencurian terhadap kekayaan negara yang dilakukan
oleh para pejabat negara dengan menyalahgunakan wewenang dan kekuasaannya.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><strong>Kekuasaan<o:p></o:p></strong></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kekuasaan </span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">adalah kemampuan seseorang atau sekelompok manusia untuk
mempengaruhi tingkah-lakunya seseorang atau kelompok lain sedemikan rupa
sehingga tingkah laku itu menjadi sesuai dengan keinginan dan tujuan dari oang
yang mempunyai kekuasaan itu. Kekuasaan sosial terdapat dalam semua hubungan
sosial dan dalam semua organisasi sosial.Kekuasaan sosial adalah kemampuan
untuk mengedalikan tingkah laku orang lain, baik secara langsung dengan jalan
member perintah, maupun secara tidak langsung dengan mempergunakan segala alat
dan cara yang tersedia. Kekuasaan dalam suatu masyarakat selalu berbentuk
piramida, yang disebabkan oleh kekuasaan yang satu menegaskan dirinya lebih
unggul daripada yang lain. Piramida kekuasaan ini menggambarkan kenyataan bahwa
dalam sejarah masyarakat golongan yang berkuasa dan yang memerintah itu relatif
lebih kecil dari pada yang dikuasai.<o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kekuasaan politik adalah kemampuan
untuk mempengaruhi kebijaksanaan umum (pemerintah) baik terbentuknya mamupun
akibat-akibatnya sesuai dengan tujuan-tujuan pemegang kekuasaan sendiri.
Kekuasaan politik merupakan bagian dari kekuasaan sosial, dan fokusnya
ditujukan kepada negara sebagai satu-satunya pihak yang berwenang untuk
mengendalikan tingkah laku sosial dengan paksaan <o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p> </o:p></span></i><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><strong>White-collar
crime</strong></span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pengertian dasar dari konsep <i>white-collar
crime</i> yang dikemukakan oleh Sutherland adalah untuk menunjuk tipe pelaku
dari suatu kejahatan, yaitu “orang dari kelas sosial ekonomi tinggi yang
melakukan pelanggaran-pelanggaran terhadap hukum yang dibuat untuk mengatur
pekerjaanya” (Sutherland, 1949: 9). Orang dari kelas sosial ekonomi ini,
menurut Sutherland, adalah mengacu kepada orang-orang yang berada di kelompok
orang-orang terhormat.<o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Atas dasar pengertian di atas,
tindakan kriminal seperti pembunuhan, perzinahan, dan peracunan tidak dapat
dikategorikan sebagai <i>white-collar crime</i> meskipun kejahatan itu
dilakukan oleh orang yang berstatus sosial ekonomi tinggi karena tindakan itu
tidak memiliki kaitan dengan pekerjaannya. Kejahatan yang dilakukan oleh
penjahat yang kaya, misalnya kecurangan dalam perjudian, yang memiliki kaitan
erat denganpe pekerjaannya, juga tidak dapat dikateogrikan sebagai <i>white-collar
criminal</i>, karena penjahat tersebut tidak termasuk dalam golongan orang
terhomat (Muhammad Mustofa, 2010: 17).<o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">White-collar</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> yang dimaksudkan oleh Sutherland adalah mereka yang
merupakan orang-orang terhormat. Istilah itu merupakan istilah yang awalnya
digunakan oleh Sloan, Direktur General Motors dalam bukunya <i>The
Autobiography of a White Collar Worker</i>, yang memiliki arti lebih luas. <i>White-collar</i>
menunjuk kaum peneruma gaji yang mengenakan pakaian yang bagus-bagus dalam
pekerjaanya, seperti karyawan administrsi kantor, para manajer dan para
asistennya (Lihat Sutherland, 1949: 9, catatan kaki 7). Pelanggaran-pelanggaran
hukum yang dilakukan oleh orang-orang terhormat ini biasanya berupa pemanfaatan
wewenang untuk kepentingan pribadi, biasanya dalam usaha untuk mempertahankan
jabatan atau memperoleh kekayaan. Terkait dengan hal ini, sistem keuangan negara
yang berlaku di negeri ini merupakan lahan yang subur bagi praktik-praktik yang
demikian. Selain itu, pemanfaatan sumber daya alam yang menjadi mesin utama
bagi negara dalam menghasilkan dana juga membuka kesempatan terjadinya
kejahatan oleh kerah puitih. <i>White-collar crime</i> dalam bentuk kejahatan
korporasi tercatat terjadi di bidang yang berhubungan dengan perlindungan
konsumen, pencemaran lingkungan, pembalakan hutan (<i>Illegal loging</i>).<o:p></o:p></span></div>
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Terdapat dua kategori kejahatan
dalam dimensi <i>white-collar crime</i>, menurut Clinard dan Quinney (1973),
yaitu <i>occupational criminal behavior</i> dan <i>corporate criminal behavior</i>.
Dalam menjabarkan cirri-ciri <i>occupational crime behavior</i>, Clinar dan
Quineey merujuk kepada rumusan tipologi oleh Bloch dan Geis (1970), yaitu
perbuatan yang dilakukan:<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">-<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Oleh individu sebagai individu
(misalnya pengacara, dokter);<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">-<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Oleh pegawai terhadap majikannya
(misalnya kasus penggelapan);<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">-<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Oleh pejabat pembuat kebijakan untuk
kepentingan majikan (kasus monopoli);<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">-<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Oleh agen korporasi terhadap kepentingan
umum<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">-<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Oleh pedagan terhadap konsumen
(pelanggaran konsumen).<o:p></o:p></span><br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hagan (1989) memberikan tipologi <i>white-collar</i>
<i>crime</i> yang berangkat dari tipologi yang diutarakan oleh Edelhertz,.
Tipologi oleh Edelhertz adalah sebagai berikut:<o:p></o:p></span></div>
<ul>
<li><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kejahatan oleh orang-orang yag bekerja secara individual dan sementara (<i>ad hoc</i>), misalnya pelanggaran pajak, penipuan kartu kredit, dan lain-lain;<o:p></o:p></span></div>
</li>
<li><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kejahatan yang dilakukan dalam rangka pekerjaan (yang sah) ileh orang yang mengoperasikan bisnis internal, pemerintahan, atau lain-lain kemapanan, dalam bentuk pelanggaran tugas atau loyalitas dan kesetiaan terhadap majikan dank lien, misalnya penggelapan, pencurian, penggajian pegawai palsu;<o:p></o:p></span></div>
</li>
<li><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kejahatan yang sesekali dilakukakan dalam rangka memajukan usaha bisnis, misalnya pelanggaran antimonopoli, penyuapan, pelanggaran peraturan;<o:p></o:p></span></div>
</li>
<li><div style="text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">White-collar crime</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> sebagai bisnis, atau sebagai aktivitas utama. Konsep ini termasuk dalam bahasan kejahatan professional, misalnya penipuan layanan pengobatan dan kesehatan, undian palsu, dan sebagainya (lihat Muhammad Mustofa, 2010: 28)<i> </i>Ketentuan tipologi yang pertama dan kedua adalah bentuk kejahatan yang dijalankan oleh individu, sedangkan ketentuan yang ketiga dan keempat merupakan bentuk kejahatan yang dilakukan oleh organisasi.<o:p></o:p></span></div>
</li>
</ul>
<br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><strong>Kejahatan Korporasi<o:p></o:p></strong></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kejahatan korporasi tidak dapat
dilihat sebagai tingkah laku yang dilakukan oleh orang, tetapi harus sebagai
tingkah laku organisasi yang kompleks. Kejahatan korporasi dapat dipahami
melalui teori organisasi untuk menjelaskan bagaimana korporasi sebagai
organisasi yang secara kodrati khas, yaitu organisasi berskala besar melakukan
tingkah laku yang melanggar hukum. Strtuktur dari organisasi korporasi ini
sangat luas sehingga menopang keadaan yang mendorong terjadinya penimpangan
oleh organisasi, disebabkan oleh menyebarnya tanggung jawab secara luas. Kodrat
tujuan korporasi untuk mendapatkan keuntungan yang merupakan cirri iklim sosal
industry dapat mendorong tindakan pelanggaran hukum dan tindakan yang mendekati
pelanggaran hukum. Di dalam korporasi, terdapat jenjang-jenjang yang
memungkinkan setiap jenjang tersebut memiliki sikap tidak bertanggung jawab
(pelembagaan sikat tidak bertanggung jawab). Hal ini menyebabkan korporasi
bekerja dan memiliki fungsi seperti tirai, yang membolehkan setiap orang di
dalamnya tidak tersentuh oleh moral maupun hukum. Dari situasi seperti inilah
kejahatan korporasi hampir dapat terjadi. Mereka, eksekutif korporasi, dapat
mengelak dari tanggung jawab dengan dalih bahwa cara-cara tidak sah dalam
mencapai tujuan korporasi yang dirumuskan secara umum sudah merupakan sarana
yang tersedia tanpa dapat dikendalikan.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p> </o:p></span></i><strong><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Differential
Association</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">.<o:p></o:p></span></strong></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Differential Association</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> adalah sebuah teori kriminologi yang melihat bahwa tindakan
kejahatan sebagai perilaku yang dipelajari. Teori yang dikemukakan oleh
Sutherland ini, berkeyakinan bahwa perilaku menyimpang disosialisasikan melalui
sebuah cara yang kurang memiliki perlawanan terhadap perilaku iti sendiri. Sama
halnya dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat, yang disosialisasikan
melalui interaksi sosial dan ketaatan, begitu juga dengan kejahatan dan
perilaku menyimpang.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
Sutherland
memberikan 9 prinsip dari teori <em>Differential Association</em>, yaitu:</div>
<br />
<div style="margin: 0in 0in 0pt 0.55in; mso-list: l1 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span>Kejahatan dan perilaku menyimpang itu dipelajari</div>
<br />
<div style="margin: 0in 0in 0pt 0.55in; mso-list: l1 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span>Kejahatan dan perilaku menyimpang itu dipelajari dalam
sebuah interaksi dengan orang lain melalui proses komunikasi</div>
<br />
<div style="margin: 0in 0in 0pt 0.55in; mso-list: l1 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span>Belajar menjadi jahat terjadi di dalam <em>primary
group</em> (keluarga, teman, teman sepermainan atau sahabat paling dekat)</div>
<br />
<div style="margin: 0in 0in 0pt 0.55in; mso-list: l1 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="mso-list: Ignore;">4.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span>Belajar menjadi jahat termasuk juga di dalamnya untuk
belajar mengenai teknik, tujuan, rasionalisasi, kebiasaan dan sikap
sehari-hari.</div>
<br />
<div style="margin: 0in 0in 0pt 0.55in; mso-list: l1 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="mso-list: Ignore;">5.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span>Arah khusus dari tujuan dan sikap itu dipelajari dari
definisi situasi yang menguntungkan dan tidak menguntungkan.</div>
<br />
<div style="margin: 0in 0in 0pt 0.55in; mso-list: l1 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="mso-list: Ignore;">6.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span>Seseorang menjadi penjahat apabila di dalam dirinya ada
pertimbangan bahwa dengan melanggar hukum akan mendapat keuntungan yang lebih
banyak daripada tidak melanggar hukum.</div>
<br />
<div style="margin: 0in 0in 0pt 0.55in; mso-list: l1 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="mso-list: Ignore;">7.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span><em>Differential association </em>bervariasi dalam
frekuensi, durasi, prioritas, dan intensitas.</div>
<br />
<div style="margin: 0in 0in 0pt 0.55in; mso-list: l1 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="mso-list: Ignore;">8.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span>Meskipun perilaku kejahatan (kriminal) adalah ekspresi
dari kebutuhan umum dan sikap, perilaku kriminal dan tujuannya tidak dijelaskan
atau dimaafkan oleh kebutuhan dan sikap sama, sedangkan perilaku non-kriminal
dijelaskan oleh kebutuhan umum dan sikap sama.</div>
<br />
<div style="margin: 0in 0in 0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><o:p> </o:p></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">PEMBAHASAN<o:p></o:p></b></div>
Korupsi dan
Kekuasaan <br />
<div style="text-align: justify;">
Di mana ada
kekuasaan, pasti ada korupsi. Hal ini telah menjadi kodrat dari kekuasaan itu
sendiri, yang menjadi “pintu masuk” bagi terjadinya tindakan korupsi. Kekuasaan
dan korupsi yang selalu berdampingan, layaknya dua sisi mata uang, merupakan
hakikat dari pernyataan yang disampaikan oleh Lord Acton, dari Universitas
Cambridge, “<em>Power tends to corrupt, and absolute power corrupt absolutely</em>.
Ada <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>sebuah postulat yang mengatakan
bahwa korupsi selalu mengikuti watak kekuasaan. Dalam artian bahwa korupsi itu
ada baik di pemerintahan yang sentralistik maupun desentralistik. Jika
pemerintahan suatu negara adalah sentralistik, korupsi juga akan bersifat sentralistik.
Semakin kuat kekuasaan itu tersentral, semakin besar pula terjadi kasus korupsi
di kekuasaan pusat tersebut. Di Indonesia, hal ini terjadi pada masa Orde Baru.
Sebaliknya, jika pemerintahan suatu negara adalah desentralistik, misalnya
dengan Otonomi Daerah, tindakan korupsi akan tersebar pula mengikuti pola
pemerintahan desentralistik tersebut. Dengan kata lain, praktek korupsi juga
terjadi di pemerintahan tingkat daerah. Karena kekuasaan berpindah dari satu
pusat kekuasaan ke banyak pusat kekuasaan yang otonom, korupsi pun mengikutinya
berpindah dari satu pusat kekuasaan kepada banyak pusat kekuasaan. Situasi
seperti ini terjadi pada masa sekarang di Indonesia.</div>
<div style="text-align: justify;">
Sesuai dengan
definisinya, korupsi sebagai prilaku yang menyimpang merupakan suatu tindakan
yang melanggar aturan etis formal yang dilakukan oleh seseorang dalam posisi
otoritas publik (penguasa). Korupsi cenderung dilakukan oleh orang yang
memiliki kuasa atau wewenang terhadap sesuatu. Apabila seseorang tersebut tidak
memiliki kuasa, kecil kemungkinan bagi dirinya untuk melakukan korupsi. Namun,
merupakan suatu kemustahilan bagi manusia yang tidak memiliki sebuah
‘kekuasaan’. Selain itu, ciri paling utama dari korupsi adalah tindakan
tersebut dilakukan untuk kepentingan dan keuntungan pribadi semata dan
merugikan pihak lain di luar dirinya. Contoh paling mudah adalah seorang
mahasiswa yang bolos kuliah dan meminta temannya untuk mengisi buku hadir.
Sejatinya, ia telah melakukan korupsi karena ia memiliki kuasa terhadap
kehadiran dan ketidakhadiran dirinya di dalam kelas. Dia melakukan tindakan
tersebut untuk kepentingannya sendiri.</div>
<div style="text-align: justify;">
Melihat konteks
kasus-kasus korupsi yang terjadi di Indonesia, korupsi kelas kakap, merupakan
korupsi serius yang merugikan negara dan masyarakat banyak. Korupsi yang
dimaksud ini juga tidak lepas dari masalah kekuasaan. Para pejabat publik telah
dengan sengaja menyalahgunakan wewenangnya untuk melakukan tindakan melanggar
hukum untuk kepentingan pribadi. Seorang pejabat publik yang memegang kekuasaan
(memiliki wewenang) secara otomatis memiliki daya untuk mempengaruhi kebijakan
yang akan dikeluarkan. Sesuai dengan sifat dari kekuasan (kekuasaan politik)
itu, yaitu mengendalikan tingkah laku manusia (masyarakat) secara koersif
(memaksa) agar supaya masyarakat bersedia tunduk kepada negara (pemerintah).
Dalam hal ini, setiap kebijaksanaan yang diberlakukan sejatinya merupakan
sebuah ketentuan atau aturan yang sesuai dengan tujuan-tujuan pemegang
kekuasaan sendiri. Dari sini lah peluang untuk terjadinya tindakan korupsi
besar sekali.</div>
<div style="text-align: justify;">
Mengacu pada
kasus korupsi Wisma Atlet, dapat dijelaskan bahwa tindakan korupsi yang
dilakukan oleh Nazaruddin Cs, dan pihak lain yang masih dalam proses hukum itu
dapat terlaksana karena dia memiliki suatu kekuasaan dan wewenang. Seperti yang
kita ketahui bahwa mereka<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>para politisi
yang memegang peranan penting dalam Partai Demokrat. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Posisi yang demikian sangat memudahkannya
untuk <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>mempengaruhi suatu kebijakan
sehingga ia dapat meraup keuntungan yang besar untuk dirinya sendiri. Kasus ini
sama<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>seperti yang dilakukan <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Gayus Tambunan melakukan pelanggaran dengan
memanfaatkan posisinya sebagai pegawai Sub Direktorat Banding Direktorat
Keberatan dan Banding, pada pertengahan 2007<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>berhasil memenangkan lebih dari 40 kasus banding perusahaan. Berkaitan
dengan ini, Gayus memiliki peluang besar untuk memenangkan Ditjen Pajak dalam
pengadilan pajak, yaitu dengan memainkan selisih pemenangan banding. Misalnya
seorang wajib pajak seharusnya membayar pajak Rp 3 Miliar. Lalu dia keberatan,
ditolak lalu banding. Di pengadilan pajak itu Nazaruddin Cs. memenangkan
banding wajib pajak. </div>
<div style="text-align: justify;">
Manusia memiliki
sifat dasar untuk terus mengonsumsi, atau paling tidak memenuhi kebutuhan
pokoknya. Oleh karena itu, besar kemungkinan tuntutan-tuntutan pribadi tetap
membayangi manusia di dalam melaksanakan kewajibannya, yang seharusnya
kewajiban itu menuntut seseorang untuk dapat berperilaku bersih dan
mengutamakan kepentingan umum dan tanggung jawab. Hal ini pula yang menimpa Wisma
Atlet. Ada kecurigaan bahwa kasus korupsi, penggelapan dan pencucian uang
disebabkan oleh suap yang dilakukan oleh para pengusaha agar mau memudahkan
jalan bagi usaha mereka. </div>
<div style="text-align: justify;">
<em>Korupsi yang
merugikan negara dan masyarakat banyak biasanya bermula dari penguasa. </em>Kaitan
tindakan kejahatan, korupsi, antara penguasa dan keterlibatan para pengusaha,
secara sederhan dapat diilustrasikan sebagai berikut: penduasa dapat memberikan
akses kepada para pengusaha untuk melakukan eksploitasi rente ekonomi yang
merugikan konsumen dan masyarakat luas. Di lain pihak pengusaha diuntungkan,
dan bagian keuntungan tersebut harus dibayar (diserahkan) kepada pemberi akses
tadi, yaitu penguasa. Ada banyak faktor yang menyebabkan terjadinya korupsi,
antara lain adalah korporatisme. Korporatisme, dalam khasanah literature
ekonomi-politik, sering disepadankan dengan praktek politik di mana pemerintah
atau penguasa<em> </em>berinteraksi secara tertutup (idak diketahui oleh
masyarakat) dengan sektor swasta besar (pengusaha kelas kakap). Dalam
ketertutupan tersebut, transaksi ekonomi mapun politik terjadi hanya untuk
kepentingan segelintir kelompok kepentingan <em>(interest group) </em>yang
terlibat di dalamnya. Biasanya transaksi politik maupun eknomi yang seperti ini
terjadi secara informal dalam tatanan hukum yang kabur atau tatanan hukum yang
memihak kepentingan kelompok kecil tersebut. Adanya persengkongkolan seperti
ini membuka peluang besar bagi hukum untuk dipermainkan sehingga hukum
seorah-olah telah dipegang oleh tangan-tangan tertentu.</div>
<div style="text-align: justify;">
Sistem
korporatisme akan menimbulkan ketidakstabilan dan rakyat menjadi pihak yang
dirugikan. Dalam prakteknya, korporatisme biasanya berbarengan dengan
praktek-praktek haram lainnya yang disebut dengan <em>rent seeking </em>(memburu
rente) yang dilakukan oleh para elite penguasa atau pun keluarga di lingkup
elite. <em>Rent seeking </em>dalam prakteknya adalah menjualbelikan jabatan
publik yang dimiliki oleh pejabat publik guna memperoleh kekuntungan ekonomi,
yang prakteknya berwatak “koruptif”. </div>
<div style="text-align: justify;">
Seperti yang
disampaikan oleh Amien Rais tentang empat tipe korupsi, secara jelas bahwa
bagaimanapun tindakan korupsi itu, tidak akan lepas dari apa yang namanya
persengkongkolan (korporasi) antara penguasa (penguasa merupakan pihak pertama
yang pada awalnya membuka akses untuk terjadinya kecurangan) dengan para
pengusaha (sektor swasta, yang berpotensi memberikan rangsangan kepada penguasa
untuk membuka akses kemudahan bagi pelanggaran hukum). Korupsi atau kejahtan
korporasi juga didorong oleh pengaruh hasrat dan ketamakan dari dalam diri
seseorang (dalam hal ini adalah penguasa), serta tuntutan keluarga (korupsi
nepotistik).</div>
<div style="text-align: justify;">
Prof. Muhammad
Mustofa, dalam bukunya <em>Kleptokrasi</em>, menjelaskan keterkaitan konsep
keluaga dalam tatanan sosial Indonesia dengan tindakan korupsi. Dalam
masyarakat Indonesia, keluarga dimaknai sebagai kelompok yang tidak hanya
terdiri dari ayah, ibum dan anak-anak (keluarga batih), tetapi juga berupa
konsep keluarga besar yang meliputi seluruh kerabat dekat dan kerabat jauh,
seperti nenek dan nenek, paman dan bibi beserta anak-anaknya, baik dari pihak
ayah maupun ibu. Dalam tatanan sosial terdapat suatu tuntutan dan harapan peran
agar setiap individu di dalam keluarga itu bertanggung jawab terhadap
anggota-anggota keluaraga besa yang sedang tidak beruntung.</div>
<br />
<div style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<em><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><o:p> </o:p></b></em>K<em><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-style: normal; mso-bidi-font-style: italic;">orupsi merupakan </span></b></em><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">white-collar
crime<o:p></o:p></i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Merujuk kepada
pengertian <em>white-collar crime</em> yang menunjukkan suatu tindakan
kejahatan yang dilakukan oleh orang-orang terhormat, sesungguhnya kasus korupsi
Wisma Atlet sangat dapat dilihat dari pisau bedah ini. Yang pertama sekali
harus diperhatikan adalah kata “orang terhormat” tersebut. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Oleh karena itu, penulis lebih menekankan
pengertian <em>white-collar</em> ini sebagai istilah yang memiliki makna pada
awal kemunculannya, yang digunakan oleh Sloan, yaitu <em>white-collar</em> yang
menunjuk kaum penerima gaji yang mengenakan pakaian yang bagus-bagus dalam
pekerjaanya seperti Nazaruddin Cs. Tipologi dari <em>white-collar crime</em>
yang dibuat oleh Clinard dan Quinney (1973) adalah <em>occupational criminal
behavior</em> dan <em>corporate criminal behavior</em>. Dua tipologi ini
kemudian dibagi menjadi lima tipe cirri pelaku dan tujuan, yaitu 1) pelanggaran
individu sebgai individu, 2) pelanggaran pegawai terhadap majikan, 3)
pelanggaran pejabat pembuat keibjakan untuk kepentingan umum, 4) pelanggaran
agen korporasi terhadap kepentingan umum, dan 5) pelanggaran oleh pedagan
terhadap konsumen. Kejahatan korupsi adalah pelanggaran yang dilakukan oleh
orang-orang terhormat tadi. Kejahatan ini dapat dilakukan oleh individu sebagai
individu, atau pegawai terhadap majikannya (kasus penggelapan). Melihat secara
sepintas kasus korupsi yang dilakukan oleh Nazaruddin Cs., tindakannya temasuk
dalam kategori ini, yaitu dilakukan oleh individu sebagai individu demi
keuntungan yang dinikmati oleh individu. Namun demikian, adanya dugaan
keterlibatan para pengusaha lain, seperti Andi Kosasih, dan para petinggi dari
Kepolisian, menjadikan kasus korupsi Nazaruddin Cs. (makelar kasus) sebagai
bentuk dari kejaharan korporasi (dilakukan oleh organisasi, dalam bentuk
struktur organisasi yang saling menguntungkan dan melindungi, serta melempar
tanggung jawab). Aksi seperti ini termasuk dalam tipe 3 dan tipe 4 yang
disampaikan oleh Clinard dan Quinney, yaitu pelanggaran yang dilakukan oleh
pejabat pembuat kebijakan untuk kepentingan majikan atau pihak tertentu;
pelanggaran yang dilakukan oleh agen korporasi terhadap kepentingan umum.
Berkaitan dengan hal ini, pengusaha memanfaatkan posisi Nazaruddin Cs. untuk
mempermudah prosedural pengurusan pajak, dan bahkan melibatkan pihak kepolisian
untuk menutupi kecurangan yang telah dilakukan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Prof. Muhammad Mustofa, memberikan
penjelasan tentang teori yang digagas oleh Sutherland, berkaitan dengan kasus
korupsi ini. Sutherland menganalisa dan menjelaskan gejala <i>white-collar
crime</i> dengan menggunakan teori <i>different association</i>. Sutherland
menunjukkan bahwa para pelaku kejahatan tersebut dalam melaksanakan
pekerjaannya melakukan pelanggaran hukum, tetapi bukan merupakan kelanjutan
dari kenakalan yang pernah dilakukan pada masa anak atau remaja. Konsep ini
menunjukkan bahwa mereka berasal dari kalangan atas yang berpendidikan. Ketika
para pelaku ini belajar masalah bisnis, pada saat itu pula lah mereka belajar
tentang bagaimana cara melakukan pelanggaran hukum (dalam <i>different
association</i> dikatakan bahwa kejahatan didapat dari proses belajar). Konsep bisnis
dihayati sebagai sikap untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya dengan segala
cara. Dalam melakukan bisnis ini, sering terjadi penyelewengan hukum demi
kelancaran jalannya bisnis. Penyimpangan sengaja dilakukan untuk meningkatkan
keuntungan. Misalnya pelaku usaha yang sengaja membuat iklan terlalu berlebihan
dan menyesatkan (terdapat unsur kebohongan) agar konsumen mau membeli produk
mereka. Hal ini merupakan sebagian kecil dari banyak contoh yang memperlihatkan
bentuk kecurangan dalam perilaku bisnis. Biasanya dalam melakukan kecurangan,
pelaku bisnis jarang sekali mendapatkan kritik dari media massa, karena
sejatinya media massa juga merupakan palaku bisnis. Para pelaku bisnis terbebas
dari kritik dan terbebas dari kemungkinan diajukan ke pengadilan karena mereka
mempuyai hubungan yang erat dengan birokrasi. <o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Adanya faktor tuntutan dari konsep
keluarga besar yang ada dalam masyarakat Indonesia, wewenang yang dimiliki
(kekuasaan), tuntutan bisnis dan keuntungan pribadi, persengkokolan (korporasi)
menjadikan tindakan korupsi sebagai tindakan yang sudah biasa dan lazim saja
dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Mengerucutkan semua
faktor-faktor yang ada tersebut, semuanya kembali kepada hati nurani dan
keimanan seseorang dalam mengambil sikap dan melaksanakan amanah yang mereka
emban.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p> </o:p></span></b></div>
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">DAFTAR
PUSTAKA<o:p></o:p></span></b><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Mustofa, Muhammad. <i>kleptokrasi:
Persengkongkolan Birokrat-Korporat sebagai Pola White-Collar Crime di Indonesia</i>.
Jakarta: Kencana, 2010.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Budiarjo, Miriam. <i>Dasar-Dasar
Ilmu Politik, </i>cetakan<i> </i>ke duapuluh tujuh. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 2005<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Suradika, Agus. <i>RELASI KORUPSI
DAN KEKUASAAN: Antara Cermin Budaya dan Penanggulangannya</i><b>, </b></span><a href="http://www.docstoc.com/docs/5936230/Agus-Suradika-Korupsi-dan-Kekuasaan"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: blue;">http://www.docstoc.com/docs/5936230/Agus-Suradika-Korupsi-dan-Kekuasaan</span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">.<o:p></o:p></span><br />
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Djafar,
Wahyudi. <i>Perselingkuhan Birokrasi dan Korupsi</i>, <u><span style="color: blue;">http://www.legalitas.org</span></u>.<o:p></o:p></span></b><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Nasution, S. A. </span><a href="http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=81290:korupsi-dan-kekuasaan&catid=25:artikel&Itemid=44"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: blue;">Korupsi dan kekuasaan</span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">,
kolom Opini. Waspada Online. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: blue;"><a href="http://www.waspada.co.id/">http://www.waspada.co.id/</a></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Rastika, Icha. <i>Andi Kosasih
Dituntut 10 Tahun.</i> Kompas.com 23 November 2010. </span><a href="http://nasional.kompas.com/read/2010/11/23/16344531/Andi.Kosasih.Dituntut.10.Tahun"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: blue;">http://nasional.kompas.com/read/2010/11/23/16344531/Andi.Kosasih.Dituntut.10.Tahun</span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">, diakses tanggal 7 Desember, 2010.<b> </b><o:p></o:p></span><br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt 0.3in; text-indent: 0.3in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><o:p> </o:p></span></div>
orintonhttp://www.blogger.com/profile/08248265711126309029noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7028012757806737597.post-41427243030241562262013-02-13T08:37:00.001-08:002013-02-13T08:37:11.456-08:00Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (1)<div style="text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">STATEGI<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>NASIONAL PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA <o:p></o:p></span></b></div>
<div style="text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">DI
BIDANG PERTANIAN, KEHUTANAN, LAHAN GAMBUT, <o:p></o:p></span></b></div>
<div style="text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">ENERGI
DAN TRANSPORTASI, INDUSTRI DAN PENGELOLAAN LIMBAH <o:p></o:p></span></b></div>
<div style="text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">(Bagian-1)</span></b></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p><span style="font-family: Times New Roman; font-size: small;"> </span></o:p></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Latar Belakang <o:p></o:p></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;">Sebagai negara
kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari lebih dari 17 ribu pulau besar <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>dan kecil, Indonesia mempunyai garis pantai
yang sangat panjang; di satu sisi hal ini merupakan asset nasional tetapi di
sisi lainnya, khususnya dalam mengantisipasi perubahan iklim hal ini juga dapat
menjadi beban. Selain itu, karena letak geografis dan kondisi geologisnya,
Indonesia sangat rentan terhadap berbagai bencana alam. Mata pencarian penduduk
yang sebagian besar masih menggantungkan pada pengelolaan sumber daya alam
khususnya dari sektor pertanian menambah tingkat resiko dari ancaman dampak
perubahan iklim. Memperhatikan hal-hal tersebut diatas, Indonesia merupakan
salah satu negara yang paling rentan terhadap dampak negatif perubahan iklim,
sehingga sangat wajar jika Indonesia berada di garis depan dalam upaya-upaya
internasional untuk mengatasi dampak perubahan iklim.<o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;">Selain sebagai negara yang rentan terhadap dampak
perubahan iklim, Indonesia mempunyai potensi yang besar untuk melakukan upaya
mitigasi perubahan iklim. Karena itu Indonesia perlu mengoptimalkan posisi
strategis tersebut dalam berbagai forum di tingkat internasional. Di satu sisi
, Indonesia diperkirakan akan menjadi salah satu dari sepuluh penghasil emisi
gas rumah kaca terbesar, dan dengan demikian memiliki peranan yang penting dalam
upaya mitigasi gas rumah kaca secara global. Di sisi lain, kerawanan terhadap
dampak perubahan iklim yang dimiliki Indonesia menjadikan aspek adaptasi
perubahan iklim sebagai salah satu prioritas nasional yang utama. Sadar akan
kedua aspek dari tantangan perubahan iklim, Indonesia menyadari bahwa mitigasi
dan adaptasi harus dijalankan secara simultan oleh semua negara. Untuk itu,
Indonesia memposisikan diri untuk bekerja sama baik secara bilateral maupun
multilateral dalam berbagai upaya internasional menghadapi perubahan iklim.
Indonesia juga menyadari bahwa penanganan perubahan iklim merupakan bagian tak
terpisahkan dari tantangan pembangunan nasional. Perencanaan atas berbagai
aspek perubahan iklim seharusnya dijalankan bersamaan dengan perencanaan pembangunan
ekonomi nasional, sehingga perencanaan untuk mitigasi dan adaptasi perubahan
iklim harus terintegrasi dengan perencanaan </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;">pembangunan
nasionaldan daerah (provinsi, kabupaten/kota dan lokal).<o:p></o:p></span></div>
<span class="cabu01kompas20111"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="color: #333333;"></span></span></b></span><br />
<span class="cabu01kompas20111"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="color: #333333;">Rumusan Masalah <o:p></o:p></span></span></b></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;">Indonesia memiliki potensi untuk mengurangi emisi gas
rumah kaca secara signifikan secara kumulatif pada tahun 2020. Untuk itu, perlu
diperhitungkan semua sektor dan program utama, biaya aksi berbeda-beda antara
tiap sektor, sehingga dibutuhkan pemeringkatan untuk menakar dampak ekonomi terhadap
pencapaian dalam hal reduksi emisi gas rumah kaca; jumlah pengurangan emisi
dapat meningkat jika skenario yang berbeda digunakan. Untuk itu, diperlukan
untuk semua sektor, penyusunan sebuah inventarisasi gas rumah kaca dan sistem
monitoring merupakan sebuah prasyarat. Dalam rangka mengurangi emisi CO2 secara
signifikan ini, relative terhadap skenario business-as-usual, sangat esensial
untuk memperkuat kapasitas kelembagaan sektoral dan sumber daya manusia yang
ada di Indonesia.</span><span style="color: #333333;"><span class="cabu01kompas20111"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"> </span></span><span class="cabu01kompas20111"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;"><o:p></o:p></span></span></span></div>
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;">Dalam makalah ini, pembahasan akan fokus berkaitan dengan
kebijakan nasional yang menjadi prioritas dalam rangka penurunan emisi gas
rumah kaca, antara lain:<o:p></o:p></span><br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l2 level1 lfo6; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: Arial; mso-font-width: 100%;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;">Bagaimana
kerangka kebijakan nasional penurunan emisi gas rumah kaca.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l2 level1 lfo6; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: Arial; mso-font-width: 100%;"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;">Bagaimana
Strategi nasional penurunan emisi gas rumah kaca di bidang Pertanian,
kehutanan, lahan gambut, energi dan transportasi, industri dan pengelolaan
limbah ?<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;"><o:p><span style="font-family: Times New Roman; font-size: small;"> </span></o:p></span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;">Kerangka Kebijakan<o:p></o:p></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;">Perubahan iklim akan menghasilkan tantangan yang besar
bagi pembangunan yang berkelanjutan di Indonesia. Untuk mengantisipasi hal
tersebut, pemerintah Indonesia menyusun Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi
Gas Rumah Kaca (RAN-GRK) untuk mencapai tujuan nasional, target sektoral, <i>tolok
ukur </i>serta prioritas aksi dengan mempertimbangkan masalah mitigasi
perubahan iklim bagi sektor-sektor ekonomi yang terkena dampaknya. Lebih
lanjut, RAN GRK diharapkan juga berperan sebagai panduan kebijakan terperinci
untuk implementasi strategi mitigasi perubahan iklim nasional melalui
penyusunan rencana kerja tahunan pemerintah pada periode 2010 – 2020 dan secara
khusus untuk mencapai angka pengurangan emisi nasional sebesar 26 % dan 41 %
untuk penurunan emisi GRK.<o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;">RAN-GRK disusun berdasarkan program dan kegiatan dari
Kementerian/Lembaga dalam RPJMN 2010-2014 dan RPJPN 2005-2025 yang kemudian
dibahas antar Kementerian/Lembaga. Keseluruhan rencana aksi tersebut diupayakan
untuk penurunan emisi GRK nasional sebesar 26% pada tahun 2020 dari total emisi
bidang-bidang prioritas yang dilakukan selama ini (BAU). Program/ kegiatan yang
diprioritaskan adalah yang pelaksanaannya memakai dana sendiri (<i>Unilateral </i>NAMAs)
baik dari sumber APBN maupun APBD (termasuk pinjaman), swasta dan masyarakat,
berdasarkan beberapa kriteria umum sebagai berikut:</span></div>
<ol start="1" style="margin-top: 0in;" type="1">
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l3 level1 lfo1; text-align: left;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;">Sesuai dengan prinsip-prinsip pembangunan
berkelanjutan.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l3 level1 lfo1; text-align: left;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Efektifitas
penggunaan biaya dengan prinsip biaya termurah penurunan emisi GRK secara
terintegrasi;<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l3 level1 lfo1; text-align: left;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;">Kemudahan dalam implementasi dengan mempertimbangan
aspek politik, sosial dan budaya;<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l3 level1 lfo1; text-align: left;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;">Sejalan dengan prioritas pembangunan nasional dan
daerah dimana kegiatan tersebut dilaksanakan.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l3 level1 lfo1; text-align: left;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;">Berdasarkan pada asas yang saling menguntungkan
dengan memprioritaskan program pembangunan/kegiatan yang memberikan
kontribusi pada penurunan emisi GRK (Co-Benefit)</span></li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;">Untuk
memastikan keterlibatan dan rasa kepemilikan RAN GRK oleh tiap Kementerian dan Lembaga
pemerintahan, penyusunan RAN GRK ini disusun secara partisipatoris, dengan melibatkan
masing-masing Kementerian dan lembaga. Aksi prioritas yang dihasilkan
ditampilkan pada RAN GRK merefleksikan visi dan prioritas dari masing – masing
Kementerian dan Lembaga negara. Selanjutnya Bappenas melakukan proses analisa
dan pengembangan kebijakan untuk diintegerasikan di dalam perencanaan pembangunan
nasional. Penyusunan prioritas mitigasi gas rumah kaca mengacu pada data yang
disepakati dalam rapat di Kantor Perekonomian pada bulan Desember 2009, dimana
data tersebut bersumber dari Kementerian Lingkungan Hidup. Untuk itu, data dan
informasi tersebut perlu ditelaah kembali dengan data-data terbaru dengan
menggunakan metodologi yang diterima secara internasional namun disesuaikan
dengan kebutuhan nasional terkini dan perkembangan negosiasi di UNFCCC.<o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;">Ada dua skenario reduksi emisi yang dikembangkan untuk
tiap sektor (kehutanan dan lahan gambut, pertanian, industri, energi dan
transportasi, serta limbah) menjadi dasar perhitungan penurunan emisi GRK.
Untuk memastikan perbandingan dan konsistensi, metodologi yang terstandarisasi
digunakan untuk mengevaluasi dampak dari rancangan upaya mitigasi di semua sektor
prioritas. Metodologi tersebut mencakup elemen berikut:<o:p></o:p></span></div>
<br />
<ol start="1" style="margin-top: 0in;" type="1">
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l0 level1 lfo2;"><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;">Tingkat emisi GRK Nasional tahun 2020 dan </span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;">distribusi per sektor berdasarkan data dari KLH yang disepakati
dalam rapat di Kantor Perekonomian pada bulan Desember 2009.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l0 level1 lfo2;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;">Ragam skenario telah dikembangkan untuk dapat
mencakup periode waktu RAN-GRK selama 10-tahun. Pola pembangunan pada tiap
sektor telah diterjemahkan ke dalam dua lintasan emisi (penurunan 26% dan
41%).<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l0 level1 lfo2;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;">Skenario mitigasi telah dikembangkan, termasuk
intervensi kebijakan dan rencana aksi;<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l0 level1 lfo2;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;">Skenario yang dikembangkan dibagi ke dalam dua
periode waktu, masing-masing selama 5tahun: 2010 hingga 2014, dan 2015
hingga 2020;<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l0 level1 lfo2;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;">Biaya untuk langkah aksi diperkirakan berdasarkan
RPJM 2010-2014 dan Renstra K/L, menghasilkan sebuah sistem untuk
mengkalkulasi biaya pengurangan;<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l0 level1 lfo2;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;">Reduksi emisi kumulatif dikalkulasikan dalam GCO2e;<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l0 level1 lfo2;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;">Skenario yang dipilih ialah yang dianggap paling
memungkinkan untuk mengurangi emisi (termasuk pilihan aksi dan kebijakan),
sementara juga tetap memajukan priorita pembangunan nasional;<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l0 level1 lfo2; text-align: left;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;">Program sektoral dan anggaran telah disusun untuk
menggambarkan skenario dan upaya yang dilakukannya.<o:p></o:p></span></li>
</ol>
<br />
<div align="left" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none; text-align: left;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;">RAN-GRK disusun berdasarkan prinsip-prinsip sebagai
berikut:<o:p></o:p></span></div>
<br />
<ol start="1" style="margin-top: 0in;" type="1">
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l1 level1 lfo3;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;">RAN- GRK merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Strategi Pembangunan Nasional yang Berkelanjutan yang akan disesuaikan
dengan perkembangan kebijakan;<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l1 level1 lfo3;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;">RAN-GRK tidak menghambat pertumbuhan ekonomi dan
pengentasan kemiskinan (tetap memprioritaskan kesejahteraan rakyat) dalam
mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan;<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l1 level1 lfo3;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;">RAN-GRK merupakan rencana aksi yang terintegrasi
antara satu bidang dengan bidang yang lain dengan memperhatikan seluruh
aspek pembangunan berkelanjutan seperti daya dukung dan daya tampung
lingkungan serta perencanaan tata ruang dan peruntukan penggunaan lahan;<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l1 level1 lfo3;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;">RAN-GRK merupakan komitmen Indonesia dalam mendukung
kepentingan nasional dan upaya-upaya global penurunan emisi GRK;<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l1 level1 lfo3;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;">RAN-GRK berfungsi sebagai sarana koordinasi dalam
usaha mengoptimalkan potensi pendanaan internasional untuk kepentingan
Indonesia;<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l1 level1 lfo3;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;">RAN GRK merupakan rencana aksi dengan pendekatan baru
dalam pembangunan yang lebih memperhatikan upaya-upaya pengurangan emisi
GRK.<o:p></o:p></span></li>
</ol>
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Ruang Lingkup RAN-GRK <span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></b><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;">Berdasarkan kerangka kebijakan, prinsip serta metodologi
penetapan target dan kegiatan RAN GRK telah ditetapkan kegiatan-kegiatan inti
dan penunjang untuk penurunan emisi gas rumah<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>kaca dan target per bidang. Tiga bidang utama yang tercakup adalah
kehutanan dan lahan gambut, pertanian, energi dan transportasi, industri, serta
limbah. Target penurunan emisi GRK </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;">per
bidang dapat dilihat dalam Tabel di bawah ini.<o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;">Dalam penetapan target penurunan emisi, perlu diperhatikan
bahwa <i>Business As Usual </i>tingkat emisi GRK nasional perlu diperhitungkan
dengan lebih akurat, mengingat skenario tingkat emisi <i>Business As Usual </i>untuk
beberapa bidang masih perlu dievaluasi. Untuk itu, RAN-GRK perlu untuk terus
secara berkala ditinjau dan dilakukan pemantauan dan evaluasi berdasarkan
perkembangan terkini yang terjadi di Indonesia dan hasil negosiasi
internasional di UNFCCC.<o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;">Untuk menjabarkan penambahan 15% target penurunan emisi
GRK menjadi 41% (dari 26%) dengan dukungan internasional (<i>Supported </i>NAMAs),
dilakukan dengan memilih program/kegiatan tambahan yang pelaksanaannya tidak
menggunakan sumber-sumber dana </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;">dalam
negeri seperti APBN/APBD (termasuk hutang pemerintah) serta tidak untuk
penurunan </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;">pemisi
GRK yang diperdagangkan di pasar karbon. Namun penurunan emisi GRK lebih besar </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;">dari
41%, program/kegiatan yang dilaksanakan mencakup skema mekanisme perdagangan </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;">karbon
(atau <i>credited </i>NAMAs).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;"><v:shapetype coordsize="21600,21600" filled="f" id="_x0000_t75" o:preferrelative="t" o:spt="75" path="m@4@5l@4@11@9@11@9@5xe" stroked="f">
<v:stroke joinstyle="miter">
<v:formulas>
<v:f eqn="if lineDrawn pixelLineWidth 0">
<v:f eqn="sum @0 1 0">
<v:f eqn="sum 0 0 @1">
<v:f eqn="prod @2 1 2">
<v:f eqn="prod @3 21600 pixelWidth">
<v:f eqn="prod @3 21600 pixelHeight">
<v:f eqn="sum @0 0 1">
<v:f eqn="prod @6 1 2">
<v:f eqn="prod @7 21600 pixelWidth">
<v:f eqn="sum @8 21600 0">
<v:f eqn="prod @7 21600 pixelHeight">
<v:f eqn="sum @10 21600 0">
</v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:formulas></v:stroke></v:shapetype></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;">Selanjutnya mengingat mekanisme internasional untuk
program/kegiatan <i>Reducing Emission from Deforestation and Forest Degradation
and Enhancement of Carbon Stocks </i>(REDD+) masih dalam proses negosiasi, maka
dalam pelaksanaan perlu dicermati sumber pendanaan dari program/kegiatan tersebut
untuk menentukan pengelompokan ke dalam skema penurunan emisi GRK dengan dana
sendiri (26%/<i>Unilateral </i>NAMAs), dukungan internasional (41%/<i>Supported
</i>NAMAs) atau pasar karbon (atau <i>Credited </i>NAMAs). Sebagai gambaran,
jika program/kegiatan REDD+ untuk lokasi tertentu didanai oleh APBN/APBD
(termasuk hutang pemerintah) maka termasuk dalam komitmen Indonesia untuk
menurunkan emisi GRK 26%, sedangkan program/kegiatan REDD+ yang sama dilokasi
yang berbeda serta mendapat bantuan pendanaan internasional, maka termasuk
dalam skema target penurunan emisi GRK 41%. Selanjutnya, bila program/kegiatan
REDD+ yang tidak terkait dengan target penurunan emisi Indonesia 26% dan 41%
dapat diperjualbelikan dalam pasar karbon.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l5 level2 lfo4; text-indent: -0.25in;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;"><span style="mso-bidi-font-weight: bold;">Pengembangan
RAN-GRK menuju NAMAs</span><o:p></o:p></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;">Nationally
Appropriate Mitigation Actions </span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;">(NAMAs) adalah upaya
pengurangan emisi secara sukarela oleh negara berkembang dalam konteks
pembangunan berkelanjutan, sementara kewajiban pengurangan emisi negara
industri (<i>Annex I Countries</i>) disebut <i>Nationally Appropriate
Mitigation Actions or Commitments disingkat NAMAC</i>. Alinea 1 b ii pada
Keputusan 1/CP.13 (‘<i>Bali Action Plan</i>’) mencantumkan bahwa:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;">“<i>Nationally appropriate mitigation actions by
developing country Parties in the context of sustainable development, supported
and enabled by technology, financing and capacity-building, in a measurable, reportable
and verifiable manner</i>”<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;">NAMAs
dapat didukung oleh pendanaan, alih teknologi dan penguatan kapasitas oleh
negara</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;">industri
yang sifatnya terukur, dilaporkan dan diverifikasi (<i>Measurable Reportanle
and Verifiable/MRV</i>). Pada dasarnya, Konvensi Perubahan Iklim pada COP 15 di
Copenhagen mengenali dua jenis NAMAs yang akan dilaporkan 2 tahun sekali
melalui Nasional Komunikasi (<i>National Communication</i>), yaitu:<o:p></o:p></span></div>
<ol>
<li><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: Arial; mso-font-width: 100%;"><span style="mso-list: Ignore;"><span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";"> </span></span></span><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;">NAMAs (Unilateral atau Mitigation Actions by Developing Countries)</span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;">: upaya mitigasi domestic yang dilakukan dengan sumber daya sendiri. Untuk mendapat pengakuan internasional (berdasarkan Copenhagen Accord), aksi mitigasi ini memerlukan MRV domestik dengan konsultasi internasional dan analisis menggunakan suatu panduan yang tetap menjamin kedaulatan nasional.<o:p></o:p></span></div>
</li>
<li><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: Arial; mso-font-width: 100%;"><span style="mso-list: Ignore;"><span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";"></span></span></span><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;">NAMAs (seeking international support): </span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;">adalah kegiatan <i>NAMAs </i>yang hanya akan berjalan bila memperoleh dukungan internasional untuk pendanaan, alih teknologi dan bantuan peningkatan kapasitas. Aksi mitigasi ini memerlukan MRV sesuai dengan panduan yang diadopsi oleh COP (UNFCCC). Aksi mitigasi ini akan dicatat bersamaan dengan dukungan teknologi, finansial, dan peningkatan kapasitas yang terkait. Untuk upaya mitigasi di luar kedua mekanisme tersebut di atas, sering dikenal sebagai <i>Credited NAMAs </i>yang dapat diperjual belikan di pasar karbon.<o:p></o:p></span></div>
</li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;">Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono di G20 di Pittsburg (September 2009) menyatakan bahwa </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;">Indonesia
akan menurunkan emisi GRK sebesar 26% dari BAU pada tahun 2020 dengan usaha </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;">sendiri,
dan dapat meningkat menjadi 41% dengan dukungan internasional. Komitmen ini,
dipertegas kembali pada pidato Presiden di COP-15 Copenhagen (Desember 2009).
Untuk mewujudkan komitmen di atas, maka disusun RAN-GRK yang prinsipnya adalah
NAMAs oleh </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;">Indonesia.
RAN-GRK ini yang selanjutnya akan dievaluasi dan dikaji ulang sesuai kebutuhan </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;">nasional
dan perkembangan global terkini, sehingga memenuhi persyaratan dan pengakuan </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;">internasional
(UNFCCC).<o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;">Sejalan dengan proses tersebut, DNPI sesuai dengan target
Copenhagen Accord, telah menyampaikan surat mengenai posisi Indonesia kepada
UNFCCC yang memuat target penurunan emisi tanpa memerinci aktifitas per
sektornya. Sampai saat ini belum ada kesepakatan secara internasional di UNFCCC
mengenai metodologi, definisi, <i>scope, approach </i>dll terkait dengan NAMAs.
Akan tetapi, melihat kecenderungan hasil negosiasi maka untuk mendapatkan
pengakuan internasionl (UNFCCC) bahwa Indonesia sudah memenuhi janjinya, maka
untuk RAN GRK memenuhi standar NAMAs nantinya, Indonesia perlu untuk membuat
Nasional <i>Baseline </i>(akumulasi penjumlahan <i>baseline </i>dari setiap
sektos), skenario mitigasi dengan perhitungan <i>abetement cost, </i>nasional
NAMAs <i>registry </i>dan indikator untuk MRV. Dalam penyusunan nasional <i>baseline
</i>nantinya, akan ditetapkan dengan landasan yang komprehensif seperti apa
yang dapat menjustifikasi baik target nasional maupun sektoral, serta bagaimana
mekanisme dan konsep MRV yang akan digunakan. Karena kerangka waktu RANGRK bersifat
jangka menengah, maka perlu disusun tahapan dan trajektori penurunan emisi pertahun,
persektor, sampai dengan tahun 2020 sehingga dapat dimonitor dan dievaluasi
secara berkala.<o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;">Diperlukannya kajian secara komprehensif tentang <i>baseline
</i>dari emisi nasional maupun berbagai skenario penurunan dari emisi
persektornya. Dari skenario penurunan emisi persektornya tersebut yang akan
diperlukan untuk target penyusunan rencana aksi dan kegiatan-kegiatan yang akan
dimuat dalam RAN-GRK. Dalam kajian komprehensif tersebut diharapkan memberikan gambaran
tentang implikasi target penurunan GRK terhadap pertumbuhan masing-masing sektor
maupun nasional serta perhitungan <i>cost benefit</i>nya. Penentuan <i>national
emissions reduction projection under BAU scenari</i>o hanya menggunakan “<i>trend</i>”
adalah tidak <i>appropriate</i>. CO2 yang ada di atmosphere adalah merupakan
kontribusi dari <i>activities of the each sectors</i>, dimana langgam-nya (<i>its
behaviour</i>) akan tidak selalu sama dari waktu ke waktu.<o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;">Sebagai contoh di sektor ketenagalistrikan: komposisi
energi primer pada tahun ini atau tahun 2005 akan jauh berbeda dengan tahun
2015 atau 2020, dan seterusnya. Langgam komposisi energi primer ini tidak sama
dari waktu ke waktu, sehingga CO2 yang dikontribusikan akan berubah. Oleh
karena itu simulasi jangka panjang perlu dilakukan tentunya dengan <i>objective
function </i>yang jelas dan tentunya <i>cost effective </i>(<i>non-intervention
scenario</i>). Hal yang sama juga akan terjadi di sektor transportasi, yang
akan jauh lebih <i>complex </i>dan dapat bersifat <i>non-linear</i>, misalnya perubahan
<i>mode of transportations</i>, atau adanya <i>constraint of transportation
infrastructures</i>. Berikut, beberapa definisi <i>Baseline</i>, yang
mengandung pengertian yang sama dimana tidak satupun cara projeksi emisi <i>CO2
under BAU scenario </i>(<i>baseline</i>) disarankan dengan menggunakan “<i style="mso-bidi-font-style: normal;">trend</i>”, sebagai berikut:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l6 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: Arial; mso-font-width: 100%;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";"> </span></span></span></i><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;">Climate
Change: A Glossary of Terms; 4thEdition, April 2007. IPIECA: “Baseline: A
projected level of future emissions against which reductions by project
activities might be determined, or the emissions that would occur without
policy intervention.</span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l6 level1 lfo7; text-indent: -0.25in;">
<i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: Arial; mso-font-width: 100%;"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";"> </span></span></span></i><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;">UNFCCC
RESOURCE GUIDE, For Preparing the National Communications of Non-Annex I Parties.</span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l6 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: Arial; mso-font-width: 100%;"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";"> </span></span></span></i><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;">Module
4, Measures to Mitigate Climate Change: Baseline Scenarios: Aplausible and
consistent description of how asystem might evolve in the future in the absence
of explicit new GHG mitigation policies.</span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l6 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: Arial; mso-font-width: 100%;"><span style="mso-list: Ignore;">4.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";"> </span></span></span></i><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;">Baseline
scenarios are the counter factual situations against which mitigation policies
and measures will be evaluated. A baseline should not beconsidered as a
forecast of what will happen in the future, since the future is in herently
unpredictable and depends, in part, on planning and policy adoption. Assessment
will typically require one or more baseline scenarios as baseline are highly
uncertain over the long term and may prove controversial, particularly
indeveloping countries.</span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l6 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: Arial; mso-font-width: 100%;"><span style="mso-list: Ignore;">5.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";"> </span></span></span></i><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;">CLIMATE
CHANGE 2007. MITIGATION CLIMATE CHANGE; Working Group III</span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l6 level1 lfo7; text-indent: -0.25in;">
<i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: Arial; mso-font-width: 100%;"><span style="mso-list: Ignore;">6.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";"> </span></span></span></i><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;">Contribution
to the 4thAssessment Report of the IPCC, Summary for the Policymakers and
Technical Summary: Baseline: The reference for measurable quantities from which
analternative outcome can be measured, e.g. a non</span></i><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: Calibri-Italic; mso-font-width: 100%;">‐</span></i><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;">intervention scenario is
used as a reference in the analysis of intervention scenarios.</span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l6 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: Arial; mso-font-width: 100%;"><span style="mso-list: Ignore;">7.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";"> </span></span></span></i><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;">World
Energy Outlook 2006; IEA, 2006: The Reference Scenario does not take
intoconsideration possible, potential or even likely future policy actions.
Thus, the Reference Scenario projections should not beconsidered forecasts, but
rather a baseline vision of how energy markets woul devolve if governments do
nothing beyond what they have already committed themselves to influence long</span></i><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: Calibri-Italic; mso-font-width: 100%;">‐</span></i><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;">term energy trends.
Policy cenario, analyses the impact of arange of policies and measures that
countries in allregions are considering adopting or might reasonably be
expected to adopt some point over the projection period.</span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;"><o:p><span style="font-family: Times New Roman; font-size: small;"> </span></o:p></span></div>
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;">(Lanjutkan
ke Bagian-2)<o:p></o:p></span></b><br />
<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;"><o:p><span style="font-family: Times New Roman; font-size: small;"> </span></o:p></span></b></div>
<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;"><o:p><span style="font-family: Times New Roman; font-size: small;"> </span></o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-font-width: 100%;"><o:p><span style="font-family: Times New Roman; font-size: small;"> </span></o:p></span></b></div>
<br />
<div style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p><span style="font-family: Times New Roman; font-size: small;"> </span></o:p></span></div>
<br />
<div style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p><span style="font-family: Times New Roman; font-size: small;"> </span></o:p></span></div>
orintonhttp://www.blogger.com/profile/08248265711126309029noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7028012757806737597.post-10334373587343447292013-02-12T11:01:00.004-08:002013-02-12T11:01:43.191-08:00Teori Hukum Post Modernisme
<br />
<div align="center" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Perdebatan Teori Hukum Post Modernisme<o:p></o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span lang="SV" style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Istilah
“postmodern” sekarang sangat sering digunakan, tetapi lebih sering lagi
disalahgunakan. Sangat sulit mendefinisikan postmodern dalam satu atau dua
kalimat saja karena post-modern pada hakikatnya berisikan aneka ragam, saling
berserakan, dan sering kali isinya saling bertolak belakang, bahkan terkesan
seperti “kapal pecah” sehingga suatu definisi untuk itu memang tidak
dibutuhkan. Itulah dia watak post-modern, suatu ungkapan sangat populer, tetapi
tanpa definisi yang jelas.</span><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span lang="SV" style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Di samping itu, bagi kaum post-modem,
“perbedaan” merupakan inti dari segala kebenaran. Karena itu, mereka’tidak
mempercayai pada hal-hal yang universal, harmonis, dan konsisten. Tidak ada
musyawarah musyawarahan dalarn mencari kebenaran dan menghadapi realitas. Yang
ada hanyalah perbedaan-perbedaan, dan perbedaan-perbedaan tersebut harus selalu
dihormati.</span><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span lang="SV" style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kaum postmodern percaya bahwa tidak ada
suatu yang transenden dalam realitas. Nietzsche mengatakan bahwa Tuhan sudah
mati. Menurut paharn postmodem, realitas yang sama dapat ditafsirkan secara
berbeda – beda oleh pihak yang berbeda – beda. Karena itu, tidak mengherankan
jika Jacques Derrida, seorang pelopor aliran postmodem, mengajak manusia untuk
berhenti mencari kebenaran (sebagaimana yang dilakukan oleh kaurn pencerahan),
bahkan seyogianya kita membuang pengertian kebenaran tersebut. Tidak ada
kebenaran yang absolut, universal, dan permanen. Yang ada hanyalah kebenaran
menurut suatu komunitas tertentu saja. Yang diperlukan bukanlah usaha mencari
kebenaran, melainkan yang diperlukan adalah percakapan dan penafsiran yang
terus – menerus terhadap suatu realitas, tanpa perlu memikirkan suatu kebenaran
yang objektif.</span><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span lang="SV" style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Paham post-modem juga menolak teori
korespondensi, yang menyatakan bahwa suatu kebenaran baru ada jika adanya
hubungan yang selaras antara. statement yang diucapkan dan
realitas/fakta. </span><span lang="IT" style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-ansi-language: IT; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Menurut teori korespondensi:</span><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in;">
<span lang="IT" style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-ansi-language: IT; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> “<i>Jika Anda berkata ada sebuah roti
apel di lemari es, saya perlu melihat ke dalam lemari es itu untuk membuktikan
apakah perkataan Anda benar. </i></span><i><span lang="SV" style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“ </span></i><span lang="SV" style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">(Stanley J. Gren-i, 2001:
69).</span><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span lang="SV" style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dunia
akan kacau seandainya hukum tidak ada, tidak berfungsi atau kurang berfungsi.
Ini adalah suatu kebenaran yang telah terbukti dan diakui bahkan sebelum
manusia mengenal peradaban sekalipun. Mengapa masyarakat Amerika Serikat sampai
membenarkan pengiriman putra-putra bangsanya untuk bergerilya dan
mempertaruhkan nyawanya di hutan tropis dan rawa – rawa dalarn Perang Vietnam
pada awal dekade 1960-an?</span><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Mengapa kerusakan
lingkungan terjadi di mana-mana? Dan yang lebih penting lagi, mengapa semua
masalah tersebut dan luluh lantak seperti itu terjadi pada abad ke-20 ini, di
mana ilmu pengetahuan dan teknologi sedang mengkiaim dirinya berada di puncak
kemajuannya di atas menara gading itu? Semua ini memperlihatkan.dengan jelas
betapa ilmu hukum dan ilmu sosial serta ilmu budaya sudah gagal dan lumpuh
sehingga sudah tidak dapat menjalankan fungsinya lagi sebagai pelindung dan
pemanfaat terhadap peradaban dan eksistensi manusia di bumi ini.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Karena
itu, dalam bidang ilmu nonsains, bahkan juga kemudian dalam ilmu sains itu
sendiri, terdapat gejolak – gejolak dalam bentuk pembangkangan, yang semakin
lama tensinya semakin tinggi. Gejolak tersebut yang kemudian mengkristal
menjadi protes yand akhirnya melahirkan aliran baru dengan cara pandang baru
terhadap dunia, manusia, dan masyarakat dbngan berbagai atributnya itu. Karena
sains juga mempunyai watak “anarkis”, maka pada awal mulanya setiap
pembangkangan dianggap sebagai konsekuensi dari perkembangan sains sehingga
pembangkangan tersebut dianggap wajar-wajar saja.<o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span lang="SV" style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Postmodern
merupakan penolakan yang radikal terhadap pernikiran modern. Sebagaimana
diketahui bahwa paham falsafah modern ini dibentuk oleh Immanuel Kant, Rene
Descartes, dan David Hume. Meskipun harus diakui bahwa pemikiran pada era
modern tersebut telah juga melakukan lompatan-lompatan, terutama dengan
berkembangnya secara pesat ilmu pengetahuan dan teknologi, yang menggantikan
konsep pramode prailmiah yang sangat menekankan pada kepercayaan, mitos,
takhayul, cerita-cerita primitif, dan hal-hal yang tidak logis
lainnya. Bagi para penganut ajaran postmodern, “perbedaan” merupakan
inti dari segala kebenaran. Karena itu, mereka tidak mempercayai kepada hal-hal
yang universal, harmonis, konsisten, dan transendental. Tidak ada
musyawarah-musyawarahan dalarn mencari kebenaran dan menghadapi realitas. Yang
ada hanyalah perbedaan-perbedaan, dan perbedaan-perbedaan tersebut harus selalu
dihormati. (Orinton)</span><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
orintonhttp://www.blogger.com/profile/08248265711126309029noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7028012757806737597.post-13675865931298148942013-02-12T10:58:00.002-08:002013-02-12T10:59:36.502-08:00Teori Hukum Responsif<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial;"><span style="font-family: Times New Roman;">
</span></span><span style="font-family: Arial;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><strong>Perdebatan Teori Hukum Responsif<o:p></o:p></strong></span></span></div>
<span style="font-family: Arial;">
<span style="font-family: Times New Roman;">
</span>
<div style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-ansi-language: IN;">Lahirnya </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Hukum
Responsif </span><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-ansi-language: IN;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>dilatarbelakangi
dengan munculnya masalah- masalah sosial seperti protes massal, kemiskinan,
kejahatan, pencemaran lingkungan, kerusuhan kaum urban, dan penyalahgunaan
kekuasaan yang melanda Amerika Serikat pada tahun 1950-an. Hukum yang ada pada
saat itu ternyata tidak cukup mengatasi keadaan tersebut. Padahal, hukum
dituntut untuk bisa memecahkan solusi atas persoalan-persoalan tersebut. Nonet
dan Selznick berupaya untuk menemukan jalan menuju perubahan supaya hukum bisa
mengatasi persoalan-persoalan itu.<o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Times New Roman;">
</span><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-ansi-language: IN;">Selama ini, hukum hanya dipahami sebagai aturan-aturan yang bersifat kaku
dan terlalu menekankan pada aspek <i style="mso-bidi-font-style: normal;">legal s</i></span><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">y</span></i><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-ansi-language: IN;">stem </span></i><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-ansi-language: IN;">tanpa melihat kaitan antara ilmu hukum tersebut dengan persoalan-persoalan
</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">lain </span><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-ansi-language: IN;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>seperti dalam hal<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>masalah-masalah sosial. Hukum identik dengan
ketertiban sebagai cermin pengaturan dari penguasa, di sisi lain ada juga
pemahaman mengenai hukum yang menekankan aspek legitimasi dari
peraturan-peraturan itu sendiri. Padahal semestinya teori hukum hendaknya tidak
</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">menutup
diri </span><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-ansi-language: IN;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>terhadap </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">factor-faktor social
yang mempengaruhi perkembangan masyarakat.</span><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Times New Roman;">
</span><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-ansi-language: IN;">Memahami kenyataan itu, mereka kemudian mencoba memasukkan unsur-unsur dan
pengaruh ilmu sosial ke dalam ilmu hukum dengan menggunakan strategi ilmu
sosial. Ada perspektif ilmu sosial yang harus diperhatikan untuk bekerjanya
hukum secara keseluruhan sehingga hukum tidak hanya mengandung unsur pemaksaan
dan penindasan. Pendekatan ilmu sosial memperlakukan pengalaman hukum sebagai
sesuatu yang berubah-ubah dan kontekstual.<o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Times New Roman;">
</span><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-ansi-language: IN;">Hukum responsif berorientasi pada hasil, pada tujuan-tujuan yang akan
dicapai di luar hukum. Dalam hukum responsif, tatanan hukum dinegosiasikan,
bukan dimenangkan melalui subordinasi. Ciri khas hukum responsif adalah mencari
nilai-nilai tersirat yang terdapat dalam peraturan dan kebijakan. Dalam model
hukum responsif ini, mereka menyatakan ketidaksetujuan terhadap doktrin yang
dianggap mereka sebagai interpretasi yang baku dan tidak fleksibel.<o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Times New Roman;">
</span><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-ansi-language: IN;">Hukum tidak hanya <i style="mso-bidi-font-style: normal;">rules (logic &
rules)</i>, tetapi juga ada logika-logika yang lain. Bahwa memberlakukan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">jurisprudence</i> saja tidak cukup, tetapi
penegakan hukum harus diperkaya dengan ilmu-ilmu sosial. </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">I</span><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-ansi-language: IN;">ni merupakan tantangan bagi seluruh pihak yang terlibat dalam proses penegakan
hukum, mulai dari polisi, jaksa, hakim, dan advokat untuk bisa membebaskan diri
dari kungkungan hukum murni yang kaku dan analitis</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">.<o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Times New Roman;">
</span><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-ansi-language: IN;">Produk hukum yang berkarakter responsif proses pembuatannya bersifat
partisipasif, yakni mengundang sebanyak-banyaknya partisipasi semua elemen
masyarakat, baik dari segi individu, ataupun kelompok masyarakat dan juga harus
bersifat aspiratif yang bersumber dari keinginan atau kehendak dari masyarakat.
Artinnya produk hukum tersebut bukan kehendak dari penguasa untuk melegitimasikan
kekuasaannya.</span><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">
</span><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Sifat responsif dapat diartikan sebagai melayani kebutuhan dan
kepentingan sosial yang dialami dan ditemukan, tidak oleh pejabat melainkan
oleh rakyat. Sifat responsif mengandung arti suatu komitmen kepada “hukum di
dalam perspektif konsumen”<o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Times New Roman;">
</span><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Nonet
dan Selznick menunjuk kepada dilema yang pelik di dalam institusi-institusi
antara integritas dan keterbukaan. Integritas berarti bahwa suatu institusi
dalam melayani kebutuhan-kebutuhan sosial tetap terikat kepada
prosedur-prosedur dan cara-cara bekerja yang membedakannya dari
institusi-institusi lain. Keterbukaan yang sempurna akan berarti bahwa bahasa
institusional menjadi sama dengan bahasa yang dipakai dalam masyarakat pada
umumnya, akan tetapi akan tidak lagi mengandung arti khusus, dan aksi-aksi
institusional akan disesuaikan sepenuhnya dengan kekuatan-kekuatan di dalam
lingkungan sosial, namun akan tidak lagi merupakan satu sumbangan yang khusus
kepada masalah-masalah sosial. Konsep hukum responsif melihat suatu pemecahan
untuk dilema ini yang mencoba untuk mengkombinasikan keterbukaan dengan
integritas.<o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Times New Roman;">
</span><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Hukum
responsif membedakan dirinya dari hukum otonom di dalam penekanan pada peranan
tujuan di dalam hukum. Nonet dan Selznick bicara tentang kedaulatan tujuan.
Pembuatan hukum dan penerapan hukum tidak lagi merupakan tujuan sendiri
melainkan arti pentingnya merupakan akibat dari tujuan-tujuan sosial yang lebih
besar yang dilayaninya. Hukum yang purposif adalah berorientasi kepada hasil
dan dengan demikian membelok dengan tajam dari gambaran tentang keadilan yang
terikat kepada konsekwensi. <o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Times New Roman;">
</span><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Menurut
Nonet dan Selznick, penerimaan maksud memerlukan penyatuan otoritas hukum dan
kemauan politik. Jika maksud menunjuk kepada fungsi dari pemerintah, maka
kerakyatan menunjuk kepada peranan yang sangat menentukan dari partisispasi
rakyat dalam hukum dan pemerintahan serta nilai terakhir yang dipertaruhkan,
yaitu tercapainya suatu komunitas politik yang berbudaya yang tidak menolak
masalah-masalah kemanusiaan dan dalam mana ada tempat bagi semua. Norma
kerakyatan dapat diartikan sebagai pernyataan hukum dari suatu etika yang
menghormati manusia sebagai nilai yang paling tinggi bagi kehidupan politik
dalam dunia modern. <o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Times New Roman;">
</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;">Adapun gagasan atau pandangan yang beliau sampaikan
tentang perlunya perubahan secara radikal dalam pemikiran hukum yang selama ini
berkembang, menuju ke arah pemikiran yang berorientasi kepada konsep Negara
Berdasar Hukum yang berbasis sosial bukan hanya berbasis yuridis. Beliau
mencoba menggunakan sudut pandang sosiologis dalam mengkontruksi hukum, suatu
hal yang selama ini belum banyak digunakan oleh pemikir-pemikir hukum di
Indonesia.<o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Times New Roman;">
</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;">Gagasan lain yang disampaikan antara lain perlunya
Indonesia beralih dari cara penegakan hukum sebagaimana yang selama ini
dijalankan, yaitu model penegakan hukum yang bersifat formal-positivis yang
dianggap hanya mampu untuk menjelaskan keadaan serta proses-proses normal
seperti di antisipasi oleh hukum positif, sedangkan untuk menjelaskan suasana
kemelut dan keguncangan yang terjadi di Indonesia hukum positif masih memiliki
keterbatasan. Hal ini bisa dilihat pada kemampuan hukum untuk menangani
misalnya masalah korupsi, sampai saat ini belum ada hasil yang memuaskan.<o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Times New Roman;">
</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;">Dari konsepsi hukum yang disampaikan kedua pemikir hukum
ini dapatlah dilihat bahwa <strong>konsepsi
hukum responsif</strong> dikontruksi oleh <strong>dua
mazhab hukum</strong> yang belakangan cukup dikenal perkembangannya. Pemikiran
Satjipto Rahardjo dengan konsep hukum progresifnya yang menyatakan bahwa hukum
hendaknya mampu mengikuti perkembangan zaman, mampu menjawab perubahan dengan
segala dasar didalamnya, serta mampu melayani masyarakat dengan menyandarkan
pada aspek moralitas dari sumber daya manusia penegak hukum itu sendiri.
Keyakinan beliau terhadap sosiologi hukum sebagai alat bantu dalam
mendekontruksi pemikiran hukum semakin mengkristalkan pemikiran bahwa <strong>konsepsi hukum responsif</strong> yang digagas
Philippe Nonet dan Selznick memang didukung oleh madzhab <i style="mso-bidi-font-style: normal;"><strong>sociological jurisprudence</strong></i>
yang memberi kemampuan bagi institusi hukum untuk secara lebih menyeluruh dan cerdas
mempertimbangkan fakta-fakta sosial dimana hukum itu berproses dan
diaplikasikan.<o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Times New Roman;">
</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;">Hukum responsif, hukum otonom dan hukum repressif dapat
dipahami sebagai tiga respon terhadap dilemma yang ada antara integritas dan
keterbukaan. Tanda-tanda dari hukum yang represif adalah adaptasi pasif dan
oportunistik dari institusi-institusi hukum terhadap<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>social dan politik. Hukum otonom merupakan
reaksi yang menentang terhadap keterbukaan yang serampangan. Kegiatan atau
perhatian utamanya adalah bagaimana untuk mencapai tujuan tersebut. Tipe hukum
yang ketiga berusaha untuk mengatasi ketegangan tersebut. Ini disebut <i style="mso-bidi-font-style: normal;">responsive, </i>bukan terbuka atau adaptif,
untuk menunjukkan suatu kapasitas beradaptasi yang bertanggungjawab, dan dengan
demikian adaptasi yang selektif. Suatu
institusi yang responsif mempertahanan secara kuat hal-hal yang esensial bagi
integritasnya sembari tetap memperhatikan keberadaan, kekuatan-kekuatan baru di
dalam lingkungannya. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Untuk melakukan hal
itu, hukum responsive memperkuat cara-cara bagaimana keterbukaan dan integritas
dapat saling menopang walaupun terdapat pertentangan di antara keduanya.
Lembaga yang responsive menganggap tekanan-tekanan social sebagai sumber
pengetahuan dan kesempatan untuk melakukan koreksi-diri. Agar mendapatkan sosok
seperti itu, sebuah institusi memerlukan panduan ke<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>rah tujuan.Tujuan menetapkan standar untuk
membuka jalan melakukan perubahan. Pada saat yang bersamaan, jika benar-benar
digunakan, tujuan dapat mengontrol diskresi administrative, dan dengan demikian
dapat mengurangi risiko terjadinya pelepasan institusional. Sebaliknya,
ketiadaan tujuan berakar pada kelakukan serta opportuninisme.<o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Times New Roman;">
</span><span lang="EN-GB" style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-ansi-language: EN-GB; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;">Dalam
kenyataannya kondisi-kondisi yang buruh ini terkait satu sama lain dan hidup
berdampingan. Suatu institusi yang formalis, yang terikat pada peraturan,
merupakan institusi yang tidak memiliki kelengkapan yang memadai untuk hal-hal
yang benar-benar dipertaruhkan dalam konfliknya dengan lingkungan sekitar. Institusi
ini sering beradaptasi secara <i style="mso-bidi-font-style: normal;">opportunis </i>karena
ia tidak mempunyai criteria untuk secara rasioanal merekonstruksi
kebijakan-kebijakan yang sudah ketinggalan zaman atau yang tidak layak lagi.
Hanya ketika sebuah lembaga benar-benar mempunyai tujuan barulah ada dapat
panduan antara integritas dan Keterbukaan, peraturan dan diskresi. Jadi hukum
responsive berangkapan bahwa tujuan dapat dibuat cukup objektif dan cukup
otoritatif untuk mengontrol perbuatan peraturan yang adaptif.<o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Times New Roman;">
</span><span lang="EN-GB" style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-ansi-language: EN-GB; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;">Dalam
berbagai kasus berkaitan suatu produk hukum, baik yang keluar dari lembaga yudikatif
<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>maupun <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>eksekutif, sepanjang menyangkut kepentingan
orang banyak, biasanya sering menjadi polemik masyarakat luas, mulai dari para
pakar hukum hingga masyarakat awam. Fenomena ini terjadi bisa dipahami sebagai
suatu bentuk makin tingginya pemahaman masyarakat terhadap hukum, atau boleh
jadi telah terjadi <i>something wrong</i> dengan produk hukum itu sendiri,
seiring dengan perkembangan dan tuntutan demokratisasi dan transparansi dalam
penyelenggaraan negara. Disamping itu, hal tersebut dapat pula dipahami sebagai
adanya sesuatu yang salah pada lembaga hukumnya, dalam menerapkan hukum.<o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Times New Roman;">
</span><span lang="EN-GB" style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-ansi-language: EN-GB; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;">Pergulatan
mengenai tujuan merupakan upaya yang beresiko bagi sebuah institusi hukum.
Misalnya dalam suatu perusahaan yang besar, warisan dari masa lalu dengan mudah
dianggap sebagai rintangan bagi rasionalitas. Pada prinsipnya, Organisasi ini
bebas untuk tidak mengembalikan aturan-aturan yang dimilikinya dan mengubah
Prosedur kerjanya. Namun sebagian institusi lain, diantaranya lembaga keagamaan
dan hukum sangat tergantung pada ritual dan preseden untuk memelihara identitas
atau mempertahankan legitimasi. Bagi institusi-institusi ini, jalan menuju
responsivitas sangatlah membahayakan. Perbedaan antara hukum otonom dan hukum
responsive sebagian merupakan hasil dari penapsiran yang berbeda terhadap
Risiko tersebut. Hukum otonom menganut perspektif “Resiko rendah”. Ia bersikap
waspada terhadap apa saja yang dapat memicu gugatan terhadap otoritas yang
sudah diterima. Dalam menemukan suatu tertib hukum yang terbuka dan purposive, pada
pendukung hukum yang terbuka dan purposive, para pendukung hukum responsive
lebih memiliki alternatif “Risiko tinggi”. <o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Times New Roman;">
</span><span lang="EN-GB" style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-ansi-language: EN-GB; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;">Dalam
proses Pembentukan peraturan perundang-undangan di Indonesia, teori hukum
responsive ini telah banyak diterapkan dalam klausul berbagai Undang-undang,
bahkan hamper semua UU, khususnya yang berkaiatan dengan pelayanan publik
memberikan kewenangan kepada masyarakat untuk memberikan masukan, baik langsung
atau tidak langsung dalam proses perumusan suatu UU. Hal ini diterapkan sejak era
reformasi <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>berjalan hingga kini. (Orinton)<o:p></o:p></span></div>
<span style="font-family: Times New Roman;">
</span><br />
<div style="mso-element: footnote-list;">
<br />
<span style="font-family: Times New Roman;">
</span><br />
<span style="font-family: Times New Roman;"><hr align="left" size="1" width="33%" />
</span><span style="font-family: Times New Roman;">
</span><span style="font-family: Times New Roman;">
</span><br /></div>
</span><span style="font-family: Times New Roman;">
</span><br />orintonhttp://www.blogger.com/profile/08248265711126309029noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-7028012757806737597.post-11399578725810253592013-02-12T10:52:00.000-08:002013-02-12T10:52:17.959-08:00Perdebatan Teori Hukum Friedman<span style="font-family: Arial;"><span style="font-family: Times New Roman;">
</span></span><br />
<span style="font-family: Arial;"><div align="center" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Perdebatan Teori Hukum Friedman<o:p></o:p></span></b></div>
<span style="font-family: Times New Roman;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;">Menurut <b><i>Lawrence
Meir Friedman </i></b>berhasil atau tidaknya Penegakan hukum bergantung pada: <b>Substansi
Hukum</b>, <b>Struktur Hukum/Pranata Hukum</b> dan <b>Budaya Hukum</b>. <b><i>Pertama:
Substansi Hukum</i></b>: Dalam teori <b><i>Lawrence Meir Friedman</i></b> hal
ini disebut sebagai sistem substansial yang menentukan bisa atau tidaknya hukum
itu dilaksanakan. Substansi juga berarti produk yang dihasilkan oleh orang yang
berada dalam sistem hukum yang mencakup keputusan yang mereka keluarkan, aturan
baru yang mereka susun. Substansi juga mencakup hukum yang hidup (<i>living law</i>),
bukan hanya aturan yang ada dalam kitab undang-undang (<i>law books</i>).
Sebagai negara yang masih menganut sistem <b><i>Cicil Law Sistem</i></b> atau
sistem Eropa Kontinental (meski sebagaian peraturan perundang-undangan juga
telah menganut <b><i>Common Law Sistem</i></b> atau <b>Anglo Sexon</b>)
dikatakan hukum adalah peraturan-peraturan yang tertulis sedangkan
peraturan-peraturan yang tidak tertulis bukan dinyatakan hukum. Sistem ini
mempengaruhi sistem hukum di Indonesia. Salah satu pengaruhnya adalah adanya
asas Legalitas dalam KUHP. Dalam Pasal 1 KUHP ditentukan “<i>tidak ada suatu
perbuatan pidana yang dapat di hukum jika tidak ada aturan yang mengaturnya</i>”.
Sehingga bisa atau tidaknya suatu perbuatan dikenakan sanksi hukum apabila
perbuatan tersebut telah mendapatkan pengaturannya dalam peraturan
perundang-undangan.<o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Times New Roman;">
</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;">Teori <span style="mso-bidi-font-style: italic; mso-bidi-font-weight: bold;">Lawrence Meir Friedman</span> yang <span style="mso-bidi-font-style: italic; mso-bidi-font-weight: bold;">Kedua : Struktur Hukum/Pranata Hukum</span>:
Dalam teori <span style="mso-bidi-font-style: italic; mso-bidi-font-weight: bold;">Lawrence
Meir Friedman</span> hal ini disebut sebagai sistem Struktural yang menentukan
bisa atau tidaknya hukum itu dilaksanakan dengan baik. Struktur hukum
berdasarkan UU No. 8 Tahun 1981 meliputi; mulai dari Kepolisian, Kejaksaan,
Pengadilan dan Badan Pelaksana Pidana (Lapas). Kewenangan lembaga penegak hukum
dijamin oleh undang-undang. Sehingga dalam melaksanakan tugas dan
tanggungjawabnya terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah dan
pengaruh-pengaruh lain. Terdapat adagium yang menyatakan <b><i>“fiat justitia
et pereat mundus”-</i></b>meskipun dunia ini runtuh hukum harus ditegakkan.
Hukum tidak dapat berjalan atau tegak bila tidak ada aparat penegak hukum yang
kredibilitas, kompeten dan independen. Seberapa bagusnya suatu peraturan
perundang-undangan bila tidak didukung dengan aparat penegak hukum yang baik
maka keadilan hanya angan-angan.<o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Times New Roman;">
</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;">Lemahnya mentalitas aparat <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>penegak hukum mengakibatkan penegakkan hukum
tidak berjalan sebagaimana mestinya. Banyak faktor yang mempengaruhi lemahnya
mentalitas aparat penegak hukum diantaranya lemahnya pemahaman agama, ekonomi,
proses rekruitmen yang tidak transparan dan lain sebagainya. Sehingga dapat
dipertegas bahwa faktor penegak hukum memainkan peran penting dalam
memfingsikan hukum. Kalau peraturan sudah baik, tetapi kualitas penegak hukum
rendah maka akan ada masalah. Demikian juga, apabila peraturannya buruk
sedangkan kualitas penegak hukum baik, kemungkinan munculnya masalah masih
terbuka.<o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Times New Roman;">
</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;">Teori <span style="mso-bidi-font-style: italic; mso-bidi-font-weight: bold;">Lawrence Meir Friedman</span> yang <span style="mso-bidi-font-style: italic; mso-bidi-font-weight: bold;">Ketiga: Budaya Hukum<b><i>: </i></b></span>Kultur
hukum menurut <span style="mso-bidi-font-style: italic; mso-bidi-font-weight: bold;">Lawrence
Meir Friedman</span> (2001:8) adalah sikap manusia terhadap hukum dan sistem
hukum-kepercayaan, nilai, pemikiran, serta harapannya. Kultur hukum adalah
suasana pemikiran sosial dan kekuatan sosial yang menentukan bagaimana hukum
digunakan, dihindari, atau disalahgunakan. Budaya hukum erat kaitannya dengan
kesadaran hukum masyarakat. Semakin tinggi kesadaran hukum masyarakat maka akan
tercipta budaya hukum yang baik dan dapat merubah pola pikir masyarakat
mengenai hukum selama ini. Secara sederhana, tingkat kepatuhan masyarakat
terhadap hukum merupakan salah satu indikator berfungsinya hukum.<o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Times New Roman;">
</span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;">Hubungan antara tiga unsur sistem hukum itu
sendiri tak berdaya, seperti pekerjaan mekanik. Struktur diibaratkan seperti
mesin, substansi adalah apa yang dikerjakan dan dihasilkan oleh mesin,
sedangkan kultur hukum adalah apa saja atau siapa saja yang memutuskan untuk
menghidupkan dan mematikan mesin itu, serta memutuskan bagaimana mesin itu
digunakan.</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">
</span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;">Dikaitkan
dengan sistem hukum di Indonesia, </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;">Teori Friedman tersebut dapat kita jadikan patokan dalam
mengukur proses penegakan hukum di Indonesia. P<span style="color: black;">olisi
adalah bagian dari struktur bersama dengan organ jaksa, hakim, advokat, dan
lembaga permasyarakatan. Interaksi antar komponen pengabdi hukum ini menentukan
kokoh nya struktur hukum. Walau demikian, tegaknya hukum tidak hanya ditentukan
oleh kokohnya struktur, tetapi juga terkait dengan kultur hukum di dalam
masyarakat. Namun demikian, hingga kini ketiga unsur sebagaimana dikatakan oleh
Friedman belum dapat terlaksana dengan baik, khususnya dalam struktur hukum dan
budaya hukum.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Sebagai contoh, dalam
struktur hukum, Anggota polisi yang diharapkan<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>menjadi penangkap narkoba, polisi sendiri ikut terlibat dalam jaringan
narkoba. Demikian halnya para jaksa, sampai saat ini masih sangat sulit mencari
jaksa<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>yang benar-benar jujur dalam
menyelesaikan perkara.<o:p></o:p></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Times New Roman;">
</span><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;">Senada dengan M.
Friedman, Sajtipto Rahardjo menyebutkan bahwa berbicara soal hukum pada
dasarnya tidak dapat dipisahkan dari asas-asas paradigma hukum yang terdiri
atas fundamental hukum dan sistem hukum. Beberapa fundamental hukum diantaranya
legislasi, penegakan dan peradilan sedangkan sistem hukum meliputi substansi,
struktur dan kultur hukum. Kesemuanya itu sangat berpengaruh terhadap
efektivitas kinerja sebuah hukum. Dari beberapa definisi tersebut, dapat
diartikan bahwa berfungsinya sebuah hukum merupakan pertanda bahwa hukum tersebut
telah mencapai tujuan hukum, yaitu berusaha untuk mempertahankan dan melindungi
masyarakat dalam pergaulan hidup</span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;">.<o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Times New Roman;">
</span><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;">Tingkat efektivitas hukum
juga ditentukan oleh seberapa tinggi tingkat kepatuhan warga masyarakat
terhadap aturan hukum yang telah dibuat. Menurut Achmad Ali</span><span lang="IN" style="color: #666666; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;"> </span><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>jika suatu aturan hukum dapat ditaati oleh
sebagian besar target yang menjadi sasaran ketaatannya, maka dapat diartikan
bahwa aturan hukum tersebut efektif. Namun demikian meskipun sebuah aturan yang
ditaati dapat dikatakan efektif, derajat keefektivannya masih bergantung pada
kepentingan mentaatinya. Jika ketaatan masyarakat terhadap suatu aturan hukum
karena kepentingan yang bersifat <i>compliance</i> (takut sanksi), maka derajat
ketaatannya dinilai sangat rendah. Berbeda ketika ketaatannya berdasarkan
kepentingan yang bersifat <i>internalization</i>, yakni ketaatan karena aturan
hukum tersebut benar-benar cocok dengan nilai intrinsik yang dianutnya, maka
derajat ketaatan seperti inilah yang merupakan derajat ketaatan tertinggi.</span></div>
<br /></span><span style="font-family: Times New Roman;">
</span>orintonhttp://www.blogger.com/profile/08248265711126309029noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7028012757806737597.post-17913279056253627362013-02-12T10:49:00.000-08:002013-02-12T10:49:06.962-08:00Teori Hukum Murni
<br />
<div align="center" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Perdebatan Teori Hukum Murni</span></b></div>
<div align="center" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"></span></b> </div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;"><o:p><span style="font-family: Times New Roman; font-size: small;"> </span></o:p></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;">Teori Hukum Murni dari Kelsen muncul setelah munculnya
teori hukum kodrat, pemikiran tentang moral yang disebut <i style="mso-bidi-font-style: normal;">"the Golden Rule"</i>, mazhab sejarah hukum, mazhab
utilitarianisme hukum, mazhab sosiologi hukum, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Analytical Jurisprudence</i> dari Austin dan mazhab realisme hukum
Amerika Serikat dan Skandinavia. Teori Hukum Murni adalah suatu teori
positivistik di bidang hukum dan merupakan kritik terhadap teori hukum kodrat,
teori tradisional di bidang hukum, sosiologi hukum dan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Analytical Jurisprudence</i>. Teori Hukum Murni juga tidak sependapat
dengan pemikiran realisme hukum Amerika Serikat. Sebagai kritik terhadap teori
hukum kodrat, Teori Hukum Murni melepaskan hukum dari relik-relik animisme yang
menganggap alam sebagai legislator dan melepaskan hukum dari karakter ideologis
menyangkut konsep keadilan dan atau <i style="mso-bidi-font-style: normal;">value
judgment.</i><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;">Dalam kritiknya terhadap sosiologi hukum dan teori
tradisional di bidang hukum, Teori Hukum Murni melepaskan hukum dari bidang empiris,
pertama-tama bidang politik, dan juga dari karakter ideologis menyangkut <i style="mso-bidi-font-style: normal;">value judgment</i> dan konsep keadilan yang
dianut bidang politik. Sebagai kritik terhadap <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Analytical Jurisprudence</i>, Teori Hukum Murni memandang hukum sebagai
norma pada tataran <i style="mso-bidi-font-style: normal;">the Ought / das Sollen</i>,
yang terpisah dari bidang empiris, karena Austin mengajarkan bahwa hukum adalah
perintah yang berada pada tataran <i style="mso-bidi-font-style: normal;">the Is
/ das Seitz</i> di bidang empiris. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Dengan
demikian, Teori Hukum Murni membebaskan hukum dari anasir-anasir non-hukum,
seperti misalnya psikologi, sosiologi, etika (filsafat moral) dan politik.
Pemurnian hukum dari anasir-anasir non-hukurn tersebut dilakukan dengan
menggunakan filsafat neo-kantian mazhab Marburg sebagai daftar pemikirannya.
Neo-kantianisme mazhab Marburg memisahkan secara tajam antara <i style="mso-bidi-font-style: normal;">the Ought / das Sollen</i> dengan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">the Is I das Sin</i>, dan, antara bentuk
(Form) dengan materi (matter). <o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;">Teori Hukum Muni memusatkan kajiannya hanya pada hukum
formal berdasarkan keabsahannya, yang membentuk suatu sistem hierarki norma
hukum dengan puncak <i style="mso-bidi-font-style: normal;">"Grundnorm</i>".
Qleh karena kajiannya hanya menyangkut hukum formal berdasarkan keabsahan, maka
Teori Hukum Mumi hanya melihat hukum dari aspek yuridis formal semata, artinya
teori tersebut mengabaikan hukum materiil yang di dalamnya terdapat cita hukum
dalam konsep keadilan dan pertimbangan moral. Karena hanya menekankan pada
aspek yuridis formal, Teori Hukum Murni sangat potensial menimbulkan
permasalahan kekuasaan berlebihan bagi organ pembuat dan/atau pelaksana hukum,
dan salah satu alternatif penyelesaian masalah tersebut adalah diperlukannya
pedoman dan/atau pembatasan lebih rinci dalam penerapan norma hukum umum atau
pembuatan norma hukum kasuistis. Karena hukum dipisahkan dari moral, maka hukum
sangat potensial mengesampingkan atau melanggar kemanusiaan, dan agar hukum
tidak melanggar kemanusiaan, hukum harus mengambil pertimbangan dari aspek moral.
Walaupun mengadung kelemahan, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">stufen theory</i>
dalam Teori Hukum Murni juga membawa manfaat bagi bidang sistem tata hukum.
Teori Hukum Murni juga merupakan suatu teori negara hukum dalam suatu versi
tersendiri, yang berupaya mencegah kekuasaan totaliter pada satu sisi dan
mencegah anarkisme murni pada sisi lain.<o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;">Jika dilihat karya-karya yang dibuat oleh Hans Kelsen,
pemikiran yang dikemukakan meliputi tiga masalah utama, yaitu tentang <i style="mso-bidi-font-style: normal;">teori hukum, negara, dan hukum internasional</i>.
Ketiga masalah tersebut sesungguhnya tidak dapat dipisahkan satu dengan
lainnya karena saling terkait dan dikembangkan secara konsisten berdasarkan
logika hukum secara formal. Logika formal ini telah lama dikembangkan dan
menjadi karakteristik utama filsafat Neo-Kantian XE "Neo-Kantian" yang
kemudian berkembang menjadi aliran strukturalisme.<a href="https://www.blogger.com/null" name="_ftnref7"></a> Teori
umum tentang hukum yang dikembangkan oleh Kelsen meliputi dua aspek penting,
yaitu aspek statis <i>(nomostatics</i> XE "<i>nomostatics</i>"<i>) </i>yang
melihat perbuatan yang diatur oleh hukum, dan aspek dinamis <i>(nomodinamic</i>
XE "<i>nomodinamic</i>" <i>) </i>yang melihat hukum yang mengatur perbuatan
tertentu.<o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;">Pendekatan yang dilakukan oleh Kelsen, disebut <i>The Pure
Theory of Law,</i> mendapatkan tempat tersendiri karena berbeda dengan dua
kutub pendekatan yang berbeda antara mahzab hukum alam dengan positivisme empiris.
Beberapa ahli menyebut pemikiran Kelsen sebagai “jalan tengah” dari dua aliran
hukum yang telah ada sebelumnya.<o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;">Teori tertentu yang dikembangkan oleh Kelsen dihasilkan
dari analisis perbandingan sistem hukum positif yang berbeda-beda, membentuk
konsep dasar yang dapat menggambarkan suatu komunitas hukum. Masalah utama <i>(subject
matter)</i> dalam teori umum adalah norma hukum <i>(legal norm)</i>,
elemen-elemennya, hubungannya, tata hukum sebagai suatu kesatuan, strukturnya,
hubungan antara tata hukum yang berbeda, dan akhirnya, kesatuan hukum di dalam
tata hukum positif yang plural.<i> The pure theory of law </i>menekankan pada
pembedaan yang jelas antara hukum empiris dan keadilan transendental dengan
mengeluarkannya dari lingkup kajian hukum. Hukum bukan merupakan manifestasi
dari otoritas super-<i>human</i>, tetapi merupakan suatu teknik sosial yang
spesifik berdasarkan pengalaman manusia. <o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;">Teori hukum postivistik, telah menjadi
sebuah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">mainstrem</i> dalam hidup dan
kehidupan hukum di setiap komunitas. Demikian banyak hal yang dijanjikan oleh
teori hukum ini, yang dipandang — oleh pengikutnya — sebagai sebuah alternatif
terbaik, untuk memperbaiki struktur dan pola-pola hubungan yang ada di
masyarakat. Hanya saja, sebagaimana disinyalir oleh Satjipto Rahardjo , terjadi
kemandulan dari hukum dan ilmu hukum yang ada di Indonesia, hal ini dikarenakan
hukum yang berkembang di Indonesia sampai dengan dasawarsa 1980-an dinilai
tidak mendukung arah perubahan masyarakat dan dengan demikian juga tidak
membantu berhasilnya usaha-usaha produktif yang sedang dijalankan masyarakat.
sedangkan ilmu hukumnya pun hanya mendasarkan pada konsep-konsep mengenai dan
metode pendekatan terhadap hukum yang tidak peka terhadap perkembangan,
perubahan dan proses sosial yang sedang berlangsung di dalam masyarakat.<o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;">Teori hukum positivistik, sebagai sebuah
teori yang muncul pada Abad ke-XIX, dapat dipandang sebagai sebuah aliran yang
kemudian dapat menimbulkan semangat serta sikap yang bersifat kritis terhadap
masalah-masalah yang dihadapi, karena dengan lahirnya teori hukum positivistik
ini, suatu tradisi ilmu yang baru telah berkembang, yakni ilmu yang nantinya
mampu membuka cakrawala baru dalam sejarah umat manusia, yang semula seperti
terselubung oleh cara-cara pemahaman “tradisional”. Oleh Hart, seorang pengikut
positivisme, diajukan berbagai arti dari positivisme sebagai berikut:<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin: 0in 0in 0pt 0.25in; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: Arial; mso-font-width: 100%;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;">Hukum adalah
perintah;<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin: 0in 0in 0pt 0.25in; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: Arial; mso-font-width: 100%;"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;">Analisis
terhadap konsep-konsep hukum adalah usaha yang berharga untuk dilakukan.
Analisis yang demikian ini berbeda dari studi sosiologis dan historis serta
berlainan pula dari penilaian kritis;<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin: 0in 0in 0pt 0.25in; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: Arial; mso-font-width: 100%;"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;">Keputusan-keputusan
dapat dideduksikan secara logis dari peraturan-peraturan yang sudah ada lebih
dulu, tanpa menunjuk pada tujuan-tujuan sosial, kebijakan serta moralitas;<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin: 0in 0in 0pt 0.25in; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: Arial; mso-font-width: 100%;"><span style="mso-list: Ignore;">4.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;">Penghukuman
(judgment) secara moral tidak dapat ditegakkan dan dipertahankan oleh penalaran
rasional, pembuktian atau pengujian;<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin: 0in 0in 0pt 0.25in; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: Arial; mso-font-width: 100%;"><span style="mso-list: Ignore;">5.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;">Hukum
sebagaimana diundangkan, ditetapkan, positum harus senantiasa dipisahkan dari
hukum yang seharusnya diciptakan, yang diinginkan. Inilah yang sekarang sering
kita terima sebagai pemberian arti terhadap positivisme .<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;">Sementara itu, prinsip-prinsip positivisme hukum dapat
diringkas, sebagai berikut:<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin: 0in 0in 0pt 0.25in; mso-list: l1 level1 lfo2; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: Arial; mso-font-width: 100%;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;">Hukum adalah
sama dengan undang-undang. Dasarnya, bahwa hukum muncul berkaitan dengan
negara; hukum yang benar adalah hukum yang berlaku dalam suatu negara;<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin: 0in 0in 0pt 0.25in; mso-list: l1 level1 lfo2; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: Arial; mso-font-width: 100%;"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;">Tidak terdapat
suatu hubungan mutlak antara hukum dan moral. Hukum tidak lain sebagai hasil
karya para ahli dibidang hukum;<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin: 0in 0in 0pt 0.25in; mso-list: l1 level1 lfo2; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: Arial; mso-font-width: 100%;"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;">Dalam
positivisme yuridis ditambah bahwa hukum adalah “<i style="mso-bidi-font-style: normal;">closed logical system</i>”. Peraturan dapat dideduksikan dari
undang-undang yang berlaku tanpa perlu meminta bimbingan dari norma-norma
sosial, politik dan moral. <o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;">Dalam pandangan Austin, hukum adalah
suatu perintah. Ia melukiskan perintah itu, digambarkan dari seorang yang
memegang senjata kepada seorang pegawai bank. Perintah itu disertai ancaman: <i style="mso-bidi-font-style: normal;">“Hand over the money or I will shoot”</i>.
Padahal sebenarnya perintah (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">command)</i>
<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>bersifat melaksanakan kewenangannya
terhadap seseorang bukannya untuk melukainya. Selanjutnya untuk memberikan
pengertian hukum, Hart cenderung menggunakan istilah kewenangan (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">authority)</i>, dimana perintah itu tidak
untuk menakut-nakuti tetapi untuk menghormatinya. Menerima dan memahami hukum
sebagai perintah saja, tampaknya kurang memberikan gambaran yang lengkap,
karena akan timbul pertanyaan mengenai pertimbangan pemikiran yang terkandung
dalam perintah itu. Hart, lebih cenderung memandang hukum bukan sebagai
perintah oleh pihak yang berkuasa, akan tetapi, sebagai pengaturan penduduk
yang berada di dalam wilayah tertentu.<o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;">Dengan demikian pemikiran John Austin
dan Hans Kelsen lebih menekankan penglihatannya <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">pada hukum sebagai perangkat peraturan-peraturan yang logis dan
konsisten.</b> Orang dapat mempelajari atau mengkaji hukum terlepas dari
ikatannya dengan masyarakat tempat ia beroperasi. Pemikiran tentang hukum
seperti ini lebih melihat ke dalam, yakni analisis dari sistem dan isi hukum,
penafsiran makna-makna dan peraturan dan yang sejenisnya. Inilah cara pandang
yang melihat hukum sebagai suatu sistem yang logis tertutup dan konsisten.<o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;">Pandangan normatif ini mendapat dasar
pembenarnya pada model ilmu ideal menurut Hermeneutik. Penafsiran hermeunetik
merupakan metode penafsiran yang berupaya memperoleh pengertian suatu makna
teks dalam konteks historis dan linguistik. Tidak ada pengertian atas suatu
teks yang diperoleh di luar konteks sejarah dan bahasa suatu masyarakat.
Sejarah berarti pula akumulasi tradisi yang pengertiannya dapat diperoleh
melalui bahasa sebagai mediasi antara masa lalu dengan masa kini . Dengan
demikian, hermeneutik menghubungkan pemahaman sejarah dengan tradisi yang
berkembang dari dalam suatu teks peraturan perundang-undangan. Menurut <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Hermeneutikus yang dipelopori oleh Wihelm
Dilthey, ilmuan membangun teori-teori ilmiahnya sebagai partisipan pada
gejala-gejala. Pendekatan eksternal tidaklah mungkin, karena gejala-gejala yang
dipelajari tidak dapat dibawa kembali kepada fakta-fakta yang harus diuji
secara empiris.<o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;">Di Indonesia pemikiran tentang hukum
berdasarkan pendekatan normatif ini banyak menyita perhatian. Hal ini dapat
dilihat dalam susunan kurikulum fakultas hukum yang untuk sebagi besarnya
diarahkan kepada penempaan keahlian untuk memahami dan memakaikan
peraturan-peraturan yang berlaku. Hal ini bukanlah suatu keadaan yang terjadi
dengan sendirinya, akan tetapi merupakan suatu tradisi pemikiran yang diwarisi
oleh sejarah.<o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;">Sebagaimana diungkapkan oleh oleh
Sartono Kartodirdjo , dibukanya sekolah-sekolah bagi penduduk pribumi, pada
masa pemerintahan Hindia Belanda, didasarkan pada adanya kebutuhan akan tenaga,
baik dalam bidang administrasi maupun dalam berbagai bidang teknik dan
kejuruan. Demikian pula dalam bidang hukum, dibentuknya pendidkan tinggi hukum
— sebagai suatu lembaga pendidikan yang lahir di bawah semanagt politik etik —
pada masa pemerintahan Hinda Belanda dahulu <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>pada tahun 1909, untuk kemudian dirubah
menjadi pendidikan hukum setingkat universitas pada tahun 1924, menurut
Soetandyo, dimaksudkan untuk menyiapkan tenaga-tenaga terdidik guna mengisi
jabatan-jabatan dalam lingkungan kekuasaan kehakiman landaard. Oleh karena
itulah ilmu hukum yang diberikan pada pendidikan tinggi hukum waktu itu pada
hakekatnya merupakan ilmu peradilan. Dalam mempelajari hukum para pelajar
menempatkan diri sebagai hakim dan menggunakan kacamata hakim. Ini menunjukan
cara kerja peradilan yang mempunyai ciri-ciri menghadapi peristiwa-peristiwa
individual (kasus), mencari hukumnya dengan penemuan hukum dan kemudian
menerapkannya untuk menyelesaikan suatu konflik. Hal ini hanya bisa dilakukan
apabila mereka mempergunakan optik preskriptif.<o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;">Untuk dapat melakukan tugas itu dengan
baik, tentunya mereka harus memihak dengan hukum positif, yaitu menerima bahwa
hukum positif itu adalah peraturan yang harus dijalankan, yang harus ditaati.
Ini merupakan suatu <i style="mso-bidi-font-style: normal;">attached-concern</i>
terhadap hukum positif. Hal ini dilengkapi dengan suatu pandangan yang
memandang hukum sebagai suatu sistem yang otonom-logis-konsisten. Hal ini
diperlukan agar mereka terampil dalam menafsirkan dan menerapkan peraturan-peraturan
hukum.<o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;">Salah satu kritik yang dapat diajukan
terhadap teori hukum postivistik, dapatlah dilihat dri sudut apa yang dijadikan
oleh penganut teori ini sebagai sumber hukumnya, baik sumber material ,
termasuk di dalamnya masalah normativitas hukum (mengapa hukum ini mengatur?),
yang menyangkut masalah dasar pembenaran hukum (yang memberi nilai dan
validitas mudah menyulut konflik, merupakan pendasaran moral) berarti
pembenaran ideologis (teologis) dan simbolis dari hukum yang berlaku dan akan
diberlakukan, maupun sumber formal hukum yang terkait dengan bentuk legitimasi
sistem politik yang berlaku dan pola hubungan moral-hukum. Kritik yang demikian
kuat ditujukan terhadap teori hukum positivistik adalah, bahwa, teori ini di
dalam memandang hubungan antara hukum dan moral selalu mendasarkan pada
pola-pola hubungan sebagai berikut:<o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;">Pertama</span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;">, meskipun teori
hukum positivistik menempatkan moral sebagai bentuk yang mempengaruhi hukum.
Dalam hal ini moral tidak lain hanya bentuk yang memungkinkan hukum mempunyai
ciri universalitas. Sebagai bentuk, moral belum mempunyai isi. Sebagai gagasan
masih menantikan pewujudan. Pewujudan itu adalah rumusan hukum positif. Akan
tetapi teori hukum positivistik, memandang hubungan moral sebagai jiwa hukum
ini diwujudkan dalam pola dimana moral hanya ditempatkan sebagai perjalanan
sejarah nyata, antara lain hukum positif yang berlaku, sanggup memberi bentuk
moral dan eksistensi kolektif. <o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;">Selain daripada itu teori hukum
positivistik mendasarkan pada pemahaman, bahwa satu-satunya cara untuk menjamin
kesinambungan antara moral dan hukum atau kehidupan konkret adalah menerapkan
pemahaman kehendak sebagai kehendak murni. Implikasinya akan ditatapkan pada
dua pilihan yang berbeda: Di satu pihak, pilihan reformasi yang terus-menerus.
Pilihan ini merupakan keprihatinan agar moral bisa diterapkan dalam kehidupan
nyata, tetapi sekaligus sanksi akan keberhasilannya. Maka yang bisa dilakukan
adalah melakukan reformasi terus-menerus. Di lain pihak, pilihan berupa
revolusi puritan. Dalam revolusi puritan, misalnya Taliban di Afganistan, ada
kehendak moral yang yakin bahwa penerapan tuntutan moral itu bisa dilakukan
dengan memaksakannya kepada semua anggota masyarakat. Kecenderungannya ialah
menggunakan metode otoriter.<o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;">Kedua,</span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;"> teori hukum
positivistik di dalamnya mengandung pula unsur-unsur pemahaman, yang
menempatkan moral sebagai sesuatu yang di luar politik dan tidak dapat
direduksi menjadi politik. Moral dilihat sebagai suatu bentuk kekuatan yang
tidak dapat dihubungkan langsung dengan sejarah atau politik kecuali dengan
melihat perbedaannya. Dalam hal ini teori hukum positivistik menganut pola
hubungan antara moral dan hukum dimana politik dikaitkan dengan campur tangan
suatu kekuatan dalam sejarah. Kekuatan ini adalah tindakan kolektif yang
berhasil melandaskan diri pada mesin institusional. Moral dianggap sebagai
salah satu dimensi sejarah, sebagai etika konkret bukan hanya bentuk dari
tindakan. Dengan demikian moral berbagi lahan dengan politik. Di satu pihak,
moral hanya bisa dipahami melalui praktik politik. Melalui politik itu moral
menjadi efektif: melalui hukum, lembaga-lembaga negara, upaya-upaya dalam
masalah kesejahteraan umum. Tetapi, moral tetap tidak bisa direduksi ke dalam
politik. Di lain pihak, politik mengakali moral. Sampai pada titik tertentu,
politik (dalam arti ambil bagian dalam permainan kekuatan) hanya mempermainkan
moral karena politik hanya menggunakan moral untuk mendapatkan legitimasi dari
masyarakat. Dengan pemetaan pola hubungan moral-hukum, dapatlah diketahui
bagaimana pola hubungan antara hukum dengan moral yang hendak dibentuk oleh
teori hukum positivistik.<o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;">Dengan mendasarkan pada pola “moral
diwujudkan melalui perjuangan dalam pertarungan kekuatan dan kekuasaan”, teori
hukum positivistik pada dasarnya tidak bisa melepaskan diri dari proses
legitimasi sistem politik yang berlaku. Pengaruh moral akan sangat tergantung
pada kemenangan partai yang membawa aspirasi moral yang bersangkutan dan pada
politikus-politikus pemegang kekuasaan. Secara politis masuknya aspirasi moral
tertentu dalam penerapan sistem hukum negara melalui cara ini legitim, tetapi
akan meminggirkan atau mengabaikan aspirasi kelompok minoritas. Pola inilah
yang saat ini sedang berlangsung di Indonesia dan rentan terhadap
konflik.Tuntutan understandability dan communicability penting, tetapi bisa
diabaikan karena dengan mayoritas suara tidak terlalu sulit menggolkan
aspirasinya.<o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;">Selanjutnya dengan dianutnya pola
“voluntarisme moral dengan cara revolusi puritan”, maka teori hukum positivistik
pada dasarnya lebih mengandalkan pada reformasi moral terus-menerus memberi
peluang kepada semua pihak untuk ikut menyumbangkan di dalam pembangunan sistem
hukum negara melalui perdebatan teoretis, debat tentang nilai dan diskusi
tentang prioritas yang selalu diperbarui. Maka tuntutan understandability dan
communicability menjadi syarat utama. Sedangkan pola ketiga yang memiliki
revolusi puritan arahnya jelas pada pemaksaan dan kekerasan.<o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;">Selanjutnya dengan dianutnya pola
hubungan yang memandang “politik tidak lepas dari suatu kekuatan sejarah”, yang
pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan pola “moral diwujudkan melalui
perjuangan dalam pertarungan kekuatan dan kekuasaan”, teori hukum positivistik
memandang bahwa, perjuangan moral harus melalui perjuangan di tengah
pertarungan kekuatan dan kekuasaan, hanya moral tidak lebur dalam politik dan
hukum, tetapi mengambil jarak dan berbagi lahan. Dengan demikian kegagalan
sistem politik dan hukum tidak bisa dikatakan sebagai kegagalan moral..<o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;">Dengan mendasarkan pada pemahamn yang
demikian, maka teori hukum positivistik pada dasarnya tidak menerima begitu
saja psinsip “yang legal belum tentu moral”. Positivisme hukum yang semata-mata
lebih mengutamakan aspek kepastian hukum yang akan dibentuk dan terbetuk
melalui kekuasaan, acapkali memang tidak mengindahkan sama sekali aspek-aspek
moral. Pada abad ke XV-XVI, digambarkan ketidakberdayaan moral di dalam
politik. Machiavelli dalam The Prince menolak mendasarkan politik atas hak dan
hukum. Dia menyatakan, tidak ada hukum kecuali kekuatan yang dapat
memaksakannya. Hanya sesudahnya hak dan hukum akan melegitimasi kekuatan itu.
Hukum adalah nama yang diberikan a posteriori oleh penguasa pada kelupaan atas
asal-usul kekuasaan. Asal kekuasaan adalah kekerasan. Dalam politik, kekuatan
menentukan, sedangkan moralitas tidak berdaya. Machiavelli menghapuskan jarak
antara hukum dan kekuatan.<o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;">Dengan nuansa positivisme hukum yang
lebih kental, Thomas Hobbes menyatakan, “Perjanjian tanpa pedang hanyalah
kata-kata kosong” (Leviathan XVIII). Menurut Hobbes, harus ada penguasa yang
kuat untuk bisa memaksakan hukum. Hukum kodrat tidak mempunyai kekuatan dan
tidak menuntut kewajiban sehingga membiarkan individu dalam keadaan perang satu
melawan yang lain. Hal ini pun didukung oleh filosof-filosof positivisme, antra
lain pandangan : pertama Trasymachus yang menyatakan bahw, hukum merupakan
kendaraan untuk kepentingan-kepentingan mereka yang kuat; <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Kedua,</i> pendapat Machiavelli memperlihatkan, hukum tidak lain
kecuali alat legitimasi kekuasaan dan dalam arti tertentu menjadi alat
pembenaran kekerasan, dan; Ketiga, perspektif Hobbes menunjukkan, hukum tak
berdaya bagi mereka yang tidak mempunyai kekuatan atau yang dalam posisi lemah.<o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;">Selain daripada itu pada saat ini
masyarakat Indonesia sedang berada dalam arus perubahan yang terjadi secara
cepat dan cukup mendasar. Terjadinya perubahan dari masyarakat yang semula
bebasis agraris menuju masyarakat industri, tentunya akan selalu diikuti oleh
penyesuain pada segi kehidupan hukumnya, baik itu berupa hukum positipnya
maupun penyesuaian di bidang teori dan konsepsi serta pengertian-pengertian.<o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;">Dalam abad 20 ini susunan masyarakat
menjadi semakin kompleks, spesialisasi dan pemencaran bidang-bidang dalam
masyarakat semakin intensif berkembang dan maju. Dengan demikian pengaturan
yang dilakukan oleh hukum juga harus mengikuti perkembangan keadaan yang
demikian. Pada sisi lainnya sebagai suatu bangsa yang merdeka, maka bangsa
Indonesia merupakan subyek hukum yang merdeka pula. Artinya sebagai suatu
bangsa, bangsa Indonesia terlibat penuh ke dalam aspek penyelenggaraan hukum,
mulai dari pembuatan sampai pelaksanaannya. Hal ini tentunya berbeda dengan
kehidupan hukum di masa Hindia Belanda. Pada masa itu bangsa Indonesia tidaklah
mempunyai tanggung jawab sepenuhnya dalam masalah perencanaan, pembangunan,
pemeliharaan dan penegakan hukumnya. Bangsa Indonesia hanya menjadi penonton
pinggiran dan menjadi obyek kontrol dari hukum, segala keputusan dan strategi
pembanguan hukum ditentukan oleh pemerintah Kerajaan Belanda .<o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;">Sejalan dengan itu mulai muncullah
tuntutan-tuntutan agar hukum dapat dipakai sebagai alat untuk melakukan
perubahan-perubahan atau pengarahan-pengarahan sesuai dengan politik
pembangunan negara. Dengan demikian persoalan hukum sekarang ini bukannya lagi
persoalan tentang legalitas formal, tentang penafsirannya serta penerapan
pasal-pasal undang-undang secara semestinya, melainkan bergerak kearah
penggunaan hukum secara sadar sebagai sarana untuk turut menyusun tata
kehidupan baru .(Rahardjo, 1977 : 16). Ia tidak dapat lagi memandang hukum
hanya sebagai suatu sistem logik dan konsisten, yang terpisah dari lingkungan
sosialnya, akan tetapi harus melihat hukum sebagai suatu lembaga yang selalu
terkait kepada tatanan masyarakatnya, ia selalu dituntut untuk lebih memberi
perhatian perkaitan antara hukum dengan kenyataan-kenyataan sosial yang hidup.<o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;">Kelemahan yang paling mendasar dalam
aliran filasafat positivistik adalah, bahwa ia tidak mampu “memotret” atau
menjelaskan realitas hukum secara holistik, dalam konteks law as a great
anthropological monument”. Para yuris profesional dan mereka yang berpandangan
normatif, tidak mampu melihat kebenaran, bahwa hukum itu merupakan suatu
monumen antropologi. Ia cenderung untuk mereduksinya ke dalam “peraturan dan logika”
<i style="mso-bidi-font-style: normal;">(rule and logic</i>), serta mengacu pada
norma-norma dari pada aksi atau peristiwa. dan dengan demikian menjadikan
gambar yang benar dan lengkap mengenai hukum menjadi cacat. Melalui pendekatan
normatif profesional, hanya mampu melihat secara hitam putih, tidak dapat
melihat kebenaran yang lebih lengkap mengenai apa yang terjadi dalam praksis
kontrol sosial. Melalui pendekatan positivistis-normatif profesional, kita
hanya akan menemukan keharusan-keharusan dan bukan kebenaran.</span></div>
orintonhttp://www.blogger.com/profile/08248265711126309029noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7028012757806737597.post-41388117848165716882013-02-02T07:17:00.003-08:002013-02-02T07:17:58.699-08:00Makalah Mediasi (1)
<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none; text-align: center;">
<b><span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">MEDIASI
PERBANKAN SEBAGAI ALTERNATIF <o:p></o:p></span></b></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">PENYELESAIAN
SENGKETA DI LUAR PENGADILAN<o:p></o:p></span></b></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">(Orinton
Purba)<o:p></o:p></span></b></div>
<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-size: 12pt;"></span></b><br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-size: 12pt;">BAB I<o:p></o:p></span></b></div>
<div style="text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-size: 12pt;">PENDAHULUAN<o:p></o:p></span></b></div>
<b><span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">A. <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Latar Belakang Masalah<o:p></o:p></span></b><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">Keberadaan
bank dalam perekonomian modern sudah menjadi kebutuhan yang sulit dihindari,
karena bank sudah menyentuh kebutuhan setiap orang dan seluruh lapisan
masyarakat. Kalau dahulu masyarakat masih dapat menyimpan uang di bawah bantal
atau dalam sebuah celengan yang terbuat dari gerabah, saat ini masyarakat akan
lebih senang menyimpan uang di bank, karena uang tersebut dapat menghasilkan
bunga dan lebih aman. Sementara itu, masyarakat yang membutuhkan dana akan
lebih mudah datang ke bank daripada mencari orang yang dapat dan mau meminjamkan
dana kepada yang memerlukan.</span><span style="font-size: 8pt; mso-font-width: 100%;"> </span><span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">Bank sebagai
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dan<o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">menjalankan usahanya terutama dari
dana masyarakat dan kemudian menyalurkan kembali kepada masyarakat. Selain itu,
bank juga memberikan jasajasa keuangan dan pembayaran lainnya. Dengan demikian
ada dua peranan penting yang dimainkan oleh bank yaitu sebagai lembaga
penyimpan dana masyarakat dan sebagai lembaga penyedia dana bagi masyarakat dan
atau Dunia usaha.<o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;"></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">Sektor
perbankan memiliki peranan yang sangat vital, antara lain sebagai pengatur urat
nadi perekonomian nasional. Lancarnya aliran uang sangat diperlukan untuk
mendukung kegiatan ekonomi. Dengan demikian, kondisi sektor perbankan yang
sehat dan kuat penting menjadi sasaran akhir dari kebijakan di sektor
perbankan. Peran sektor perbankan dalam pembangunan juga dapat dilihat pada
fungsinya sebagai alat transmisi kebijakan moneter. Disamping itu, perbankan
merupakan alat yang sangat vital dalam <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>penyelenggarakan
transaksi pembayaran, baik nasional maupun internasional. Mengingat </span><span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">pentingnya fungsi itu, maka upaya
menjaga kepercayaan masyarakat terhadap perbankan menjadi bagian yang sangat
penting untuk dilakukan.</span><span style="font-size: 8pt; mso-font-width: 100%;"> </span><span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">Dalam dunia
perbankan, nasabah merupakan konsumen dari pelayanan jasa perbankan. Kedudukan
nasabah dalam hubungannya dengan pelayanan jasa perbankan, berada pada dua
posisi yang dapat bergantian sesuai dengan sisi mana mereka berada. lihat dari
sisi pengerahan dana, nasabah yang menyimpan dananya pada bank baik sebagai
penabung deposan, maupun pembeli surat berharga, maka pada saat itu nasabah
berkedudukan sebagai kreditur bank.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">Sedangkan pada sisi penyaluran
dana, nasabah peminjam berkedudukan sebagai debitur dan bank sebagai kreditur.
Dari semua kedudukan tersebut, pada dasarnya nasabah merupakan konsumen dari
pelaku usaha yang menyediakan jasa di sector usaha perbankan.<o:p></o:p></span></div>
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">Seiring
dengan pertumbuhan dunia usaha dan kebutuhan masyarakat akan produk serta jasa
bank, bisnis perbankan kini kian kompleks. Kompleksitas bisnis bank dapat
dilihat baik dari sisi produk dan layanan maupun dari jaringan usaha dengan
lembaga yang dibangun bank guna memperkuat daya tarik produk dan layanan bank
yang bersangkutan. Kita dapat merasakan bahwa setiap bank melakukan penambahan
outlet, fitur dan benefit produk banknya. Bekerjasama<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>dengan beberapa lembaga non bank, dengan
beberapa mitra usaha seperti Telkom, Telkomsel, PLN, Indovision/Cable Vision
dan sebagainya. Upaya pengembangan fitur produk, layanan maupun jaringan usaha
yang dilakukan setiap bank, akan menambah jumlah interaksi nasabah dengan bank.
Semakin banyaknya interaksi bisnis antara nasabah dengan bank, maka semakin
banyak pula peluang terjadinya keluhan, pengaduan bahkan sengketa finansial
antara nasabah dengan bank.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">Pada laporan yang terkait dengan
sengketa antara nasabah dan perbankan, BI mencatat adanya kenaikan pengaduan ke
BI. Dibandingkan dengan data 2006, data hingga Februari 2008 terjadi
peningkatan pengaduan ke BI sebesar 280%. Pengaduan terkait penyaluran dana
menurut data BI meningkat<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>441% yang sebagian
besar terkait dengan kredit konsumsi.<o:p></o:p></span></div>
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">Sejak
diberlakukannya PBI mediasi perbankan, BI telah menerima laporan sebanyak 262
kasus, dan 222 kasus telah diselesaikan. Sedangkan 40 kasus masih dalam proses.</span><span style="font-size: 8pt; mso-font-width: 100%;"> </span><span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">Hal ini berawal dengan terjadinya komplain yang diajukan
nasabah kepada bank karena merasa dirugikan secara finansial. Upaya yang
dilakukan nasabah antara lain dengan datang langsung ke bank, menelpon pada
call center bank yang bersangkutan, menulis di media cetak misalnya pada surat
pembaca, atau menyampaikan keluhan secara tertulis langsung kepada bank. Di
sisi lain terkadang ada bank yang kurang memperhatikan pengaduan nasabah, atau
bahkan mengabaikannya.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">Sengketa
finansial dapat terselesaikan dengan beberapa cara. Disamping melalui cara
litigasi, juga dapat dilakukan dengan cara mediasi. Cara ligitasi sebagaimana
praktek selama ini, disamping memiliki kelebihan juga dapat kekurangan, antara
lain mengenai proses, biaya dan waktu. Untuk menutup kekurangan cara litigasi
inilah muncul cara mediasi yang selama ini terbukti produktif dalam
menyelesaikan sengketa finansial antara nasabah dengan bank.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;"></span><br />
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">Sedangkan
dari peraturan perundang-undangan di bidang perbankan ketentuan yang memberikan
perlindungan hukum bagi nasabah bank selaku konsumen antara lain adalah dengan
diintrodusirnya Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dalam Undang-Undang Nomor 10
Tahun 1998, yaitu sebagai badan hukum yang menyelenggarakan kegiatan penjaminan
atas simpanan Nasabah Penyimpan, melalui skim asuransi, dana penyangga, atau
skim lainnya. Di tingkat teknis payung hukum yang melindungi nasabah antara
lain adanya pengaturan mengenai penyelesaian pengaduan nasabah dan mediasi
perbankan dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI).</span><span style="font-size: 8pt; mso-font-width: 100%;"> </span><span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;"><o:p></o:p></span><br />
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">Mengingat
penyelesaian pengaduan nasabah oleh bank yang diatur dalam PBI Nomor
7/7/PBI/2005 tertanggal 20 Januari 2005 tentang Penyelesaian Pengaduan Nasabah
tidak selalu dapat memuaskan nasabah dan apabila tidak segera ditangani dapat
mempengaruhi reputasi bank, mengurangi kepercayaan masyarakat pada lembaga
perbankan dan merugikan hak-hak nasabah, maka perlu dibentuk lembaga Mediasi
yang khusus menangani sengketa perbankan. Ada dua masalah dominan yang sering
dikeluhkan konsumen jasa perbankan. <i>Pertama</i>, pengaduan soal produk
perbankan, seperti ATM (<i>Automatic Teller Machine</i>), Kartu Kredit, dan
aneka ragam jenis tabungan, termasuk keluhan produk perbankan terkait dengan
janji hadiah dan iklan produk perbankan. <i>Kedua</i>, pengaduan soal cara
kerja petugas yang tidak simpatik dan kurang profesional khususnya petugas <i>service
point</i>, seperti <i>teller</i>, <i>customer service</i>, dan satpam. Berdasarkan
uraian di atas, paper ini diberikan judul <b>“Mediasi Perbankan Sebagai
Alternatif Penyelesaian Sengketa Di Luar Pengadilan”</b></span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<b><span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">B. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Rumusan Masalah<o:p></o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">Untuk memperjelas agar
permasalahan yang ada nantinya dapat dibahas lebih terarah dan sesuai dengan
sasaran yang di harapkan maka penting bagi penulis dalam menyusun suatu
perumusam masalah. Adapun perumusan masalah sebagai berikut :<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">Bagaimana teori mengenai Mediasi?<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">Bagaimanakah proses mediasi dalam penyelesaian sengketa Perbankan?<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;"><br clear="all" style="page-break-before: always;" />
</span></b>
<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none; text-align: center;">
<b><span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">BAB
II<o:p></o:p></span></b></div>
<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none; text-align: center;">
<b><span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">TINJAUAN
TEORI MEDIASI <o:p></o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<b><span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;"><o:p> </o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l9 level1 lfo11; text-indent: -0.25in;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;"><span style="mso-list: Ignore;">A.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";"> </span></span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Pengertian mediasi<o:p></o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">Menurut
pendapat Moore C.W dalam naskah akademis mediasi, mediasi adalah interensi
terhadap suatu sengketa atau negoisasi oleh pihak ketiga yang dapat diterima,
tidak <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>mempunyai kewenangan untuk
mengambil keputusan dalam memantu para pihak yang berselisih dalam upaya
mencari kesepakatan secara sukarela dalam menyelesaikan permasalahan yang
disengketakan. Mediasi adalah upaya para pihak yang bersengketa untuk
menyelesaikan sengketa melalui perundingan dengan bantuan pihak lain yang
netral. Mediasi adalah cara penyelesaian sengketa melalui proses perundingan
untuk memperoleh kesepakatan para pihak dengan dibantu mediator. Kesimpulan
mediasi apabila diuraikan mengandung unsur-unsur sebagai berikut:<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l3 level1 lfo2; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;"><span style="mso-list: Ignore;">(a)<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">Mediasi adalah sebuah proses penyelesaian sengketa berdasarkan asas
kesukarelaan melalui suatu perundingan.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l3 level1 lfo2; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;"><span style="mso-list: Ignore;">(b)<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">Mediator yang terlibat bertugas membantu para pihak yang bersengketa
untuk mencari penyelesaian,<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l3 level1 lfo2; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;"><span style="mso-list: Ignore;">(c)<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">Mediator yang terlibat harus diterima oleh para pihak yang bersengketa.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l3 level1 lfo2; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;"><span style="mso-list: Ignore;">(d)<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">Mediator tidak boleh memberi kewenangan untuk mengambil keputusan selama
perundingan berlangsung.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l3 level1 lfo2; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;"><span style="mso-list: Ignore;">(e)<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">Tujuan mediasi adalah untuk mencapai atau mnghasilkan kesimpulan yang
dapat diterima dari pihak-pihak yang bersengketa .<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">Prinsip-prinip mediasi yang
digunakan pada daarnya adalah sebagai berikut:<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">a) Kewajiban partisipasi seluruh
pihak dalam prose mediasi.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">b) Upaya maksimal untuk mencapai
mufakat.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">c) Penggunaan pendekatan
rekturisasi dengan pola best commerciaal practice.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">d) Menghormati hak-hak para pihak
yang terkait.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">Dari
penjelasan diatas dapat dijelaskan tentang karakteristik dari prinsip dalam
suatu mediasi yaitu:<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">a) Accessible<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">Setiap orang yang membutuhkan
dapat menggunakan mediasi, tidak ada suatu prosedur yang kaku dalam kaitannya
dengan karakteristik antara mediasi yang satu dengan yang lainnya.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">b) Voluntary<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">Setiap orang yang mengambil bagian
dalam proses mediasi harus sepakat dan dapat memutuskan setiap saat apabila ia menginginkan
mereka tidak dapat memaksa untuk dapat<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">menerima suatu hasil mediasi
apabila dia meras hasil mediasi tidak menguntungkan atau <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>memuaskan dirinya.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">c) Confidential<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">Para pihak ingin merasa bebas
untuk menyatakan apa saja dan menjadi terbuka untuk kepentingan mediasi.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">d) Fasilitative: Mediasi merupakan
kreatifitas dan pendekatan pemecahan masalah terhadap persoalan yang dihadapi
dan bergantung pada mediator untuk membantu para pihak mencapai kesepakatan dengan
tetap dan tidak dapat memihak.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">c) Dasar hukum mediasi<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">Dasar hukum mediasi adalah Undang-Undang
No.4 Tahun 2004 pasal 16 ayat (2) tentang kekusaan kehakiman yang berbunyi ketentuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak menutup usaha penyelesaian perkara
perdata dengan cara perdamaian. Undang-Undang No 30 Tahun 1990 tentang
arbitrese dan alternative penyelesaian sengketa, yang lebih mempertegas
keberadaan lembaga mediasi sebagai lembaga alternatif penyelesaian sengketa. Menurut
ketentuan dari peraturan Mahkamah Agung bahwa setelah dilakukan evaluasi
terhadap pelaksanaan prosedur mediasi di Pengadilan berdasarkan Peraturan
Mahkamah Agung Republik Indonesia No 2 Tahun 2003 ternyata ditemukan beberapa permasalahan
yang bersumber dari Peraturan Mahkamah Agung Tersebut, sehingga Peraturan
Mahkamah Agung Republik Indonesia No 2 Tahun 2003 direvisi dengan maksud untuk
lebih mendayagunakan mediasi yang terkait dengan proses berperkara di Pengadilan.
Sehingga Peraturan Mahkamah agung No 2 Tahun 2003 diubah menjadi Peraturan
Mahkamah Agung No 1 Tahun 2008 tentang prosedur mediasi di Pengadilan (Perma No
1 Tahun 2008).<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">d) Tujuan mediasi<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">Mediasi mempunyai suatu
tujuan-tujuan. Adapun tujuan dari mediasi adalah sebagai berikut:<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">a) Mencapai atau menghasilkn
kesepakatan yang dapat diterima oleh para pihak yang bersengketa guna
mengakhiri sengketa.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">b) Merupakan sebuah proses
penyelesaian sengketa berdasarkan perundingan atau negosiasi.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">c) Mediasi lazimnya terjadi
setelah para pihak yang bersengketa melakukan negosiasi (dan gagal mencapai
kesepakatan). Karena itu sering dinyatakan bahan mediasi adalah merupakan suatu
negosiasi dengan melibatkan pihak ketiga yang memiliki pengetahuan tentang
prosedur negosiasi yang efektif dan berfungsi membantu para pihak yang
bersengketa mengkoordinasikan negoisinya agar berjalan efektif dan
efisien.Tujuan mediasi dalam hal ini dibagi menjadi dua bagian yaitu tujuan
utama dan tujuan tambahan.Yang dimaksud dengan tujuan utama yaitu membantu
mencarikan jalan keluar atau alternative penyelesaian atas sengketa yang timbul
diantara para pihak yang disepakati dan dapat diterima oleh para pihak yang
bersengketa.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">Dengan
demikian proses negosiasi adalah proses yang forward looking dan bukan <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>backward looking. Yang hendak dicapai bukanlah
mencari kebenaran dan atau dasar hukum yang diterapkan namun kepada
penyelesaian masalah.” <i>the goal is not truth finding<o:p></o:p></i></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<i><span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">or low imposing but problem
solving</span></i><span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">”(Lovenheim,
1996: 1.4). Sedangkan untuk tujuan tambahan disini yaitu dengan melalui proses
mediasi diharapkan dapat dicapai terjalinnya<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">komunikasi yang lebih baik
diantara para pihak yang bersengketa dan menjadikan para pihak yang bersengketa
dapat mendengar, memahami alasan atau penjelasan atau argumentasi yang menjadi dasar
atau pertimbangan pihak lain. Dengan adanya pertemuan tatap muka, diharapkan
dapat mengurangi rasa marah atau bermusuhan antara pihak-pihak yang satu dengan
yang lainnya”.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l9 level1 lfo11; text-indent: -0.25in;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;"><span style="mso-list: Ignore;">B.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";"> </span></span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">Proses Mediasi <o:p></o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">Proses mediasi dalam hal ini dibagi
menjadi dua tahap yaitu pra mediasi dan tahap mediasi, yang mana sudah diatur
dalam PERMA No 1 Tahun 2008 yaitu :<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">a. Tahap pra Mediasi<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">Pada hari sidang yang telah
ditentukan yang telah ditentukan oleh kedua belah pihak, hakim mewajibkan para pihak
untuk melakukan mediasi. Kehadiran dari pihak turut<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">Tegugat tidak menghalangi
pelaksanaan mediasi, sehingga hakim melalui kuasa hukum atau langsung kepada
para pihak mendorong para pihak untuk berperan langsung atau aktif dalam proses
mediasi.kuasa hukum para pihak berkewajiban mendorong para pihak sendiri
berperan langsung atau aktif dalam proses mediasi. hakim wajib menunda proses<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">persidangan perkara untuk
memberikan kesempatan kepada para pihak menempuh mediasi dan hakim wajib
menjelaskan</span></div>
<br />
<div style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<o:p> </o:p></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">b. Tahap Mediasi<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">Ketika para pihak sepakat untuk
melakukan proses mediasi, yang mana para pihak berkehendak untuk mencapai kesepakatan
penyelesaian atas sengketanya. Mediasi akan<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">berjalan dengan kondisi-kondisi
sebagai berikut :<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 36.75pt; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l1 level1 lfo12; text-indent: -18.75pt;">
<span style="font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;"><span style="mso-list: Ignore;">(1)<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">Mediator adalah seorang fasilitator yang akan membantu para pihak untuk
mencapai kesepakatan yang dikehendaki oleh para pihak.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 36.75pt; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l1 level1 lfo12; text-indent: -18.75pt;">
<span style="font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;"><span style="mso-list: Ignore;">(2)<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">Mediator tidak memberi nasehat atau pendapat hukum.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 36.75pt; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l1 level1 lfo12; text-indent: -18.75pt;">
<span style="font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;"><span style="mso-list: Ignore;">(3)<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">Para pihak yang bersengketa dapat meminta pendapat par ahli baik dari
sisi hukum lainnya selama proses mediasi berlangsung.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 36.75pt; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l1 level1 lfo12; text-indent: -18.75pt;">
<span style="font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;"><span style="mso-list: Ignore;">(4)<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">Mediator tidak dapat bertindak sebagai penasehat hukum terhadap salah
satu pihak dalam kasus yang sama ataupun yang berhubungan dan ia juga tidak
dapat bertindak sebagai arbiter atau kasus yang sama.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 36.75pt; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l1 level1 lfo12; text-indent: -18.75pt;">
<span style="font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;"><span style="mso-list: Ignore;">(5)<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">Para pihak paham agar proses mediasi dapat berjalan dengan baik maka
diperlukan proses komunikasi yang terbuka dan jujur, selanjutnya segala bentuk
negosiasi dan pernyataan baik tertulis maupun lisan yang dibuat dalam proses
mediasi akan diperlukan sebagai informasi yang bersifat tertutup dan rahasia</span><span style="font-size: x-small;">.<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;"><o:p></o:p></span></span></div>
<br />
<div style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<o:p> </o:p></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">C. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Pengertian mediator<o:p></o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">Pengertian
Mediator menurut Muchammad Zainudin adalah pihak ketiga yang terlibat dalam
suatu proses negosiasi atas permintaan para pihak secara sukarela dan harus
bersikap netral . Menurut Peraturan Mahkamah Agung No 1 Tahun 2008 mediator
adalah pihak netral yang membantu para pihak dalam proses perundingan guna
mencari berbagai kemungkinan penyelesaian sengketa tanpa menggunakan cara
memutus atau menyelesaikan sebuah penyelesaian (PERMA NO 1 TAHUN 2008).<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">2) Fungsi mediator<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">Mediator sebagai penengah dalam
suatu proses mediasi mempunyai fungsi tersendiri sebagai seorang mediator.
Fungsi yang dimaksud adalah sebagai berikut: <o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">a) Memperbaiki kelanaan komunikasi
antara para pihak yang biasanya ada hambatan dan sekat-sekat pikologis.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">b) Mendorong terciptanya suasana
yang kondusif untuk memulai negosiasi yang fair.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">c) Secara tidak langsung mendidik
para pihak atau member wawasan tentang proses dan substansi negosiasi yang
sedang berlangsung.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">d) Mengklarifikasi masalah-masalah
substansial dan kepentingan masing-masing para pihak.</span></div>
<br />
<div style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<o:p> </o:p></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">3) Posisi mediator<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">Sebagai seorang mediator haruslah
memiliki posisi, dalam hal ini khususnya dalam menangani kasus mediasi. Adapun
posisi mediator dalam hal ini adalh sebagai berikut :<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">a) Mediator tidak boleh melakukan
penilaian tentang siapa yang benar dan siapa yang salah diantara para pihak
yang sedang berselisih atau bersengketa.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">b) Mediator adalah pihak netral
yang membantu para phak dalam proses negosiasi guna mencari erbagai kemungkinan
penyelesaian sengketa tanpa menggunakan cara memutus atau memaksakan sebuah
penyelesaian.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">c) Mediator tidak boleh mengambil
suatu keputusan atas persengketan atau konflik yang sedang berlansung antar
para pihak.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">d) Mediaor hanya berposisi sebagai
fasilitator yang mempelancar jalnnya suatu proses negoisasi yang berlangsung
antara para pihak atau para negosiator yang mewakili kepentingan para pihak .<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">4) Peran mediator dalam proses
mediasi<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">Berbagai peran mediator dalam
proses mediasi secara deskripsi meliputi:<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">a) Mengontrol proses dan
menegaskan aturan dasar.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">b) Mempertahankan struktur dan
momentum dalam negosiasi<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">c) Menumbuhkan dan mempertahankan
kepercayaan diantara para pihak.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">d) Menerangkan proses dan mendidik
para pihak dalam komunikasi yang baik.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">e) Menguatkan suasana komunikasi.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">f) Membantu para pihak untuk
menghadap situasi dan keanyataan.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">g) Memfasilitas creatif
problem-solving diantara para pihak.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
h) Mengakhiri
proses bilamana sudah tidak lagi produktif.</div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">Berkaitan
dengan fungsi dan peran mediator yang sangat penting dalam proses mediasi di
Pengadilan Negeri, Mahkamah Agung diharapkan dapat segera mengadakan
pelatihan-pelatihan untuk para hakim di Pengadilan Negeri di daerah-daerah, sehingga
para hakim yang menjadi moderator mendapat wawasan yang cukup untuk untuk
melaksanakan mediasi, para hakim mediator diharapkan untuk mempelajari lebih
dalam mengenai mediasi. Mengingat waktu yang digunakan untuk mediai dengan
moderator dari dalam pengadilan hanya 22 hari, maka diharapkan para hakim
mediator dapat menyusun strategi yang tepat sehingga lebih bias memanfaatkan waktu
dengan baik. <o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">Dalam
proses sebuah mediasi, mediator menjalankan peran untuk menengahi para pihak
yang bersengketa. Peran ini diwujudkan melalui tugas mediator yang secara aktif
membantu para pihak dalam memberi pemahamannya yang benar tentang sengketa yang
mereka hadapi dan memberikan alternative, solusi yang terbaik bagi penyelesaian
sengketa yang harus dipatuhi. Prinsip ini kemudian menuntut mediator adalah
orang yang memiliki pengetahuan yang cukup luasa tentang bidang-bidang terkait
yang di persengketakan oleh para pihak. Selain itu peran mediator adalah
membantu para pihak untuk mencapai kesepakatan, antara lain dengan cara
penyampaian saransaran substantif tentang pokok sengketa. Menurut pendapat dari
Gary Goodspaster dalam bukunya ”Panduan Negosiasi dan Mediasi” menyimpulkan
peran penting mediator adalah :<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">a) Melakukan diagnosa konlik<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
b) Indentifikasi
masalah serta kepentingan-kepentingan kritis</div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">c) Menyusun agenda<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">d) Mempelancar dan mengendalikan
komunikasi<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">e) Mengajar para pihak dalam
proses dan keterampilan tawarmenawar<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">f) Membantu para pihak
mengumpulkan informasi penting<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">g) Penyelesaian masalah untuk
menciptakan pilihan-pilihan<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">h) Diagnosis sengketa untuk
memudahkan penyelesian. </span></div>
<br />
<div style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<o:p> </o:p></div>
<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></b></div>
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-font-width: 90%;"><br clear="all" style="page-break-before: always;" />
</span></b>
<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-size: 12pt;">BAB III<o:p></o:p></span></b></div>
<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-size: 12pt;">PENYELESAIAN SENGKETA PERBANKAN MELALUI
MEDIASI<o:p></o:p></span></b></div>
<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></b></div>
<br />
<div align="left" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l11 level1 lfo13; text-align: left; text-indent: -0.25in;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-fareast-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;"><span style="mso-list: Ignore;">A.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Landasan
Hukum<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;">Penyelesaian sengketa
bertujuan untuk mencapai kesepakatan damai antara pihak yang bersengketa.
Terdapat banyak cara yang dapat digunakan dalam mencapai perdamaian tersebut,
tetapi dalam prakteknya sering ditemui hambatan, mulai dari proses hingga pengambilkeputusan
dalam penyelesaian sengketa tersebut. Begitu pula dengan sengketa antara
nasabah dengan bank, sehingga Bank Indonesia menyadari perlu adanya langkah
terobosan agar sengketa tersebut dapat diselesaikan secara sederhana, cepat dan
murah. Berbekal semangat yang tertuang dalam API tentang pemberdayaan nasabah,
Bank Indonesia menyadari bahwa hasil penyelesaian pengaduan nasabah tidak
selalu dapat memuaskan nasabah. Ketidakpuasan ini dapat menimbulkan sengketa
bila tidak dicari<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;">solusinya sehingga nasabah menjadi jera dan
tidak mau menjadi nasabah pada bank <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>tersebut.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Pada akhirnya kondisi ini akan menimbulkan
citra negatif terhadap bank tersebut dan akan menurunkan tingkat</span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></b><span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;">kepercayaan masyarakat terhadap lembaga
perbankan secara<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div align="left" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none; text-align: left;">
<span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;">keseluruhan.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;">Berbagai cara
penyelesaian sengketa dapat dilakukan seperti melalui negosiasi, arbitrase dan
lain-lain seperti yang diatur dalam UU No. 30 Tahun 1999 atau dapat juga
melalui pengadilan. Tapi sulitnya penyelesaian sengketa melalui pengadilan
ataupun arbitrase yang membutuhkan waktu yang panjang dan prosesnya yang
berbelit-belit, sehingga Bank Indonesia mengupayakan suatu penyelesaian
sengketa yang dapat dilaksanakan dengan proses sederhana, murah dan cepat melalui
lembaga mediasi perbankan. Tujuan dari pembentukan lembaga mediasi perbankan
ini adalah agar hak-hak nasabah sebagai pemakai jasa perbankan dapat terpenuhi
dengan baik. Diharapkan dengan adanya Peraturan Bank Indonesia (PBI) ini akan
tercipta iklim perbankan yang semakin kondusif.</span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;">Pelaksanaan mediasi
perbankan di Indonesia didasarkan atas adanya banyak keluhan masyarakat dan
ketidakpuasan atas pelayanan dari bank. Bank adalah lembaga keuangan yang
bergantung pada kepercayaan masyarakat, sehingga ketidakpuasan masyarakat bias menimbulkan
efek buruk terhadap citra bank dan kredibilitas bank tersebut. Apabila citra
bank sudah dicap tidak bagus oleh masyarakat, maka akan mengganggu kredibilitas
bank tersebut sehingga masyarakat sebagai nasabah bank bisa tidak menyalurkan
uangnya ke bank itu lagi. Mediasi perbankan adalah cara yang diambil oleh
nasabah apabila pengaduannya tidak mendapatkan tanggapan yang positif dari pihak
bank, dan belum mendapatkan solusi terbaik bagi permasalahannya. Sebagai
langkah pertama dari penyelesaian sengketa, terlebih dahulu keluhan dari
nasabah itu harus bisa dilaporkan ke bank yang bersangkutan untuk diproses
melalui mekanisme pengaduan nasabah yang ada di setiap bank. Bank indonesia
mengatur tentang pengaduan nasabah ini dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor
7/7/PBI/2005.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;">Apabila melalui mekanisme
penyelesaian pengaduan nasabah ini tidak membawa hasil positif atau dengan kata
lain nasabah tidak puas maka bisa dilakukan proses lainnya. Antara lain proses
yang bisa ditempuh oleh nasabah adalah melalui pengadilan atau mediasi
perbankan. Biasanya nasabah cenderung melakukan mediasi perbankan karena biayanya
murah dan proses penyelesaian yang relatif cepat. Selain itu syarat dari proses
mediasi perbankan itu sendiri bahwa sengketa keperdataan yang dapat diajukan ke
mediasi perbankan mempunyai limit tuntutan finansial dibawah 500 juta rupiah,
sehingga cara mediasi ini sangat membantu nasabah kecil.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;">Yang dimaksud dengan
mediasi perbankan adalah proses penyelesaian sengketa yang melibatkan mediator
untuk membantu <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>para pihak yang
bersengketa guna mencapai penyelesaian dalam bentuk kesepakatan sukarela
terhadap sebagian ataupun seluruh permasalahan yang disengketakan. Bantuan yang
diberikan dilakukan dengan cara memfasilitasi penyelesaian sengketa dengan cara
memanggil, mempertemukan, mendengar serta memotivasi nasabah dan bank untuk mencapai
kesepakatan tanpa memberikan rekomendasi ataupun putusan.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in; mso-list: l11 level1 lfo13; text-indent: -0.25in;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">B.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;">Tatacara Mediasi Perbankan</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;">Tahap Pra-Mediasi:<o:p></o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;">Tahap awal dari proses
mediasi perbankan dimulai dengan nasabah atau perwakilan nasabah mengajukan
penyelesaian sengketa kepada Bank Indonesia sesuai dengan pasal 7 ayat (1) yang
berbunyi: ”Pengajuan penyelesaian Sengketa dalam rangka Mediasi Perbankan
dilakukan oleh Nasabah atau Perwakilan Nasabah”. Pengajuan penyelesaian
sengketa ini selalu berasal dari pihak nasabah dan bukan pihak bank. Hal ini
dikarenakan nasabah adalah sebagai “konsumen” dari produk-produk atau jasa dari
bank, sehingga yang sering terjadi adalah nasabah merasa tidak puas dengan
pelayanan dan produk dari bank. Dalam hal pengaduan ke bank atas ketidakpuasan
nasabah, posisi nasabah berada dalam posisi yang tidak seimbang. Nasabah berada
pada posisi penerima keputusan atas penyelesaian pengaduan nasabah yang
dilakukan oleh bank.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;">Untuk dapat mengajukan
suatu sengketa melalui mediasi perbankan ada beberapa persyaratan yang harus
dipenuhi oleh nasabah antara lain, </span><b><span style="font-family: "BookAntiqua-Bold","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua-Bold; mso-font-width: 100%;">pertama</span></b><span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;">, nasabah harus mengajukan secara tertulis keinginan untuk melakukan
penyelesaian sengketa melalui<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;">mediasi dengan cara mengisi Formulir Pengajuan
Penyelesaian Sengketa yang tersedia pada bank-bank terdekat. Formulir ini ditujukan
kepada Direktorat Investigasi dan Mediasi Perbankan (DIMP), Bank Indonesia
disertai tembusan yang disampaikan kepada bank yang bersangkutan. </span><b><span style="font-family: "BookAntiqua-Bold","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua-Bold; mso-font-width: 100%;">Kedua</span></b><span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;">, sengketa yang diajukan haruslah merupakan sengketa
keperdataan. </span><b><span style="font-family: "BookAntiqua-Bold","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua-Bold; mso-font-width: 100%;">Ketiga</span></b><span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;">, sebelum mengajukan penyelesaian sengketa
melalui mediasi, nasabah harus terlebih dahulu menyelesaikan permasalahannya
dengan bank yang bersangkutan melalui proses pengaduan nasabah. Upaya pengajuan
penyelesaian kepada bank dibuktikan dengan bukti penerimaan pengaduan dan atau
surat hasil penyelesaian<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;">pengaduan yang
dikeluarkan bank.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;">Hal-hal yang harus
diperhatikan menyangkut persyaratan pengajuan sengketa diatur secara lengkap
dalam pasal 8 yaitu : Pengajuan penyelesaian sengketa sebagaimana dimaksud
dalam pasal 7 ayat (1) wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut:<o:p></o:p></span></div>
<br />
<ol start="1" style="margin-top: 0in;" type="1">
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l4 level1 lfo6;"><span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;">Diajukan secara
tertulis dengan disertai disertai dokumen pendukung yang memadai;<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l4 level1 lfo6;"><span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;">Pernah diajukan
upaya penyelesaiannya oleh nasabah kepada bank;<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l4 level1 lfo6;"><span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;">Sengketa yang
diajukan tidak sedang dalam proses atau belum pernah diputus oleh lembaga
arbitrase atau peradilan, atau belum terdapat kesepakatan yang
difasilitasi<o:p></o:p></span></li>
</ol>
<br />
<ol start="3" style="margin-top: 0in;" type="A">
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l11 level1 lfo13;"><span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;">oleh lembaga mediasi
lainnya;<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l11 level1 lfo13;"><span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;">Sengketa yang
diajukan merupakan sengketa keperdataan;<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l11 level1 lfo13;"><span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;">Sengketa yang
diajukan belum pernah diproses dalam mediasi perbankan yang difasilitasi
oleh Bank Indonesia;<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l11 level1 lfo13;"><span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;">Pengajuan
penyelesaian sengketa tidak melebihi 60 (enam puluh) hari sejak tanggal
surat hasil penyelesaian pengaduan yang disampaikan bank kepada nasabah.<o:p></o:p></span></li>
</ol>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;">Adapun dokumen yang harus disertakan pada saat
mengajukan penyelesaian sengketa melalui mediasi perbankan sesuai dengan pasal
8 adalah sebagai berikut :<o:p></o:p></span></div>
<br />
<ol start="1" style="margin-top: 0in;" type="1">
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l2 level1 lfo8;"><span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;">Fotokopi surat hasil
penyelesaian pengaduan yang diberikan bank kepada nasabah.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l2 level1 lfo8;"><span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;">Fotokopi bukti
identitas yang masih berlaku.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l2 level1 lfo8;"><span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;">Surat pernyataan
yang ditandatangani di atas materai yang cukup bahwa sengketa yang
diajukan tidak sedang dalam proses atau telah mendapatkan keputusan dari
lembaga<o:p></o:p></span></li>
</ol>
<br />
<ol start="1" style="margin-top: 0in;" type="1">
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l7 level1 lfo7;"><span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;">arbitrase,
peradilan, atau lembaga mediasi lainnya dan belum pernah diproses dalam
mediasi perbankan yang difasilitasi oleh Bank Indonesia.<o:p></o:p></span></li>
</ol>
<br />
<ol start="4" style="margin-top: 0in;" type="1">
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l2 level1 lfo8;"><span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;">Fotokopi dokumen
pendukung yang terkait dengan sengketa yang diajukan.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l2 level1 lfo8;"><span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;">Fotokopi surat
kuasa, dalam hal pengajuan penyelesaian sengketa dikuasakan.<o:p></o:p></span></li>
</ol>
<br />
<ol start="2" style="margin-top: 0in;" type="1">
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l7 level1 lfo7;"><span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;">Dokumen pendukung
adalah surat-surat yang berhubungan dengan permasalahan atau sengketa dan
dapat dipakai sebagai bukti pendukung dalam rangka penyelesaian sengketa.
Yang dimaksud dengan dokumen pendukung antara lain adalah bukti transaksi
keuangan yang dilakukan Nasabah.<o:p></o:p></span></li>
</ol>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;">Batas waktu untuk pengajuan penyelesaian
sengketa yang diatur dalam pasal 8 adalah tidak melebihi 60 (enam puluh) hari kerja,
yang dihitung sejak tanggal surat hasil penyelesaian pengaduan nasabah
disampaikan oleh bank kepada nasabah sampai dengan tanggal diterimanya
pengajuan penyelesaian sengketa oleh pelaksana fungsi mediasi perbankan secara
langsung dari nasabah atau tanggal stempel pos apabila disampaikan melalui pos.
<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;">Selanjutnya, setelah Bank
Indonesia sebagai pelaksana fungsi mediasi perbankan menerima pengajuan
penyelesaian sengketa oleh nasabah kemudian Bank Indonesia memanggil bank yang
bersangkutan untuk melakukan klarifikasi mengenai pokok permasalahan yang
dilaporkan oleh nasabah. Hal ini sesuai dengan pasal 7 ayat (1) yaitu : “Dalam
hal nasabah atau perwakilan nasabah mengajukan penyelesaian kepada Bank
Indonesia, Bank wajib memenuhi panggilan Bank Indonesia”. Tujuan dari pemanggilan
ini adalah untuk meminta informasi mengenai permasalahan yang diajukan oleh
nasabah dan upaya-upaya penyelesaian sengketa apa saja yang dilakukan oleh
bank. Setelah mengetahui pokok permasalahan dan tidak ada titik temu dalam proses
pengaduan nasabah tersebut, kemudian Bank Indonesia memanggil kedua belah pihak
untuk menjelaskan tata cara penyelesaian sengketa melalui mediasi perbankan.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;">Apabila kedua belah pihak sepakat menggunakan mediasi perbankan sebagai upaya
penyelesaian sengketa, maka kedua pihak wajib menandatangani perjanjian mediasi
(</span><i><span style="font-family: "BookAntiqua-Italic","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua-Italic; mso-font-width: 100%;">agreement to
mediate</span></i><span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;">). Adapun isi dari
perjanjian mediasi ini disebutkan dalam Pasal 9 ayat (1) yaitu: proses mediasi
dilaksanakan setelah nasabah atau perwakilan nasabah dan bank menandatangani
perjanjian mediasi <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>yang memuat:<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div align="left" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l8 level2 lfo9; text-align: left; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-fareast-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;"><span style="mso-list: Ignore;">a.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;">Kesepakatan untuk memilih
mediasi sebagai alternative penyelesaian sengketa; dan<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div align="left" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l8 level2 lfo9; text-align: left; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-fareast-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;"><span style="mso-list: Ignore;">b.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;">Persetujuan untuk patuh
dan tunduk pada aturan mediasi yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. <o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;">Kemudian dalam hal perjanjian Mediasi telah ditandatangani,
maka bank dan nasabah atau perwakilan nasabah wajib untuk mengikuti dan
mentaati perjanjian tersebut (pasal 9 ayat (2)). Apabila dalam prakteknya
nasabah atau bank tidak mempunyai cukup waktu untuk mengikuti proses mediasi
dari awal sampai akhir karena berbagai alasan, maka mereka boleh untuk menunjuk
seseorang untuk menggantikan posisinya melalui suatu surat kuasa khusus. Dengan
adanya surat kuasa khusus tersebut, maka perwakilan nasabah atau perwakilan
bank yang telah ditunjuk akan mempunyai hak untuk mengambil keputusan<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;">dalam proses mediasi yang akan berjalan.
Penunjukan perwakilan nasabah atau perwakilan bank dengan komitmen penuh dimaksudkan
agar proses mediasi dapat berjalan dengan lancer dan cepat, sesuai dengan
tujuan awal mediasi. Hal ini sesuai dengan pasal 10 ayat (1) yang menyatakan
bahwa nasabah dan bank dapat memberikan kuasa kepada pihak lain dalam proses<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>mediasi. Sedangkan ayat (2) berbunyi:
“Pemberian kuasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan surat kuasa
khusus yang paling sedikit mencantumkan kewenangan penerima kuasa untuk
mengambil keputusan.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;">Untuk dapat melaksanakan
fungsi mediasi, maka Bank Indonesia menunjuk seorang mediator (pasal 5 ayat
(1)). Mediator yang ditunjuk oleh Bank Indonesia adalah pegawai di lingkungan Bank
Indonesia sendiri yang berpengalaman dalam menangani mediasi perbankan sesuai
dengan syarat yang ditetapkan oleh PBI ini. Adapun pasal 5 ayat (2) mengatur
syarat-syarat yang harus dimiliki oleh mediator yaitu:<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div align="left" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l5 level2 lfo10; text-align: left; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-fareast-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;"><span style="mso-list: Ignore;">a.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;">memiliki pengetahuan di
bidang perbankan, keuangan, dan atau hukum;<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div align="left" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l5 level2 lfo10; text-align: left; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-fareast-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;"><span style="mso-list: Ignore;">b.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;">Tidak mempunyai
kepentingan finansial atau kepentingan lain atas penyelesaian sengketa; dan<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div align="left" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l5 level2 lfo10; text-align: left; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-fareast-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;"><span style="mso-list: Ignore;">c.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;">Tidak memiliki hubungan
sedarah atau semenda sampai dengan derajat kedua dengan nasabah atau perwakilan
nasabah dan bank.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;">Meskipun yang ditangani adalah sengketa
perdata antara bank dengan nasabah, tetapi mediator yang ditunjuk oleh Bank Indonesia
haruslah orang yang mempunyai integritas dan dijamin independensinya. Selain
itu, karena mediator dituntut untuk dapat bersikap netral dan tidak memihak
terhadap kedua belah pihak, sehingga mediator tidak diperkenankan memberikan
rekomendasi dan keputusan atas penyelesaian sengketa kepada nasabah bank. Dalam
hal proses mediasi yang akan dilaksanakan, para<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;">pihak tidak dapat meminta pendapat hukum atau
jasa konsultasi hukum kepada mediator, sehingga kesepakatan yang dihasilkan dari
proses mediasi tersebut merupakan kesepakatan sukarela antara nasabah dan bank
dan bukan rekomendasi dari mediator.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;">Selanjutnya, nasabah ataupun bank dengan
alasan apapun tidak dapat mengajukan tuntutan hukum terhadap mediator, pegawai maupun
Bank Indonesia sebagai fungsi Mediasi Perbankan, baik atas kerugian yang
mungkin timbul karena pelaksanaan atau eksekusi Akta kesepakatan, maupun oleh
sebab-sebab lain yang terkait dengan pelaksanaan mediasi. <o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;">Tahap Mediasi:<o:p></o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;">Tahap mediasi dimulai
ketika para pihak sepakat untuk menggunakan mediasi perbankan sebagai
alternatif penyelesaian sengketa dan menandatangai Perjanjian Mediasi <span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><i><span style="font-family: "BookAntiqua-Italic","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua-Italic; mso-font-width: 100%;">agreement to mediate</span></i><span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;">). Dengan ditandatanganinya perjanjian mediasi ini maka para
pihak harus patuh dan taat terhadap aturan mediasi perbankan. Pelaksanaan
proses mediasi perbankan sampai dengan penandatangan Akta Kesepakatan
membutuhkan waktu yang<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;">relatif singkat yaitu paling lama 30 (tiga
puluh hari kerja yang dimulai dari penandatanganan perjanjian mediasi (</span><i><span style="font-family: "BookAntiqua-Italic","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua-Italic; mso-font-width: 100%;">agreement to mediate</span></i><span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;">). Selain itu, dengan kesepakatan para pihak
maka jangka waktu proses mediasi dapat diperpanjang sampai dengan 30 (tiga puluh)
hari kerja berikutnya (pasal 11 ayat (1) dan (2)). Perpanjangan waktu ini dapat
dilakukan apabila menurut penilaian mediator masih terdapat prospek untuk
tercapai kesepakatan sedangkan jangka waktu proses mediasi hamper berakhir.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;">Dalam mengikuti proses Mediasi sebagai
penyelesaian sengketa, maka nasabah dan bank bersedia untuk: pertama, melakukan
proses mediasi dengan itikad baik, kedua, bersikap<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;">kooperatif dengan mediator selama proses
mediasi berlangsung, dan ketiga, menghadiri pertemuan mediasi sesuai dengan Tanggal
dan tempat yang telah disepakati. Hal ini bertujuan agar proses mediasi dapat berjalan
dengan lancar dan sesuai dengan waktu<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;">yang telah disepakati bersama. Selain itu juga
demi tercapainya kesepakatan bersama maka nasabah dan bank wajib untuk menyampaikan
dan mengungkapkan informasi penting terkait dengan pokok sengketa dalam pelaksanaan
mediasi. Dan untuk menjaga kerahasiaan dari proses mediasi ini maka seluruh informasi
dari para pihak yang berkaitan dengan proses mediasi tidak dapat disebarluaskan
untuk kepentingan pihak lain diluar pihak-pihak yang terlibat dalam proses
mediasi ini yaitu nasabah, bank dan mediator.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;">Kemudian dalam hal proses
mediasi mengalami kebuntuan dalam upaya kesepakatan, baik untuk sebagian maupun
keseluruhan pokok sengketa dimana para pihak tidak ada yang mengalah, maka
mediator dapat mengambil tindakan antara lain: (a). menghadirkan pihak lain
sebagai narasumber atau sebagai<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>tenaga
ahli untuk mendukung kelancaran proses mediasi, (b). menangguhkan proses
mediasi sementara dengan tidak melampaui batas waktu proses mediasi; atau (c) menghentikan
proses mediasi.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;">Dalam hal nasabah dan
bank berinisiatif untuk menghadirkan narasumber atau tenaga ahli, maka yang menanggung
biaya narasumber dan tenaga ahli tersebut adalah kedua pihak itu sendiri.
Mediator dalam hal ini hanya berfungsi untuk membantu mencarikan nara sumber
atau tenaga ahli apabila diperlukan. Proses mediasi dinyatakan berakhir
apabila:, Tercapainya kesepakatan; Berakhirnya jangka waktu mediasi; <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>terjadinya kebuntuan yang mengakibatkan
dihentikannya proses mediasi; <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Nasabah
menyatakan mengundurkan diri dari proses mediasi; atau salah satu pihak tidak
mentaati perjanjian mediasi (</span><i><span style="font-family: "BookAntiqua-Italic","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua-Italic; mso-font-width: 100%;">agreement to mediate</span></i><span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;">). Apabila terjadi kesepakatan dalam proses mediasi
tersebut, Pasal 12 menyebutkan bahwa: “Kesepakatan antara nasabah atau perwakilan
nasabah dengan bank yang dihasilkan dari proses mediasi dituangkan dalam Akta
Kesepakatan yang ditandatangani oleh nasabah atau perwakilan nasabah dan bank”.
Sehingga dengan ditandatanganinya Akta <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>esepakatan
maka tahapan mediasi berakhir. Akta Kesepakatan yang ditandatangani oleh kedua
belah pihak bersifat final dan mengikat bagi nasabah dan bank. Yang dimaksud
final adalah <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>sengketa tersebut tidak
dapat diajukan untuk dilakukan proses mediasi ulang pada pelaksanaan fungsi
mediasi perbankan. Sedangkan yang dimaksud dengan mengikat adalah kesepakatan
berlaku sebagai undang-undang bagi nasabah dan bank yang harus dilaksanakan
dengan itikad baik. Dalam hal tidak terjadi kesepakatan dalam proses mediasi perbankan
ini, maka nasabah<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>dapat mengajukan
permasalahannya dengan bank melalui pengadilan atau lembaga arbitrase. <o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;"><o:p> </o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;">Tahap Hasil Mediasi:<o:p></o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;">Akta kesepakatan yang ditandatangani oleh
nasabah dan bank sudah mempunyai kekuatan mengikat para pihak dan bersifat
final. Pasal 13 menjelaskan bahwa bank wajib melaksanakan hasil penyelesaian
sengketa perbankan yang telah disepakati dan dituangkan dalam Akta Kesepakatan.
Akta kesepakatan tersebut merupakan hasil musyawarah yang panjang antara bank
dan nasabah sehingga didapatkan keputusan win-win solutin bagi para pihak.<o:p></o:p></span></div>
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-font-width: 90%;"><br clear="all" style="page-break-before: always;" />
</span></b>
<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-size: 12pt;">BAB IV<o:p></o:p></span></b></div>
<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-size: 12pt;">KESIMPULAN <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>DAN SARAN<o:p></o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<b><span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;"><o:p> </o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<b><span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">A. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>KESIMPULAN<o:p></o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">Berdasarkan pemaparan di atas maka
dapat disimpulkan sebagai berikut: <o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l6 level1 lfo3; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-fareast-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;">Mediasi sebagai salah
satu bentuk alternatif penyelesaian sengketa diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan tersebut. Kecenderungan yang terjadi dalam masyarakat saat ini terlihat
bahwa mediasi sudah menjadi media masyarakat untuk menyelesaikan masalah atau
sengketa yang dialaminya. Hal ini dapat diketahui dengan banyak berdirinya
lembagalembaga yang menyediakan jasa mediasi, misalnya BANI dll. </span><span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l6 level1 lfo3; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-fareast-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">Mekanisme penyelesaian sengketa antara nasabah dan bank pada Kantor Bank <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Indonesia Padang ditempuh melalui dua tahap.
Pertama, bank wajib menyelesaikan terlebih dahulu sengketa dengan nasabahnya
sesuai Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.7/7/PBI/2005 tentang Penyelesaian
Pengaduan Nasabah. Kedua, apabila sengketa belum dapat diselesaikan dengan
baik, nasabah bank dapat mengajukan permohonan penyelesaian sengketa melalui
mediasi sesuai PBI No. 8/5/PBI/2006 tentang Mediasi Perbankan.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l6 level1 lfo3; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: "BookAntiqua","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: BookAntiqua; mso-fareast-font-family: BookAntiqua; mso-font-width: 100%;"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">Fungsi mediasi perbankan yang dilaksanakan pada Kantor Bank Indonesia hanya
terbatas pada penyediaan tempat, membantu nasabah dan bank untuk mengemukakan
pokok permasalahan yang menjadi sengketa, penyediaan nara sumber, dan
mengupayakan tercapainya kesepakatan penyelesaian sengketa antara nasabah dan bank.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none;">
<b><span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">B. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>SARAN<o:p></o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.4in; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l12 level1 lfo4; text-indent: -0.4in;">
<span style="font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">Nasabah bank diharapkan mempunyai wawasan / memahami peraturan perundang-undangan
tentang Perbankan.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.4in; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l12 level1 lfo4; text-indent: -0.4in;">
<span style="font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-width: 100%;"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">Diharapkan Kantor Bank Indonesia untuk terus mengadakan sosialisasi dan
edukasi kepada masyarakat dan Bank mengenai penyelesaian sengketa dengan mediasi
perbankan, sehingga pelaksanaan mediasi perbankan tersebut bermanfaat bagi
perlindungan nasabah dan demi terpeliharanya reputasi bank.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;"><o:p> </o:p></span></div>
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;"><br clear="all" style="page-break-before: always;" />
</span></b>
<br />
<div align="center" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;">DAFTAR PUSTAKA<o:p></o:p></b></div>
<br />
<div align="left" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none; text-align: left;">
<span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l10 level1 lfo5; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol; mso-font-width: 100%;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">Didik J. Rachbini, Suwidi Tono, 2000, <i>Bank Indonesia Menuju
Independensi Bank Sentral</i>, PT. Mardi Mulyo, Jakarta.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l10 level1 lfo5; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol; mso-font-width: 100%;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">Bintang Sanusi, Dahlan, 2000, <i>Pokok-pokok Hukum ekonomi Dan Bisnis</i>,
PT. Citra aditya Bakti, Bandung.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l10 level1 lfo5; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol; mso-font-width: 100%;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">Imaniyati Sri Neni, Syawali Husni, 2000, <i>Hukum Perlindungan Konsumen</i>,
Mandar Maju, Bandung.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l10 level1 lfo5; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol; mso-font-width: 100%;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">Widjaja Gunawan, 2001, <i>Alternatif Penyelesaian Sengketa</i>, PT.
RajaGrafindo Persada, Jakarta.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l10 level1 lfo5; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol; mso-font-width: 100%;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">Rachmadi Usman, 2001, <i>Aspek-Aspek Hukum Perbankan Di Indonesia</i>,
P.T Gramedia Pustaka Utama , Jakarta.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l10 level1 lfo5; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol; mso-font-width: 100%;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">Fuady Munir, 2002, <i>Hukum Bisnis Dalam Teori Dan Praktek Buku kesatu</i>,
PT. Citra aditya Bakti, Bandung.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l10 level1 lfo5; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol; mso-font-width: 100%;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">Syarif Arbi, 2003, <i>Mengenal Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank</i>,
Djambatan, Jakarta.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l10 level1 lfo5; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-style: italic; mso-fareast-font-family: Symbol; mso-font-width: 100%;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">Sudiarto, Zaeni Asyhadie, 2004, <i>Mengenal Arbitrase Salah Satu
Alternatif<o:p></o:p></i></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l10 level1 lfo5; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol; mso-font-width: 100%;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><i><span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">Penyelesaian Sengketa Bisnis</span></i><span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l10 level1 lfo5; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol; mso-font-width: 100%;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor
7 tahun 1992 tentang Perbankan.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l10 level1 lfo5; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol; mso-font-width: 100%;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l10 level1 lfo5; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol; mso-font-width: 100%;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/6/PBI/2005 tentang Transparansi
Informasi Produk Bank Dan Penggunaan Data Pribadi Nasabah.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l10 level1 lfo5; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol; mso-font-width: 100%;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/7/PBI/2005 tentang Penyelesaian
Pengaduan Nasabah.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l10 level1 lfo5; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol; mso-font-width: 100%;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/1/PBI/2008 tentang Perubahan atas
Peraturan<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l10 level1 lfo5; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol; mso-font-width: 100%;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-size: 12pt; mso-font-width: 100%;">Bank Indonesia Nomor 8/5/PBI/2006 tentang Mediasi Perbankan.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<o:p> </o:p></div>
<br />
<div style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<o:p> </o:p></div>
<br />
<div style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"><o:p> </o:p></span></div>
orintonhttp://www.blogger.com/profile/08248265711126309029noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7028012757806737597.post-25135390752599162282013-02-01T03:01:00.002-08:002013-02-01T03:05:38.239-08:00<br />
<div class="MsoSubtitle" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: center;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><strong>ALIRAN-ALIRAN DALAM FILSAFAT HUKUM<o:p></o:p></strong></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><strong>(Bagian-2)<o:p></o:p></strong></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyText" style="margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Aliran
Sociological Jurisprudence<o:p></o:p></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Pendasar aliran ini, antara lain: Roscoe
Pound, Eugen Ehrlich, Benjamin Cardozo, Kontorowics, Gurvitch dan lain-lain.
Aliran ini berkembang di Amerika, pada intinya aliran ini hendak mengatakan
bahwa hukum yang baik adalah hukum yang sesuai dengan hukum yang hidup dalam
masyarakat. Kata “sesuai” diartikan sebagai hukum yang mencerminkan nilai-nilai
yang hidup di dalam masyarakat.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Aliran <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Sociological Jurisprudence</i> berbeda
dengan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Sosiologi Hukum</i>. Dengan rasio
demikian, Sosiologi Hukum merupakan cabang sosiologi yang mempelajari hukum
sebagai gejala sosial, sedang Sociological Jurisprudence merupakan suatu mazhab
dalam filsafat hukum yang mempelajari pengaruh timbal balik antara hukum dan
masyarakat dan sebaliknya. Sosiologi hukum sebagai cabang sosiologi yang
mempelajari pengaruh masyarakat kepada hukum dan dan sejauh mana gejala-gejala
yang ada dalam masyarakat dapat mempengaruhi hukum di samping juga diselidiki
juga pengaruh sebaliknya, yaitu pengaruh hukum terhadap masyarakat. Dari 2
(dua) hal tersebut di atas (sociological jurisprudence dan sosiologi hukum)
dapat dibedakan cara pendekatannya. Sociological jurisprudence, cara
pendekatannya bertolak dari hukum kepada masyarakat, sedang sosiologi hukum
cara pendekatannya bertolak dari masyarakat kepada hukum.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Roscoe
Pound menganggap bahwa hukum sebagai alat rekayasa sosial <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">(Law as a tool of social
engineering and social controle)</i></b> yang bertujuan menciptakan harmoni dan
keserasian agar secara optimal dapat memenuhi kebutuhan dan kepentingan manusia
dalam masyarakat. Keadilan adalah lambang usaha penyerasian yang harmonis dan
tidak memihak dalam mengupayakan kepentingan anggota masyarakat yang
bersangkutan. Untuk kepentingan yang ideal itu diperlukan kekuatan paksa yang
dilakukan oleh penguasa negara. Pendapat/pandangan dari Roscoe Pound ini banyak
persamaannya dengan aliran Interessen Jurisprudence. Primat logika dalam hukum
digantikan dengan primat “pengkajian dan penilaian terhadap kehidupan manusia <i style="mso-bidi-font-style: normal;">(Lebens forschung und Lebens bewertung)</i>,
atau secara konkritnya lebih memikirkan keseimbangan kepentingan-kepentingan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">(balancing of interest, private as well as
public interest)</i>.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Roscoe
Pound juga berpendapat bahwa <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">living law</i></b> merupakan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">synthese</i> dari <i style="mso-bidi-font-style: normal;">these positivisme hukum</i> dan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">antithese
mazhab sejarah</i>. Maksudnya, kedua liran tersebut ada kebenarannya. Hanya
hukum yang sanggup menghadapi ujian akal agar dapat hidup terus. Yang menjadi
unsur-unsur kekal dalam hukum itu hanyalah pernyataan-pernyataan akal yang
terdiri dari atas pengalaman dan diuji oleh pengalaman. Pengalaman dikembangkan
oleh akal dan akal diuji oleh pengalaman . Tidak ada sesuatu yang dapat
bertahan sendiri di dalam sistem hukum. Hukum adalah pengalaman yang diatur dan
dikembangkan oleh akal, yang diumumkan dengan wibawa oleh badan-badan yang
membuat undang-undang atau mensahkan undang-undang dalam masyarakat yang
berorganisasi politik dibantu oleh kekuasaan masyarakat itu.<o:p></o:p></span></div>
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p></o:p></span><br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Pragmatic
Legal Realism</span></i></b></div>
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Salah seorang sarjana bernama Friedman
membahas aliran ini dalam kaitannya sebagai salah satu subaliran dari
positivisme hukum. Sebab, pangkal pikir dari aliran ini bersumber pada
pentingnya rasio atau akal sebagai sumber hukum. Pendasar mazhab/aliran ini
ialah John Chipman, Gray, Oliver Wendell Holmes, Karl Llewellyn, Jerome Frank,
William James dan sebagainya. Friedman juga berpendapat bahwa Roscoe Pound juga
dapat digolongkan ke dalam <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Pragmatic
Legal Realism</i> di samping masuk ke dalam <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Sociological
Jurisprudence</i>.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Hal ini disebabkan
oleh pendapat atau pandangan Roscoe Pound yang mengatakan bahwa hukum itu
adalah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">a tool of social engineering</i>.
Sementara itu, Llewellyn berpendapat bahwa <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Pragmatic
Legal Realism</i> bukan aliran tapi suatu gerakan yang memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt 0.25in; mso-list: l1 level1 lfo1; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Realisme
bukanlah suatu aliran/mazhab. Realisme adalah suatu gerakan dalam cara berpikir
dan cara bekerja tentang hukum.</span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt 0.25in; mso-list: l1 level1 lfo1; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Realisme
adalah suatu konsep mengenai hukum yang berubah-ubah dan sebagai alat untuk
mencapai tujuan sosial; maka tiap bagiannya harus diselidiki mengenai tujuan
maupun hasilnya. Hal ini berarti bahwa keadaan sosial lebih cepat mengalami
perubahan daripada hukum.</span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt 0.25in; mso-list: l1 level1 lfo1; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Realisme
mendasarkan ajarannya atas pemisahan sementara antara sollen dan sein untuk
keperluan suatu penyelidikan agar penyelidikan itu mempunyai tujuan, maka
hendaknya diperhatikan adanya nilai-nilai dan observasi terhadap nilai-nilai
itu haruslah seumum mungkin dan tidak boleh dipenuhi oleh kehendak observer
maupun tujuan-tujuan kesusilaan.</span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt 0.25in; mso-list: l1 level1 lfo1; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">4.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Realisme
telah mendasarkan pada konsep-konsep hukum tradisional oleh karena realisme
bermaksud melukiskan apa yang sebenarnya oleh pengadilan-pengadilan dan
orang-orangnya. Untuk itu dirumuskan definisi-definisi dalam
peraturan-peraturan yang merupakan ramalan umum tentang apa yang akan
dikerjakan oelh pengadilan-pengadilan. Sesuai dengan keyakinan ini, maka
realisme menciptakan penggolongan-penggolongan perkara dan keadaan-keadaan
hukum yang lebih kecil jumlahnya daripada jumlah penggolongan-penggolongan yang
ada pada masa lampau.</span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt 0.25in; mso-list: l1 level1 lfo1; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">5.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Gerakan
realisme menekankan pada perkembangan setiap bagian hukum haruslah diperhatikan
dengan seksama mengenai akibatnya.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Pendekatan
yang harus dilakukan oleh gerakan realisme untuk mewujudkan program tersebut di
atas telah digariskan sebagai berikut:</span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt 0.25in; mso-list: l0 level1 lfo2; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Keterampilan
diperlukan bagi seseorang dalam memberikan argumentasinya yang logis atas
putusan-putusan yang telah diambilnya bukan hanya sekedar argumen-argumen yang
diajukan oleh ahli hukum yang nilainya tidak berbobot.</span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt 0.25in; mso-list: l0 level1 lfo2; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Mengadakan
perbedaan antara peraturan-peraturan dengan memperhatikan relativitas makna
peraturan-peraturan tersebut.</span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt 0.25in; mso-list: l0 level1 lfo2; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Menggantikan
katagori-katagori hukum yang bersifat umum dengan hubungan-hubungan khsusus
dari keadaan-keadaan yang nyata.</span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt 0.25in; mso-list: l0 level1 lfo2; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">4.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Cara
pendekatan seperti tersebut di atas mencakup juga penyelidikan tentang
faktor-faktor/unsur-unsur yang bersifat perseornagan maupun umum dengan
penelitian atas kepribadian sang hakim dengan disertai data-data statistik
tentang ramalan-ramalan apa yang akan diperbuat oloeh pengadilan dan lain-lain.<o:p></o:p></span></div>
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p></o:p></span><br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Mengenai
aliran Pragmatic Legal Realism yang berkembang pada waktu itu dapat dibedakan
menjadi 2 (dua) macam, yaitu:<o:p></o:p></span></div>
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p></o:p></span><br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Aliran
Realisme Hukum Amerika</span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Tokoh-tokohnya adalah Oliver Wendell
Holmes dan Jerome Frank. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">“The path of
Law”</i> berasal dari Holmes, sedang <i style="mso-bidi-font-style: normal;">“Law
in the modern mind”</i> berasal dari Jerome Frank. Sifat normatif hukum agak
dikesampingkan. Hukum pada hakekatnya adalah berupa pola perilaku/tindakan
(pattern of behaviour) nyata dari hakim dan petugas/pejabat hukum <i style="mso-bidi-font-style: normal;">(law officials)</i> lainnya. Pendorong utama
perilaku Hakim atau pejabat-pejabat hukum segarusnya berpijak pada moral
positif dan kemaslahatan masyarakat <i style="mso-bidi-font-style: normal;">(social
advanrage)</i>. Bagi Frank, hukum dapat dibagi menjadi dua, yaitu hukum yang
senyatanya dan hukum yang mungkin <i style="mso-bidi-font-style: normal;">(actual
law and probable law)</i>. Peraturan-peraturan hukum dan asas-asas hukum tidak
lain adalah semacam stimuli yang mempengaruhi perilaku hakim yang dapat dilihat
dalam putusan-putusan hakim, di samping faktor-faktor lain, yakni, prasangka
politis, ekonomis, dan moril, simpati maupun antipati pribadi (Frank). Terhadap
sikap yang agak ekstrim dari kedua tokoh tersebut, yakni Roscoe Pound dan
benjamin Cardozo dalam bukunya yang berjudul <i style="mso-bidi-font-style: normal;">“The nature of the juridical process</i>” mengambil pendirian yang
lebih moderat, yakni wawasan sosiologis.<o:p></o:p></span></div>
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p></o:p></span><br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Aliran
Realisme Skandinavia</span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Di Skandinavia, para sarjana hukum modern
mengembangkan cara berfikir tentang hukum yang memiliki ciri khas ala
Skandinavia yang tidak ada persamaannya di negara-negara lain. Walaupun istilah
realisme sering dipergunakan untuk gerakan cara berfikir di Skandinavia akan
tetapi persamaan nama dengan gerakan cara berfikir di Amerika Serikat, hanyalah
sebatas persamaan nama saja. Realisme Skandinavia adalah dasar-dasar filsafat
yang memberikan kritik-kritik terhadap dasar-dasar metafisika hukum <i style="mso-bidi-font-style: normal;">(Skandinavian realism is essentialy a
philosophical critique of the metaphysical foundations law)</i>. Gerakan ini
menolak cara pendekatan yang dipergunakan oleh kaum realis Amerika Serikat yang
mempunyai nilai rendah. Dalam caranya memberi kritik dan pengupasan
prinsip-prinsip pertama yang seringkali sangat abstrak, grakan realis mempunyai
ciri-ciri yang mirip sekali dengan ciri-ciri Filsafat Hukum Eropa. Adanya
persamaan cara pendekatan antara penganut-penganut gerakan relaisme Skandinavia
diusebabkan oleh pengaruh dari Axel Hagestrom terhadap tokoh-tokoh gerakan
realisme Skandinavia pada waktu itu, yaitu Oliverscrona, Lundstedt, sekalipun
pengaruh Axel tidak sebesar Ross.<o:p></o:p></span></div>
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p></o:p></span><br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Para
ahli hukum tersebut di atas menolak adanya pengertian-pengertian mutlak tentang
keadilan yang menguasai dan yang memberi pedoman pada sistem-sistem hukum
positif. Mengenai nilai-nilai hukum gerakan realisme Skandinaviamempunyai
pendirian yang sama dengan filsafat relativisme; mereka menolak pendirian yang
mengatakan bahwa ketentuan-ketentuan tentang hukum dapat disalurkan secara
memaksa dari prinsip-prinsip tentang keadilan yang tidak adapat diubah.<o:p></o:p></span></div>
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p></o:p></span><br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Menureut
Friedman, keberadaan realisme Skandinavia telah memberikan sumbangan yang amat
besar kepada teori hukum, yaitu tentang penggunaan pengertian kehendak
kolektif, satu kehendak umum atau kehendak negara <i style="mso-bidi-font-style: normal;">(a collective or general will or of the state) </i>oleh ilmu hukum
analitis. Menurut Hargerstrom dan kawan-kawan, pengertian-pengertian tersebut
adalah semacam satu pengertian gaib yang dipergunakan mereka untuk memberi
dasar hukum pada kemahakuasaan orang-orang yang memegang perintah negara; dan
cara mereka membuktikan legitimitas (dasar hukum) kekuasaan negara tersebut
menurut Hargerstrom dan kawan-kawan adalah pada dasarnya sama dengan cara-cara
yang dipergunakan filsafat hukum kodrat.<o:p></o:p></span></div>
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p></o:p></span><br />
<div align="center" class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">DAFTAR PUSTAKA</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoFootnoteText" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Darmodiharjo, Darji & Shidarta, <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Pokok-Pokok Filsafat Hukum, Apa dan
Bagaimana Filsafat Hukum Indonesia</b>, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta. 1995.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoFootnoteText" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Huijbers, Theo <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Filsafat Hukum Dalam Lintasan Sejarah</b>, Penerbit Kanisius,
Yogyakarta, 1993.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoFootnoteText" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Rasjidi, Lili, <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Dasar-Dasar Filsafat Hukum</b>, Penerbit PT. Citra Aditya Bakti
Bandung, 1990, halaman.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoFootnoteText" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Soehardjo Sastrosoehardjo, <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Silabus Mata Kuliah Filsafat Hukum</b>,
Program Pascasarjana Ilmu Hukum, Universitas Diponegoro, Semarang, 1997.<o:p></o:p></span></div>
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">Soetiksno, <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Filsafat
Hukum, Bagian I</b>, Penerbit PT. Pradnya Paramita, Jakarta, 1997</span>orintonhttp://www.blogger.com/profile/08248265711126309029noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7028012757806737597.post-13759069348870947292013-01-29T08:58:00.003-08:002013-02-01T03:12:40.492-08:00Aliran Filsafat Hukum (1)<br />
<div class="Section1">
</div>
<div class="MsoSubtitle" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: center;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><strong>ALIRAN-ALIRAN DALAM FILSAFAT HUKUM<o:p></o:p></strong></span></div>
<div class="Section1" style="text-align: center;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><strong>(Bagian-1)<o:p></o:p></strong></span></div>
<div class="Section1">
</div>
<div class="MsoBodyText" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Dalam tulisan ini, penulis menggunakan
pembagian aliran/madzhab filsafat hukum menurut pendapat dari Lili Rasjidi,
seorang guru besar imu hukum dari Universitas Padjadjaran, Bandung dengan
penjelasan sebagai berikut:<o:p></o:p></span></div>
<div class="Section1">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Aliran
Hukum Alam</span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">:<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<div class="Section1" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Aliran ini berpendapat bahwa hukum berlaku
universal (umum). Menurut Friedman, aliran ini timbul karena kegagalan manusia
dalam mencari keadilan yang absolut, sehingga hukum alam dipandang sebagai
hukum yang berlaku secara universal dan abadi.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Gagasan mengenai hukum alam didasarkan pada
asumsi bahwa melalui penalaran, hakikat mahkluk hidup akan dapat diketahui dan
pengetahuan tersebut menjadi dasar bagi tertib sosial serta tertib hukum
eksistensi manusia. Hukum alam dianggap lebih tinggi dari hukum yang sengaja
dibentuk oleh manusia. Aliran hukum alam ini dibagi menjadi 2 (dua), yaitu: <o:p></o:p></span></div>
<div class="Section1">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">(1). Irrasional:<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="Section1" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Aliran ini berpendapat bahwa hukum yang
berlaku universal dan abadi bersumber dari Tuhan secara langsung. Pendukung aliran
ini antara lain: Thomas Aquinas (Aquino), John Salisbury, Daante, Piere Dubois,
Marsilius Padua, dan John Wyclife.<o:p></o:p></span></div>
<div class="Section1" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Thomas
Aquinas membagi hukum ke dalam 4 golongan, yaitu: (a). <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Lex Aeterna</i>, merupakan rasio Tuhan sendiri yang mengatur segala hal
dan merupakan sumber dari segala hukum. Rasio ini tidak dapat ditangkap oleh
pancaindera manusia. (b). <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Lex Divina</i>,
bagia dari rasio Tuhan yang dapat ditangkap oleh manusia berdasarkan waktu yang
diterimanya. (c). <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Lex Naaturalis</i>,
inilah yang dikenal sebagai hukum alam dan merupakan penjelmaan dari rasio
manusia. (d). <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Lex Posistivis</i>, hukum
yang berlaku merupakan pelaksanaan hukum alam oleh manusia berhubung dengan
syarat khusus yang diperlukan oleh keadaan dunia. Hukum ini diwujudkan ke dalam
kitab-kitab suci dan hukum positif buatan manusia.<o:p></o:p></span></div>
<div class="Section1">
</div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: -21.3pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">(2). Rasional:<o:p></o:p></span></div>
<div class="Section1" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Sebaliknya,
aliran ini mengatakan bahwa sumber dari hukum yang universal dan abadi adalah
rasio manusia. Pandangan ini muncul setelah zaman Renaissance (pada saat rasio
manusia dipandang terlepas dari tertib ketuhanan/lepas dari rasio Tuhan) yang
berpendapat bahwa hukum alam muncul dari pikiran (rasio) manusia tentang apa
yang baik dan buruk penilaiannya diserahkan kepada kesusilaan (moral) alam.
Tokoh-tokohnya, antara lain: Hugo de Groot (Grotius), Christian Thomasius,
Immanuel Kant, dan Samuel Pufendorf. <o:p></o:p></span></div>
<div class="Section1">
</div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Pendasar
hukum alam yang rasional adalah Hugo de Groot (Grotius), ia menekankan adanya
peranan rasio manusia dalam garis depan, sehingga rasio manusia sama sekali
terlepas dari Tuhan. Oleh karena itu rasio manusialah sebagai satu-satunya
sumber hukum.<o:p></o:p></span></div>
<div class="Section1" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Tokoh
penting lainnya dalam aliran ini ialah Immanuel Kant. Filsafat dari Kant
dikenal sebagai filsafat kritis, lawan dari filsafat dogmatis. Ajaran Kant
dimuat dalam tiga buah karya besar, yaitu: Kritik Akal Budi Manusia (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">kritik der reinen Vernunft</i> yang terkait
dengan persepsi), Kritik Akal Budi Praktis (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">kritik
der praktischen Vernunft</i> yang terkait dengan moralitas), Kritik Daya
Adirasa (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">kritik der Urteilskraft</i> yang
terkait dengan estetika dan harmoni). Ajaran Kant tersebut ada korelasinya
dengan tiga macam aspek jiwa manusia, yaitu cipta, rasa, dan karsa <i style="mso-bidi-font-style: normal;">(thinking, volition, and feeling)</i>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="Section1">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-ansi-language: SV;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-tab-count: 1;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<div class="Section1" style="text-align: justify;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-ansi-language: SV;">Metde kritis tidak skeptis, tidak dogmatis <i style="mso-bidi-font-style: normal;">(trancendental)</i>. Hakekat manusia (homo
noumenon) tidak terletak pada akalnya, beserta corak berfikir yang bersifat
teoritis keilmuan alamiah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">(natuurweten
schappelijke denkwijze)</i>, tetapi pada kebebasan jiwa susila manusia yang
mampu secara mandiri menciptakan hukum kesusilaan bagi dirinya sendiri dan juga
orang lain. </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Yang
penting bukan manusia ideal berilmu atau ilmuwan, tetapi justru pada manusia
ideala berkepribadian humanistis.<o:p></o:p></span></div>
<div class="Section1">
</div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Salah
satu karya Kant yang berjudul <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Metaphysische
Anfangsgruende der Rechtslehre</i> (Dasar Permulaan Metafisika Ajaran Hukum
merupakan bagian dari karyanya yang berjudul <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Metaphysik der Sitten</i>) pokok pikirannya ialah bahwa manusia menurut
darma kesusilaannya mempunyai hak untuk berjuang bagi kebebasan lahiriahnya
untuk menghadirkan dan melaksanakan kesusilaan. Dan hukum berfungsi untuk
menciptakan situasi kondisi guna mendukung perjuangan tersebut. Hakekat hukum
bagi Kant adalah bahwa hukum itu merupakan keseluruhan kondisi-kondisi di mana
kehendak sendiri dari seseorang dapat digabungkan dengan kehendak orang lain di
bawah hukum kebebasan umum yang meliputi kesemuanya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="Section1">
</div>
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Katagori
imperatif Kant mewajibkan semua anggota masyarakat tetap mentaati hukum positif
negara sekalipun di dalam hukum terebut terdapat unsur-unsur yang bertentangan
dengan dasar-dasar kemanusiaan. Jadi, di sini sudah terdapat larangan mutlak
bagi perilaku yang tergolong melawan penguasa negara, sehingga dengan katagori
imperatif ini ajaran dari Immanuel Kant juga dapat digolongkan ke dalam aliran
positivisme. Pendapat Kant ini diikuti oleh Fichte yang mengatakan bahwa hukum
alam itu bersumber dari rasio manusia.<o:p></o:p></span></div>
<div class="Section1">
</div>
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Penulis lain yang tidak kalah pentingnya
ialah Hegel dari Jerman. Yang dijadikan motto oleh Hegel ialah: Apa yang nyata
menurut nalar adalah nyata, dan apa yang nyata adalah menurut nalar <i style="mso-bidi-font-style: normal;">(Was vernunftig ist, das ist wirklich ist,
das ist vernunftig. What is reasonable is real, and what is real is
reasonable).</i> Tidak ada antimoni antara nalar/akal dengan kenyataan atau
realitas. Bagi Hegel, seluruh kenyataan kodrat alam dan kejiwaan merupakan
proses perkembangan sejarah secara dialektis dari roh/cita/spirit mutlak yang
senantiasa maju dan berkembang. Jiwa mutlak mengandung dan mencakup seluruh
tahap-tahap perkembangan sebelumnya jadi merupakan permulaan dan kelahiran
segala sesuatu. Pertumbuhan dan perkembangan dialektis melalui tesa, antitesa,
san sintesa yang berlangsung secara berulang-ulang dan terus-menerus. Filsafat
hukum dalam bentuk maupun isinya, penampilan dan esensinya juga dikuasai oleh
hukum dialektika. Negara merupakan perwujudan jiwa mutlak, demikan juga dengan
hukum.<i style="mso-bidi-font-style: normal;"> <o:p></o:p></i></span></div>
<div class="Section1">
</div>
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<div class="Section1">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Aliran Hukum Positif<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="Section1" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Sebelum
aliran ini lahir, telah berkembang suatu pemikiran dalam ilmu hukum yang
disebut dengan Legisme yang memandang tidak ada hukum di luar undang-undang,
dalam hal ini satu-satunya sumber hukum adalah undang-undang. <o:p></o:p></span></div>
<div class="Section1">
</div>
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";"> </span></span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Analitis<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="Section1" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Pemikiran ini berkembang di Inggris namun
sedikit ada perbedaan dari tempat asal kelahiran Legisme di Jerman. Di Inggris,
berkembang bentuk yang agak lain, yang dikenal dengan ajaran Positivisme Hukum
dari John Austin, yaitu <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Analytical
Jurisprudence</i>. Austin membagi hukum atas 2 hal, yaitu:<o:p></o:p></span></div>
<div class="Section1">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<div class="Section1">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">a.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Hukum
yang diciptakan oleh Tuhan untuk manusia.<o:p></o:p></span></div>
<div class="Section1">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">b.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Hukum
yang disusun dan dibuat oleh manusia, yang terdiri dari:<o:p></o:p></span></div>
<div class="Section1">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">-<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">hukum
dalam arti yang sebenarnya. Jenis ini disebut sebagai hukum positif yang
terdiri dari hukum yang dibuat penguasa, seperti: undang-undang, peraturan
pemerintah, dan sebagainya, hukum yang dibuat atau disusun rakyat secara
individuil yang dipergunakan untuk melaksanakan hak-haknya, contoh hak wali
terhadap perwaliannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="Section1">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">-<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Hukum
dalam arti yang tidak sebenarnya, dalam arti hukum yang tidak memenuhi
persyaratan sebagai hukum, contoh: ketentuan-ketentuan dalam organisasi atau
perkumpulan-perkumpulan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="Section1">
</div>
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Menurut
Austin, dalam hukum yang nyata pada point pertama, di dalamnya terkandung
perintah, sanksi, kewajiban, dan kedaulatan. Sehingga ketentuan yang tidak
memenuhi keempat unsur tersebut tidak dapat dikatakan sebagai hukum.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<div class="Section1">
</div>
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";"> </span></span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Murni <o:p></o:p></span></b></div>
<div class="Section1" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Ajaran hukum murni dikatagorikan ke dalam
aliran positivisme, karena pandangan-pandangannya tidak jauh berbeda dengan
ajaran Auistin. Hans Kelsen seorang Neo Kantian, namun pemikirannya sedikit
berbeda apabila dibandingkan dengan Rudolf Stammler. Perbedaannya terletak pada
penggunaan hukum alam. Stanmmler masih menerima dan menganut berlakunya suatu
hukum alam walaupun ajaran hukum alamnya dibatasi oleh ruang dan waktu. Sedang
Hans Kelsen secara tegas mengatakan tidak menganut berlakunya suatu hukum alam,
walaupun Kelsen mengemukakan adanya asas-asas hukum umum sebagaimana tercermin
dalam <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Grundnorm/Ursprungnormnya</i>. <o:p></o:p></span></div>
<div class="Section1">
</div>
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Ajaran
Kelsen juga dapat dikatakan mewakili aliran <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">positivisme kritis</i></b> <i style="mso-bidi-font-style: normal;">(aliran Wina)</i>. Ajaran tersebut dikenal
dengan nama <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">Reine Rechtslehre</i></b> atau ajaran hukum murni. Menurut ajaran
tersebut, hukum harus dibersihkan dari dan/atau tidak boleh dicampuri oleh
politik, etika, sosiologi, sejarah, dan sebagainya. Ilmu (hukum) adalah susunan
formal tata urutan/hirarki norma-norma. Idealisme hukum ditolak sama sekali,
karena hal-hal ini oleh Kelsen dianggap tidak ilmiah. Adapun pokok-pokok ajaran
Kelsen adalah sebagai berikut:<o:p></o:p></span></div>
<div class="Section1">
</div>
<ol>
<li><div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt 0.25in; mso-list: l0 level1 lfo3; text-indent: -0.25in;">
Tujuan teori ilmu hukum sama halnya dengan ilmu-ulmu yang lain adalah meringkas dan merumuskan bahan-bahan yang serba kacau dan keserbanekaragaman menjadi sesuatu yang serasi.<o:p></o:p></div>
</li>
<li><div class="Section1">
Teori filsaft hukum adalah ilmu, bukan masalah apa yang dikehendaki, masalah cipta,bukan karsa dan rasa.<o:p></o:p></div>
</li>
<li><div class="Section1">
Hukum adalah ilmu normatif, bukan ilmu ke-alaman (natuurwetenschap) yang dikuasai oleh hukum kausalitas. <o:p></o:p></div>
</li>
<li><div class="Section1">
Teori/filsafat hukum adalah teori yang tidak bersangkut paut dengan kegunaaan atau efektivitas norma-norma hukum.<o:p></o:p></div>
</li>
<li><div class="Section1">
Teori hukum adalah formal, teori tentang ara atau jalannya mengatur perubahan-perubahan dalam hukum secara khusus.<o:p></o:p></div>
</li>
<li><div class="Section1">
Hubungan kedudukan antara tori hukum dengan sistem hukum positif tertentu adalah hubungan antara hukum yang serba mungkin dan hukum yang senyatanya.<o:p></o:p></div>
</li>
</ol>
<div class="Section1">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Fungsi
teori hukum ilah menjelaskan hubungan antara norma-norma dasar dan norma-norma
lebih rendah dari hukum, tetapi tidak menentukan apakah norma dasar itu baik
atau tidak. Yang disebut belakangan adalah tugas ilmum politik, etiika atau
agama.<o:p></o:p></span></div>
<div class="Section1">
</div>
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Teori
konkretisasi hukum menganggap suatu sistem hukum sebagai atau susunan yang
piramidal. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Stufentheorie</i> diciptakan
pertama kali oleh Adolf Merkl (1836-1896), seorang murid dari Rudolf von
Jhering, yang kemudian diambil alih oleh Hans Kelsen. Kekuatan berlakunya hukum
tertentu tergantung pada norma hukum yang lebih tinggi, demikian seterusnya
hingga sampai pada suatu <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Grundnorm</i>,
yang berfungsi sebagai dasar terakhir/tertinggi bagi berlakunya keseluruhan
hukum positif yang bersangkutan. Fungsi hukum tersebut bukan dalam arti hukum
kodrat, tetapi sebagai suatu <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Transcendental
Logische Voraussetzung</i>, yaitu dalil yang secara transendental menentukan
bahwa norma dasar terakhir/tertinggi secara logis harus ada lebih dahulu, yang
sekaligus berfungsi sebagai penjelasan atau pembenaran ilmiah bahwa keseluruhan
norma-norma c.q. peraturan-peraturan dalam hukum positif yang bersangkutan itu
pada hakekatnya merupakan satu kesatuan yang serasi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="Section1">
</div>
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Penulis
lain bernama Rudolf Stammler<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>(1856-1938)
merupakan tokoh kebangkitan kembali filsafat c.q. hukum kodrat gaya baru, yaitu
hukum kodrat yang senantiasa berubah yang mengajarkan bahwa filsafat hukum
adalah ilmu/ajaran tentang hukum yang adil<span style="mso-spacerun: yes;">
</span><i style="mso-bidi-font-style: normal;">(die lehre vom richtigen recht)</i>.
Apabila ilmu hukum meneliti dan mengkaji, secara positif, maka tugas dan fungsi
filsafat hukum ialah dengan abstraksi bahan-bahan variabel tersebut, meneliti
secara transendental kritis (metode yang berasal dari Kant) bentuk-bentuk
kesadaran manusia hingga menerobos sampai pada landasan/dasar transendental
logis penghayatan hukum yang berujud hakekat pengertian hukum.<o:p></o:p></span></div>
<div class="Section1">
</div>
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Hakekat
pengertian hukum atau pengertian hukum yang transendental ini mempunyai
unsur-unsur: kehendak/karsa, mengikat, berkuasa atas diri dan tidak bisa diganggu
<i style="mso-bidi-font-style: normal;">(wollen, verbinden, selbstherrlichkeit
unverletzbarkeit)</i>. Dari hakekat ini lebih lanjut ditarik 8 (delapan) macam
kategori hukum, yaitu: subjek hukum, objek hukum, dasar hukum, hubungan hukum,
kekuasaan hukum, penundukan hukum, menurut hukum <i style="mso-bidi-font-style: normal;">(rechtmatigeheid)</i>, dan melawan hukum. Pengertian dasar atau
kategori hukum itu berupa metode pikiran formil yang adanya tidak ditentukan
oleh atau digantungkan pada isi atau aturan hukum. Asas-asas hukum umum yang
menentukan kebaikan isi atuan hukum, tidak termasuk pengertian hukum tetapi
tergolong pada cita hukum. Hukum yang adil adalah hukum yang memenuhi syarat
atau tertentu “social-ideal”, yakni ujud dari manusia dalam kehidupan
masyarakat yang memiliki kehendak bebas <i style="mso-bidi-font-style: normal;">(Gemeinschaft
frei wollender Menschen)</i>. Cita hukum yang sosial ini berfungsi regulatif
terhadap sistem hukum positif, tidak semata-mata pada bentuk hukumnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="Section1">
</div>
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<div class="Section1">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Aliran
Utilitarianisme<o:p></o:p></span></i></b></div>
<div class="Section1" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Aliran ini dipelopori oleh Jeremy Bentham
(1748-1832), John Stuart Mill (1806-1873), dan Rudolf von Jhering (1818-1889).
Bentham berpendapat bahwa alam memberikan kebahagiaan dan kesusahan. Manusia
selalu berusaha memperbanyak kebahagiaan dan mengurangi kesusahannya. Kebaikan
adalah kebahagiaan dan kejahatan adalah kesusahan. Tugas hukum adalah
memelihara kebaikan dan mencegah kejahatan. Dengan kata lain, untuk memelihara
kegunaan. Keberadaan hukum diperlukan untuk menjaga agar tidak terjadi
bentrokan kepentingan individu dalam mengejar kebahagiaan yang
sebesar-besarnya, untuk itu perlu ada batasan yang diwujudkan dalam hukum,
jikas tidak demikian, maka akan terjadi <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">homo homini lupus</i></b> (manusia menjadi
serigala bagi manusia yang lain). Oleh karena itu, ajaran Bentham dikenal
sebagai <i style="mso-bidi-font-style: normal;">utilitarianisme yang individual</i>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="Section1">
</div>
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Penulis
lain yang tidak kalah pentingnya ialah John Stuart Mill yang lebih banyak
dipengaruhi oleh pertimbangan psikologis. Ia menyatakan bahwa tujuan manusia
ialah kebahagiaan. Manusia berusaha memperoleh kebahagiaan melalui hal-hal yang
membangkitkan nafsunya. Mill juga menolak pandangan Kant yang mengajarkan bahwa
individu harus bersimpati pada kepentingan umum. Kemudian Mill lalu
menganalisis hubungan antara kegunaan dan keadilan. Pada hakekatnya, perasaan
individu akan keadilan dapat membuat individu itu menyesal dan ingin membalas
dendam kepada tiap yang tidak menyenangkannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="Section1">
</div>
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Pendapat
lain dilontarkan Rudolf von Jhering yang menggabungkan antara utilitarianisme
yang individual maupun yang sosial, karena Jhering dikenal sebagai pandangan
utilitarianisme yang bersifat sosial,<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>jadi merupakan gabungan antara teori yang dikemukakan oleh Bentham,
Mill, dan positivisme hukum dari John Austin. Bagi Jhering, tujuan hukum adalah
untuk melindungi kepentingan-kepentingan. Dalam mendefinisikan kepentingan, ia
mengikuti Bentham, dengan melukiskannya sebagai pengejaran kesenangan dan
menghindari penderitaan tetapi kepentingan individu dijadikan bagian dari
tujuan sosial dengan menghubungkan tujuan pribadi seseorang dengan
kepentingan-kepentingan orang lain.<o:p></o:p></span></div>
<div class="Section1">
</div>
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Aliran
Sejarah<o:p></o:p></span></i></b></div>
<div class="Section1" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Tokoh-tokohnya antara lain Friedrich Carl von
Savigny (1778-1861) dan Puchta (1789-1846). Sebagian dari pokok ajarannya ialah
bahwa hukum itu tidak dibuat, tetapi pada hakekatnya lahir dan tumbuh dari dan
dengan rakyat, berkembang bersama dengan rakyat, namun ia akan mati, manakala
rakyat kehilangan kepribadiannya <i style="mso-bidi-font-style: normal;">(das
recht wirdnicht gemacht, es wachst mit dem volke vort, bilden sich aus mit
diesem, und strirbt endlich ab sowie das volk seineen eigentuum lichkeit
verliert)</i>. Sumber hukum intinya adalah hukum kebiasaan adalah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">volksgeist</i> jiwa bangsa atau jiwa rakyat.
<o:p></o:p></span></div>
<div class="Section1">
</div>
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Paton memberikan sejumlah catatan
terhadap pemikiran Savigny sebagai berikut:<o:p></o:p></span></div>
<div class="Section1">
</div>
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt 0.25in; mso-list: l3 level1 lfo4; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Jangan
sampai kepentingan dari golongan masyarakat tertentu dinyatakan sebagai <i style="mso-bidi-font-style: normal;">volksgeist</i> dari masyarakat secara
keseluruhannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="Section1">
</div>
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt 0.25in; mso-list: l3 level1 lfo4; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Tidak
selamanya peraturan perundang-undangan timbul begitu saja, karena dalam
kenyataannya banyak ketentuan mengenai serikat kerja di Inggris yang tidak akan
terbentuk tanpa perjuangan keras.<o:p></o:p></span></div>
<div class="Section1">
</div>
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt 0.25in; mso-list: l3 level1 lfo4; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Jangan
sampai peranan hakim dan ahli hukum lainnya tidak mendapat perhatian, karena
walaupun <i style="mso-bidi-font-style: normal;">volksgeist</i> itu dapat menjadi
bahan kasarnya, tetap saja perlu ada yang menyusunnya kembali untuk diproses
menjadi bentuk hukum.<o:p></o:p></span></div>
<div class="Section1">
</div>
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt 0.25in; mso-list: l3 level1 lfo4; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">4.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Dalam
banyak kasus peniruan memainkan peranan yang lebih besar daripada yang diakui
oleh penganut Mazhab Sejarah. Banyak bangsa yang dengan sadar mengambil alih
Hukum Romawi dan mendapat pengaruh dari Hukum Perancis.<o:p></o:p></span></div>
<div class="Section1">
</div>
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Tulisan
von Savigny sebenarnya merupakan reaksi langsung terhadap Thibaut , di samping
itu juga hendak memberi tempat<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>yang
terhormat bagi hukum rakyat Jerman yang asli di negara Jerman sendiri. Von
Savigny berkeinginan agar hukum Jerman itu berkembang menjadi hukum nasional
Jerman. Tantangan von Savigny terhadap kodifikasi Perancis itu telah
menyebabkan hampir satu abad lamanya Jerman tidak memiliki kodifikasi hukum perdata.
Pengaruh pandangan von Savigny juga terasa sampai jauh ke luar batas negeri
Jerman.<o:p></o:p></span></div>
<div class="Section1">
</div>
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Sedang
Puchta, termasuk penganut aliran sejarah dan sebagai murid von Savigny<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>berpendapat bahwa hukum dapat berbentuk:<o:p></o:p></span></div>
<div class="Section1">
</div>
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt 0.25in; mso-list: l5 level1 lfo5; tab-stops: list 33.0pt; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Langsung,
berupa adat-istiadat.</span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt 0.25in; mso-list: l5 level1 lfo5; tab-stops: list 33.0pt; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Melalui
undang-undang.</span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt 0.25in; mso-list: l5 level1 lfo5; tab-stops: list 33.0pt; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Melalui
ilmu hukum dalam bentuk karya para ahli hukum.<o:p></o:p></span></div>
<div class="Section1">
</div>
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Namun
ketika pembentukan hukum tersebut masih berhubungan erat dengan jiwa bangsa <i style="mso-bidi-font-style: normal;">(volksgeist)</i> yang bersangkutan. </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Lebih
lanjut, Puchta membedakan pengertian “bangsa” ke dalam dua jenis, yaitu bangsa
dalam pengertian etnis yang disebut “bangsa alam” dan bangsa dalam arti
nasional sebagai kesatuan organis yang membentuk satu negara. Adapun yang
memiliki hukum yang sah hanyalah bangsa dalam pengertian nasional (negara),
sedangkan “bangsa alam” memiliki hukum sebagai keyakinan belaka.<o:p></o:p></span></div>
<div class="Section1">
</div>
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Menurut
Puchta, keyakinan hukum yang hidup dalam jiwa bangsa harus disahkan melalui
kehendak umum masyarakat yang terorganisasi dalam negara. Negera mengesahkan
hukum itu dengan membentuk undang-undang, Puchta mengutamakan pembentukan hukum
dalam negara sedemikian rupa, sehingga akhirnya tidak ada tempat lagi bagi
sumber-sumber hukum lainnya, yakni praktik hukum dalam adat-istiadat bangsa dan
pengolahan ilmiah hukum oleh ahli-ahli hukum. Adat-istadat bangsa hanya berlaku
sebagai hukum sesudah disahkan oleh negara. Sama halnya dengan pengolahan hukum
oleh kaum Yuris, pikiran-pikiran mereka tentang hukum memerlukan pengesahan
negara supaya berlaku sebagai hukum. Di lain pihak, yang berkuasa dalam negara
tidak membutuhkan dukungan apapun. Ia berhak membentuk undang-undang tanpa
bantuan kaum yuris, tanpa menghiraukan apa yang hidup dalam jiwa orang dan
dipraktikkan sebagai adat-istiadat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="Section1">
</div>
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Dengan adanya pemikiran dan pandangan
puchta yang demikian ini, menurut Theo Huijbers dikatakan tidak jauh berbeda
dengan Teori Absolutisme negara dan Positivisme Yuridis. Buku Puchta yang
terkenal berjudul <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">Gewohnheitsrecht</i></b>. (</span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Lihat
Bagian 2). </span></b></div>
<div class="Section1">
</div>
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></i></b></div>
<div class="Section1">
</div>
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;"></span><br />
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;"><div clear="all" style="mso-break-type: section-break; page-break-before: always;">
</div>
</span><div clear="all" style="mso-break-type: section-break; page-break-before: always;">
</div>
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: -21.25pt;">
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></i></b></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="Section1">
<div class="MsoSubtitle" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p></o:p></span></b> </div>
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></i></b></div>
</div>
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;"></span><br />
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;"><div clear="all" style="mso-break-type: section-break; page-break-before: always;">
</div>
</span><div clear="all" style="mso-break-type: section-break; page-break-before: always;">
</div>
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: -21.25pt;">
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></i></b></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;">
</span><o:p></o:p></span></i></b></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div align="center" class="MsoHeader" style="margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .5in; text-align: center; text-indent: -42.55pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoHeader" style="margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="Section1">
<div class="MsoSubtitle" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p></o:p></span></b> </div>
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></i></b></div>
</div>
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;"></span><br />
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;"><div clear="all" style="mso-break-type: section-break; page-break-before: always;">
</div>
</span><div clear="all" style="mso-break-type: section-break; page-break-before: always;">
</div>
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: -21.25pt;">
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></i></b></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;">
</span><o:p></o:p></span></i></b></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div align="center" class="MsoHeader" style="margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .5in; text-align: center; text-indent: -42.55pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoHeader" style="margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> <span style="font-family: Times New Roman; font-size: small;">
</span></o:p></span></div>
<div class="MsoSubtitle" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p></o:p></span></b> </div>
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: Times New Roman; font-size: small;">
</span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;">
</span><o:p></o:p></span></i></b></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div align="center" class="MsoHeader" style="margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .5in; text-align: center; text-indent: -42.55pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoHeader" style="margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
orintonhttp://www.blogger.com/profile/08248265711126309029noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7028012757806737597.post-59424402444386317442013-01-27T01:34:00.000-08:002013-01-27T01:36:54.444-08:00Sejarah Filsafat Hukum<br />
<div class="Section1">
<div align="center" class="MsoHeader" style="margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .5in; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">SEJARAH FILSAFAT HUKUM<o:p></o:p></span></b></div>
<div align="center" class="MsoHeader" style="margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .5in; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></b></div>
<div class="MsoHeader" style="margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .5in; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Sejarah Filsafat Hukum Pada Zaman Yunani (Kuno)<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoHeader" style="margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Berbicara sejarah
tidak akan terlepas dari dimensi waktu, karena waktu yang sangat menentukan
terjadinya sejarah, yaitu dimensi waktu yang terdiri waktu pada masa lampau,
sekarang, dan masa depan. Hal ini berlaku juga pada saat membicarakan sejarah
perkembangan filsafat hukum yang diawali dengan zaman Yunani (Kuno).<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><o:p></o:p></b></span></div>
<div class="MsoHeader" style="margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<div class="MsoHeader" style="margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Pada zaman Yunani
hiduplah kaum bijak yang disebut atau dikenal dengan sebutan kaum <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">Sofis</i></b>.
Kaum sofis inilah yang berperan dalam perkembangan sejarah filsaft hukum pada
zaman Yunani. Tokoh-tokoh penting yang hidup pada zaman ini, antara lain:
Anaximander, Herakleitos, Parmenides, Socrates, Plato, dan Aristoteles. Para
filsuf alam yang bernama Anaximander (610-547 SM), Herakleitos (540-475 SM),
dan Parmenides (540-475 SM) tetap meyakini adanya keharusan alam ini. Untuk itu
diperlukan keteraturan dan keadilan yang hanya dapat diperoleh dengan <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">nomos</i></b>
yang tidak bersumber pada dewa tetapi <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">logos</i></b> (rasio). Anaximander
berpendapat bahwa keharusan alam dan hidup kurang dimengerti manusia. Tetapi
jelas baginya, bahwa keteraturan hidup bersama harus disesuaikan dengan
keharusan alamiah. Apabila hal ini terjadi, maka timbullah keadilan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">(dike)</i>. Sementara itu, Herakleitos
berpandangan bahwa hidup manusia harus sesuai dengan keteraturan alamiah,
tetapi dalam hidup manusia telah digabungkan dengan pengertian-pengertian yang
berasal dari <i style="mso-bidi-font-style: normal;">logos</i>. Sedangkan
Parmenides sudah melangkah lebih jauh lagi. Ia berpendapat bahwa logos
membimbing arus alam, sehingga alam dan hidup mendapat suatu keteraturan yang
terang dan tetap.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoHeader" style="margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<div class="MsoHeader" style="margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Kondisi masyarakat
pada saat kaum sofis ini hidup sudah terkonsentrasi ke dalam polis-polis. Kaum
sofis tersebut menyatakan bahwa rakyat yang berhak menentukan isi hukum, dari
sini mulai dikenal pengertian demokrasi, karena dalam negara demokrasi peranan
warga negara sangat besar pengaruhnya dalam membentuk undang-undang. Dengan
kata lain, kaum sofis tersebut berpendapat bahwa kebenaran objektif tidak ada,
yang ada hanyalah kebenaran subjektif, karena manusialah yang menjadi ukuran
untuk segala-galanya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoHeader" style="margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<div class="MsoHeader" style="margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Tetapi Socrates tidak
setuju dengan pendapat yang demikian ini. Socrates berpendapat bahwa hukum dari
penguasa (hukum negara) harus ditaati, terlepas dari hukum itu memiliki
kebenaran objektif<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>atau tidak. Ia tidak
menginginkan terjadinya anarkisme, yakni ketidakpercayaan terhadap hukum. Ini
terbukti dari kesediaannya untuk dihukum mati, sekalipun ia meyakini bahwa
hukum negara itu salah. Dalam mempertahankan pendapatnya, Socrates menyatakan
bahwa untuk dapat memahami kebenaran objektif orang harus memiliki pengetahuan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">(theoria)</i>. Pendapat ini dikembangkan
oleh Plato murid dari Socrates.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoHeader" style="margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<div class="MsoHeader" style="margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Plato berpendapat
bahwa penguasa tidak memiliki theoria sehingga tidak dapat memahami hukum yang
ideal bagi rakyatnya, sehingga hukum ditafsirkan menurut selera dan kepentingan
penguasa. Oleh karena itu, Plato menyarankan agar dalam setiap undang-undang
dicantumkan dasar (landasan) filosofisnya. Tujuannya tidak lain agar penguasa
tidak menafsirkan hukum sesuai kepentingannya sendiri. Pemikiran Plato inilah
yang menjadi cerminan bayangan dari hukum dan negara yang ideal. Aristoteles,
murid dari Plato tidak sependapat dengan Plato. Aristoteles berpendapat bahwa
hakikat dari sesuatu ada pada benda itu sendiri. Pemikiran Aristoteles sudah
membawa kepada hukum yang realistis. Menurut Aristoteles, manusia tidak dapat
hidup sendiri karena manusia adalah mahkluk yang bermasyarakat (zoon
politikon). Oleh karena itu, perlu ketaatan terhadap hukum yang dibuat penguasa
polis.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoHeader" style="margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<div class="MsoHeader" style="margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Hukum yang harus
ditaati dabagi menjadi dua, yakni hukum alam dan hukum positif. Dari gagasan
Aristoteles ini, pengertian hukum alam dan hukum positif muncul, kedua hukum
tersebut memiliki pengertian yang berbeda. Menurut Aristoteles, hukum alam
ditanggapi sebagai suatu hukum yang selalu berlaku dan di mana-mana, karena
hubungannya dengan aturan alam, sehingga hukum tidak pernah berubah, lenyap dan
berlaku dengan sendirinya. Hukum alam berbeda dengan hukum positif yang
seluruhnya tergantung pada ketentuan manusia. Misalnya, hukum alam menuntut
sumbangan warga negara bagi kepentingan umum, jenis dan besarnya sumbangan
ditentukan oleh hukum positif, yakni undang-undang negara, yang baru berlaku
setelah ditetapkan dan diresmikan isinya oleh instansi yang berwibawa.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoHeader" style="margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<div class="MsoHeader" style="margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Pada zaman Yunani
(Kuno) muncul masa Hellenisme, yaitu puncak keemasan kebudayaan Yunani yang
dipelopori oleh aliran Epikurisme (berasal dari nama filsuf Epikuros) dan
Stoisisme (berasal dari kata Stoa yang dicetuskan oleh Zeno). Kedua aliran ini
menekankan filsafatnya pada bidang etika. Meskipun demikian, dari Epikurisme
muncul konsep penting tentang undang-undang (hukum posistif) yang mengakomodasi
kepentingan individu sebagai perjanjian antar individu, sehingga pemikiran dari
penganut Epikurisme merupakan embrio dari teori perjanjian masyarakat.
Stoisisme mencoba meletakkan prinsip-prinsip kesederajatan manusia dalam hukum.
Ide dasar aliran ini terletak pada kesatuan yang teratur <i style="mso-bidi-font-style: normal;">(kosmos)</i> yang bersumber dari jiwa dunia <i style="mso-bidi-font-style: normal;">(logos)</i>, yakni Budi Ilahi yang menjiwai segalanya. Dengan kata
lain, telah timbul keterikatan antara manusia dengan logos, yang selanjutnya
diartikan sebagai rasio. Oleh karena itu, menurut Stoisisme, tujuan hukum
adalah keadilan menurut logos, bukan menurut hukum positif. Sehingga ketaatan
menurut hukum positif baru dapat dilakukan sepanjang hukum positif sesuai
dengan hukum alam.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoHeader" style="margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<div class="MsoHeader" style="margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .5in; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Sejarah Filsafat Hukum Pada Zaman Pertengahan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoHeader" style="margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Perkembangan sejarah
filsafat hukum pada zaman pertengahan dimulai sejak runtuhnya kekuasaan kekaisaran
Romawi pada abad ke-5 SM <i style="mso-bidi-font-style: normal;">(masa gelap/the
dark ages)</i> yang ditandai dengan kejayaan agama Kristen di Eropa <i style="mso-bidi-font-style: normal;">(masa scholastic)</i>, dan mulai
berkembangnya agama Islam. Sebelum ada zaman pertengahan terdapat suatu fase
yang disebut dengan Masa Gelap, terjadi pada saat Kekaisaran Romawi runtuh
dihancurkan oleh suku-suku Germania, sehingga tidak ada satupun peninggalan
peradaban bangsa Romawi yang tersisa, sehingga masa ini dikenal sebagai masa
gelap.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoHeader" style="margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<div class="MsoHeader" style="margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Tokoh-tokoh filsafat
hukum yang hidup di zaman ini, antara lain Augustinus (354-430) dan Thomas
Aquino (1225-1275). Dalam perkembangannya, pemikiran para filsuf di zaman
pertengahan tidak terlepas dari pengaruh filsuf pada zaman Yunani, misalnya
saja Augustinus mendapat pengaruh dari Plato tentang hubungan antara ide-ide
abadi dengan benda-benda duniawi. Tentu saja pemikiran Augustinus bersumber
dari Tuhan atau Budi Allah yang diketemukan dalam jiwa manusia. Sedangkan
Thomas Aquinas sebagai seorang rohaniwan Katolik telah meletakkan perbedaan
secara tegas antara hukum-hukum yang berasal dari wahyu Tuhan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">(Lex Aeterna)</i>, hukum yang dijangkau akal
budi manusia <i style="mso-bidi-font-style: normal;">(Lex Divina)</i>, hukum yang
berdasarkan akal budi manusia <i style="mso-bidi-font-style: normal;">(Lex
Naturalis)</i>, dan hukum positif <i style="mso-bidi-font-style: normal;">(Lex
Positivis)</i>. Pembagian hukum atas keempat jenis hukum yang dilakukan oleh
Thomas Aquinas nantinya akan dibahas dalam pelbagai aliran filsafat hukum pada
bagian lain dari tulisan ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoHeader" style="margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<div class="MsoHeader" style="margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .5in; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Sejarah Filsafat Hukum Pada Zaman Modern<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoHeader" style="margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Pada zaman ini para
filsuf telah meletakkan dasar bagi hukum yang mandiri, yang terlepas sama sekali
dari hukum abadi yang berasal dari Tuhan. Tokoh-tokoh yang berperan sangat
penting pada abad pertengahan ini, antara lain: William Occam (1290-1350), Rene
Descartes (1596-1650), Thomas Hobbes (1588-1679), John Locke (1632-1704),
George Berkeley (1685-1753), David Hume (1711-1776), Francis Bacon (1561-1626),
Samuel Pufendorf (1632-1694), Thomasius (1655-1728), Wolf (1679-1754),
Montesquieu (1689-1755), J.J. Rousseau (1712-1778), dan Immanuel Kant
(1724-1804). Zaman modern ini juga disebut <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Renaissance</i>.
Terlepasnya alam pikiran manusia dari ikatan-ikatan keagamaan menandai lahirnya
zaman ini. Tentu saja zaman Renaissance membawa dampak perubahan yang tajam
dalam segi kehidupan manusia, perkembangan teknologi yang sangat pesat,
berdirinya negara-negara baru, ditemukannya dunia-dunia baru, lahirnya segala
macam ilmu baru, dan sebagainya. Demikian juga terhadap dunia pemikiran hukum,
rasio manusia tidak lagi dapat dilihat sebagai penjelmaan dari rasio Tuhan,
sehingga rasio manusia sama sekali terlepas dari ketertiban ketuhanan. Rasio
manusia ini dipandang sebagai satu-satunya sumber hukum. Pandangan ini jelas
dikumandangkan oleh para penganut hukum alam yang rasionalistis dan para
penganut faham positivisme hukum. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoHeader" style="margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .5in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<div class="MsoHeader" style="margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .5in;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">DAFTAR PUSTAKA<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoHeader" style="margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<div class="MsoHeader" style="margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Darmodiharjo, Darji
& Shidarta, <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Pokok-Pokok Filsafat
Hukum, Apa dan Bagaimana Filsafat Hukum Indonesia</b>, Penerbit PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, 1995.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoHeader" style="margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Huijbers, Theo, <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Filsafat Hukum Dalam Lintasan Sejarah</b>,
Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 1993.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoHeader" style="margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Rasjidi, Lili, <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Dasar-Dasar Filsafat Hukum</b>, Penerbit
PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 1990.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;"><br clear="all" style="mso-break-type: section-break; page-break-before: always;" />
</span>
<br />
<div class="Section2">
</div>
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;"><br clear="all" style="mso-break-type: section-break; page-break-before: always;" />
</span></b>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></i></b></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;">
</span><o:p></o:p></span></i></b></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div align="center" class="MsoHeader" style="margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .5in; text-align: center; text-indent: -42.55pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoHeader" style="margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
orintonhttp://www.blogger.com/profile/08248265711126309029noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7028012757806737597.post-84026355258505959052013-01-27T01:26:00.001-08:002013-01-27T01:26:15.522-08:00Pengertian Filsafat Hukum (1)
<br />
<div class="Section1">
<h1 style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: center;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">PENGERTIAN
DAN RUANG LINGKUP FILSAFAT HUKUM<o:p></o:p></span></h1>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<h2 style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Pengertian
Filsafat dan Agama<o:p></o:p></span></h2>
<div class="MsoBodyText" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Adakalanya
orang mengatakan bahwa orang harus berfilsafat. Sehingga untuk dapat
berfilsafat, terlebih dahulu orang harus mengetahui apa yang disebut dengan
filsafat. Sesungguhnya, istilah “<i style="mso-bidi-font-style: normal;">filsafat</i>”
merupakan suatu istilah dari bahasa Arab yang terkait dengan istilah dari
bahasa Yunani, yaitu: <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Filosofia</i>.
Secara <i style="mso-bidi-font-style: normal;">etimologis</i>, kata “filsafat”
berasal dari kata majemuk, yakni: <i style="mso-bidi-font-style: normal;">filo</i>
dan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">sofia</i>. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Filo</i> artinya ‘cinta’ dalam arti yang seluas-luasnya, yaitu ingin
dan karena ingin itu, lalu berusaha mencapai yang diingini. Sedangkan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Sofia</i> artinya ‘kebijaksanaan’. Bijaksana
inipun merupakan kata asing, yang artinya ialah ‘pandai’: mengerti dengan
mendalam. Jadi secara etimologis, filsafat dapat dimaknakan: “Ingin mengerti
dengan mendalam” atau “cinta kepada kebijaksanaan”. Dengan demikian, rumusan
tersebut di atas dapat disebut sebagai suatu definisi atau pembatasan yang
semata-mata berdasarkan atas keterangan nama atau pembatasan nama.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyText" style="margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<div class="MsoBodyText" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Dari
sudut isinya, terdapat banyak perumusan yang dikemukakan para penulis filsafat.
Filsafat dapat diartikan sebagai pandangan hidup manusia, yang tercermin dalam
berbagai pepatah, slogan, lambang dan sebagainya. Filsafat dapat juga diartikan
sebagai ilmu. Dikatakan sebagai ilmu karena filsafat adalah pengetahuan yang
metodis, sistematis, dan koheren tentang seluruh kenyataan dengan kata lain
filsafat memiliki objek, metode, dan sistematika tertentu, terlebih-lebih
bersifat universal. Dalam kaitannya dengan salah satu unsur yang dipenuhi
filsafat sebagai suatu ilmu, yaitu adanya <i style="mso-bidi-font-style: normal;">objek
tertentu</i> yang dimiliki filsafat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyText" style="margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyText" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Menurut
Poedjawijatna, objek suatu ilmu dapat dibedakan menjadi dua, yakni <i style="mso-bidi-font-style: normal;">objek materia</i> dan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">objek forma</i>. Objek materia adalah lapangan atau bahan penyelidikan
suatu ilmu, sedangkan objek forma adalah sudut pandang tertentu yang menentukan
jenis suatu ilmu. </span><span lang="ES" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-ansi-language: ES;">Objek materia filsafat adalah
sesuatu yang ada dan mungkin ada. </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Pada intinya objek materia filsafat dapat
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu tentang hakikat Tuhan, hakikat alam, dan
hakikat manusia. Barangkali, objek materia filsafat sama dengan objek ilmu
lainnya, tetapi yang membedakan adalah objek formanya. Objek forma filsafat
terdapat pada sudut pandangnya<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>yang
tidak membatasi diri dan hendak mencari keterangan sampai sedalam-dalamnya atau
sampai kepada hakikat sesuatu, sehingga terdapat kebenaran, jika filsafat
dikatakan sebagai ilmu tanpa batas. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Jika ditelaah lebih mendalam, filsafat
memiliki sedikitnya tiga sifat pokok, yaitu: menyeluruh, mendasar, dan
spekulatif. <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Menyeluruh</b>, artinya cara berfikir
filsafat tidak sempit, dari sudut pandang ilmu itu sendiri (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">fragmentaris</i> atau <i style="mso-bidi-font-style: normal;">sektoral</i>), senantiasa melihat persoalan dari tiap sudut yang ada. <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Mendasar</b>, artinya bahwa untuk dapat
menganalisa suatu persoalan bukanlah pekerjaan yang mudah, mengingat
pertanyaan-pertanyaan yang dibahas berada di luar jangkauan “ilmu biasa”. Untuk
itu, ciri ketiga dari filsafat yang berperan, yaitu <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">spekulatif</i></b>.
Langkah-langkah spekulatif yang dijalankan oleh filsafat tidak boleh
sembarangan, tetapi harus memiliki dasar-dasar yang dapat dipertanggungjawabkan
secara ilmiah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Di samping ketiga ciri filsafat tersebut di
atas, ada ciri lain yang perlu ditambahkan, yaitu sifat <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">refleksif kritis</i></b> dari filsafat. <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">Refleksi</i></b>
berarti pengendapan dari pemikiran yang dilakukan secara berulang-ulang dan
mendalam <i style="mso-bidi-font-style: normal;">(contemplation)</i>. Hal ini
dimaksudkan untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan yang lebih jauh lagi dan
dilakukan secara terus-menerus. <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Kritis</b>
berarti analisis yang dibuat filsafat tidak berhenti pada fakta saja, melainkan
analisis nilai. Sebab, jika yang dianalisis hanya fakta saja, maka subjek
(manusia) tersebut baru melakukan observasi, dan hasilnya ialah gejala-gejala
semata. Lain halnya, jika yang dianalisis nilai, maka hasilnya bukan
gejala-gejala melainkan <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">hakikat</b>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;">
</span>Ada beberapa sarjana penulis filsafat yang mengemukakan pendapatnya
tentang filsafat, antara lain: <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<ul style="margin-top: 0in;" type="disc">
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">filsafat adalah
ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli (Plato)<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Aristoteles :
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang terkandung
di dalamnya ilmu-ilmu matematika, logika, retorika, etika, ekonomi,
politik, dan estetika.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Al Farabi :
Filsafat ialah ilmu pengetahuan tentang alam maujud bagaimana hakekat yang
sebenarnya.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Descartes :<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Filsafat adalah kumpulan segala
pengetahuan di mana Tuhan, alam dan manusia menjadi pokok penyelidikan.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Immanuel Kant :
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal dari
segala pengetahuan yang tercakup di dalam empat persoalan, yaitu
metafisika, etika, agama, dan antropologi.<o:p></o:p></span></li>
</ul>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<div class="MsoBodyText" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Dari perumusan filsafat sebagaimana
dikemukakan oleh para penulis filsafat tersebut dapat ditarik intisarinya bahwa
filsafat merupakan karya manusia tentang hakikat sesuatu. Pada uraian terdahulu
telah dikemukakan bahwa filsafat dapat diartikan sebagai ilmu, meskipun
demikian antara filsafat dengan keseluruhan ilmu yang bertemu pada <i style="mso-bidi-font-style: normal;">obyek materia</i> (segala yang ada dan
mungkin ada) tetap berbeda, karena perbedaan itu terletak pada obyek
formanya.Tentu saja perbedaan itu tidak berlaku pada kedudukan filsafat dengan
agama, karena agama merupakan sesuatu yang ada, sehingga agama juga masuk ke
dalam lingkungan filsafat, dari sini muncul apa yang dinamakan filsafat agama.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyText" style="margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<div class="MsoBodyText" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Dalam
agama ada beberapa hal penting yang diselidiki oleh filsafat, misalnya: Tuhan,
kebajikan, baik dan buruk, dan sebagainya, karena hal-hal tersebut ada atau
paling tidak mungkin ada, namun antara filsafat dan agama memiliki dasar
penyelidikan yang berbeda. Di satu sisi, sudut pandang penyelidikan agama
didasarkan atas wahyu Tuhan atau firman Tuhan. Pada agama, kebenaran tergantung
kepada diwahyukan atau tidak. Yang diwahyukan Tuhan harus dipercayai, oleh
akrena itu agama ada dan disebut <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">kepercayaan</b>.
Di sisi lain, kebenaran diterima oleh filsafat bukan karena kepercayaan,
melainkan diterima dengan penyelidikan sendiri, pikiran belaka. Filsafat tidak
mengingkari atau mengurangi wahyu, tetapi tidak mendasarkan penyelidikannya
atas wahyu. Dengan kata lain, filsafat berdasarkan pikiran belaka, sedangkan
agama berdasarkan wahyu.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyText" style="margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<div class="MsoBodyText" style="margin: 0in 0in 0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Ruang Lingkup Ilmu
Filsafat<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoBodyText" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Objek
materia filsafat adalah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">segala sesuatu
yang ada</i> dan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">mungkin ada</i>, dengan
kata lain objek filsafat itu <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">ada</i></b>. Adapun <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">ada</i></b> ini dapat ditinjau
atau dilihat dari berbagai penjuru sudut pandang, sehingga muncul
bermacam-macam bagian filsafat. Pembagian filsafat dapat dibedakan menjadi dua
golongan besar, yaitu: Berdasarkan Objek, yang dibedakan menjadi dua:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyText" style="margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<div class="MsoBodyText" style="margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Filsafat
Umum <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">(Ada-Umum)</i></b>:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyText" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Pada
filsafat umum, <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">ada</i></b> mungkin dipandang dari sudut keumumannya. Segala sesuatunya
itu ada. Dalam realitas, terdapat bermacam-macam hal, yang semuanya mungkin
ditangkap dalam adanya. Oleh karena itu, terdapat <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">ada</i></b> yang bermacam-macam
dan <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">ada-umum</i></b>.
Ada menjadi dasar dari segala yang ada, misalnya sifat-sifatnya, sehingga
filsafat <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">ada-umum</i></b> disebut <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">Ontologia</i></b> atau <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">Metaphysica generalis</i></b>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p></o:p></span><br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Filsafat Khusus <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">(Ada-Khusus)</i></b>:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Dalam filsafat khusus <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">(ada-khusus)</i></b>, ada
dipandang dari sudut pandang tertentu yang lain dari umum. Oleh karena itu
sudut pandang tersebut banyak macamnya, sehingga memunculkan filsaft bagian
yang bermacam-macam pula, yang terdiri dari:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Theodicea</span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"> <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">(Ada-Mutlak)</i></b>: <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Kekhususan dari <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">ada</i></b> itu mungkin terdapat
dalam mutlaknya. Padahal di dunia terdapat ada yang tidak mutlak. Jadi, apabila
nanti terdapat <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">ada yang mutlak</i></b>, maka harus diselidiki sifat-sifatnya,
kemampuannya, dan hubungannya dengan <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">ada-khusus-tak mutlak</i></b>. Dengan
demikian, filsafat yang mempersoalkan ada-mutlak disebut <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">filsafat ada-mutlak</i></b>, yang
lazim disebut sebagai <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">Theodicea</i></b>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></i></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Ada-Tidak-Mutlak</span></i></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Di samping <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">ada-mutlak</i></b> terdapat <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">ada-tidak
mutlak</i></b>. Pada <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">ada-tidak mutlak</i></b> terdapat banyak
macamnya ke golongan ini yang harus diselidiki oleh filsafat darti sudut
pandang tertentu, yang hendak dicari <i style="mso-bidi-font-style: normal;">sebabnya
yang terakhir</i> atau <i style="mso-bidi-font-style: normal;">sebab yang
sedalam-dalamnya</i>, yang dapat dibagi-bagi lagi ke dalam: <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Filsafat Alam (Cosmologia)</span></i></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify; text-indent: -70.9pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Alam semesta dan isinya
merupakan <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">ada yang tidak harus ada</i></b>, sehingga dapat disebut sebagai <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">ada-tidak
mutlak</i></b>. Alam dicari intinya oleh filsafat inti alam itu, apakah
sebenarnya itu, apakah isi alam pada umumnya, dan apakah hubungannya satu
dengan yang lain serta hubungannya dengan <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">ada-mutlak</i></b>, dengan demikian <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">filsafat
alam</i></b> disebut <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">kosmologia</i></b>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Manusia</span></i></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify; text-indent: -70.9pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Alam merupakan <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">ada-tidak
mutlak</i></b>, karena <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">ada</i></b>-nya tidak dengan niscaya. Segala
isi alam mungkin lenyap dan pernah tidak ada, namun alam mempunyai kedudukan
yang istimewa yang menyelidiki semuanya, yaitu:<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"> manusia</i></b>, yang dapat
dibagi lagi ke dalam tiga kelompok sebagaimana diuraikan dalam uraian di bawah
ini: <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify; text-indent: -70.9pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Filsafat Manusia (Anthropologia-Metaphysika)</span></i></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify; text-indent: -92.15pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Dengan
sendirinya, kekhususan <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">ada-tidak mutlak</i></b> merupakan manusia
yang mempunyai kemanusiaan yang tercakup di dalamnya soal-soal tentang manusia,
seperti: apakah manusia itu sebenarnya, apakah hubungannya satu sama lain,
apakah kemampuan-kemampuannya, apa pendorong hidupnya, apa sifat-sifat
pendorong hidup itu, dan lain-lain. Sehingga filsafatnya disebut <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">filsafat
manusia</i></b> atau <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">anthropologia metphysica</i></b>. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Filsafat Tingkah Laku (Ethica)</span></i></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify; text-indent: -92.15pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Pada <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">filsafat
tingkah laku (ethica)</i></b> yang diselidiki adalah tindakan-tindakan manusia,
yang terdorong oleh kehendaknya dan diternagi budinya. Tindakan manusia sendiri
dapat dibedakan lagi menjadi tindakan yang baik atau buruk sehingga untuk
menilai tindakan tersebut diperlukan tolok ukur yang terdiri dari <i style="mso-bidi-font-style: normal;">norma (aturan) subyektif</i> maupun yang <i style="mso-bidi-font-style: normal;">obyektif (terlepas dari subyek yang menilai)</i>
dan ini dilakukan dalam <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">ethica</i></b> atau <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">filsafat tingkah laku</i></b>. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Filsafat Budi (Logika)</span></i></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify; text-indent: -92.15pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Untuk melakukan
penyelidikan, manusia memerlukan alat penyelidikan yang disebut <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">budi </i></b>yang
harus diselidiki, sebab tanpa budi tidak akan ada penyelidikan. Oleh karena itu
dicari jawabannya mengenai persoalan-persoalan sebagai berikut: <i style="mso-bidi-font-style: normal;">adakah manusia mempunyai budi dan akal</i>, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">dapatkah budi mencapai kebenaran</i>? Dari
sini timbul persoalan baru: <i style="mso-bidi-font-style: normal;">apakah
kebenaran itu</i>, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">sampai di mana
kebenaran itu dapat dicapai budi</i>, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">seluruh
kebenaran ataukah hanya sebagian saja</i>? Dengan kata lain, seluruh isi budi
diselidiki oleh <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">filsafat</i></b> yang disebut <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">filsafat budi (logika)</i></b>. Namun, dalam
bekerjanya budi, ia harus mentaati aturan-aturan yang ada, seperti: <i style="mso-bidi-font-style: normal;">pengertian, jalan pikiran</i>, serta <i style="mso-bidi-font-style: normal;">putusan-putusan</i>. Penyelidikan tentang <i style="mso-bidi-font-style: normal;">bahan dan aturan berfikir</i> merupakan
bagian dari logika dan disebut <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">logika minor</i></b>. Sedangkan penyelidikan
terhadap <i style="mso-bidi-font-style: normal;">isi berfikir</i> disebut <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">logika
mayor</i></b>. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Pembagian filsafat berdasarkan Subjek:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Selain pembagian filsafat berdasarkan <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">objek</i></b>,
dalam filsafat juga dikenal pembagian filsafat berdasarkan <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">subjek</i></b>, karena dalam
filsafat tentu ada yang berfilsafat, dan itu dilakukan oleh subjeknya, yaitu
manusia, sehingga perlu dikenali pembagian filsafat menurut <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">subjeknya</i></b>,
yang terdiri dari 3 (tiga) bidang, yaitu:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Soal Tahu (Pengetahuan)</span></i></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Soal pengetahuan ada 2 macam menurut
sifatnya, yaitu pengetahuan bermacam-macam yang tidak tetap dan pengeatahuan
yang berlaku umum, yang tidak beruba-ubah dan tetap satu macam. Dari sini
timbul persoalan menganai: bagaimanakah cara mencapai pengetahuan itu? Adakah
bawaan yang dibekalkan kepada manusia waktu lahir ataukah itu hasil dari usaha
kemampuan yang ada padanya dan merupakan pengambilan dari objek yang dikenalnya
itu. Mungkinkah itu hanya gambaran samar-samar atau nama-nama belaka yang tidak
ada hubungannya dengan realitas? Tentu saja semua pertanyaan tersebut harus
dijawab sebagian oleh <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">Logika</i></b> dan sebagian oleh <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">Anthropologia</i></b>.
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></i></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Soal Ada</span></i></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Orang berfikir tentu ada. Sehingga, jika ia
tidak ada maka dia tidak berfikir. Oleh karena itu, timbul
pertanyaan-pertanyaan tentang <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">ada</b>
yang memiliki bermacam-macam sudut pandang, dan ini dijawab oleh filsafat
tentang <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">ada</b> <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">(ontologia, theodicea,
kosmologia, dan anthropologia)</i></b>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></i></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Soal Pernilaian</span></i></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Dalam berfikir dan mengadakan putusan, setiap
orang akan memiliki pernialaian yang berbeda dan saling bertentangan, misalnya:
ada yang tinggi dan rendah, baik lawan buruk, indah lawan jelek, dan
sebagainya. Tentu saja untuk melakukan pernilaian harus ada tolok ukurnya
(kriteria), sehingga timbul pertanyaan seperti: apakah sebetulnya nilai itu dan
lebih-lebih dalam tingkah laku manusia, apakah yang dipakai ukuran untuk
menentukan baik buruknya? Pertanyaan tersebut dijawab oleh <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">Ethica</i></b>.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoHeader" style="margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<div class="MsoHeader" style="margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .5in;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></b></div>
<div class="MsoHeader" style="margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .5in;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">DAFTAR PUSTAKA<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoHeader" style="margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Darmodiharjo, Darji
& Shidarta, <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Pokok-Pokok Filsafat Hukum,
Apa dan Bagaimana Filsafat Hukum Indonesia</b>, Penerbit PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta, 1995.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoHeader" style="margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Mertokusumo, Sudikno,
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Mengenal Hukum, Suatu Pengantar</b>,
Penerbit Liberty, Yogyakarta, 1988.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoHeader" style="margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Poedjawijatna, I.R., <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Pembimbing Ke Arah Alam Filsafat</b>,
Penerbit Rineka Cipta, Jakarta, 1990.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoHeader" style="margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Rasjidi, Lili, <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Dasar-Dasar Filsafat Hukum</b>, Penerbit
PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 1990.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoHeader" style="margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">________________, <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Filsafat Hukum, Apakah Hukum Itu?</b>,
Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 1991.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoHeader" style="margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Sastrosoehardjo,
Soehardjo, <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Silabus Mata Kuliah Filsafat
Hukum</b>, Program Pascasarjana Ilmu Hukum, Universitas Diponegoro, Semarang,
1997.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoHeader" style="margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Suriasumantri, Jujun
S., <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Filsafat Ilmu, Sebuah Pengantar
Populer</b>, Penerbit Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1998. <o:p></o:p></span></div>
</div>
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;"><br clear="all" style="mso-break-type: section-break; page-break-before: always;" />
</span>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></i></b></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;">
</span><o:p></o:p></span></i></b></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div align="center" class="MsoHeader" style="margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .5in; text-align: center; text-indent: -42.55pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoHeader" style="margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div style="mso-element: footnote-list;">
<br clear="all" />
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<div id="ftn1" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<a href="https://www.blogger.com/editor/static_files/blank_quirks.html#_ftnref1" name="_ftn1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""></a><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><span style="font-size: x-small;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[1]</span></span></span></span> Jujun
S. Suriasumantri, <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Filsafat Ilmu, Sebuah
Pengantar Populer</b>, Penerbit Pustaka Sinar Harapan, <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Jakarta</st1:city></st1:place>, 1998.<o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div id="ftn2" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<a href="https://www.blogger.com/editor/static_files/blank_quirks.html#_ftnref2" name="_ftn2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""></a><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><span style="font-size: x-small;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[2]</span></span></span></span> Darji
Darmodiharjo & Shidarta, <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Op. Cit</b>.,
halaman 7.<o:p></o:p></span></span></div>
</div>
</div>
orintonhttp://www.blogger.com/profile/08248265711126309029noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7028012757806737597.post-4135445309347134072013-01-27T01:25:00.003-08:002013-01-27T01:25:41.211-08:00Pengertian Filsafat Hukum (1)
<br />
<div class="Section1">
<h1 style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-align: center;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">PENGERTIAN
DAN RUANG LINGKUP FILSAFAT HUKUM<o:p></o:p></span></h1>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<h2 style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Pengertian
Filsafat dan Agama<o:p></o:p></span></h2>
<div class="MsoBodyText" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Adakalanya
orang mengatakan bahwa orang harus berfilsafat. Sehingga untuk dapat
berfilsafat, terlebih dahulu orang harus mengetahui apa yang disebut dengan
filsafat. Sesungguhnya, istilah “<i style="mso-bidi-font-style: normal;">filsafat</i>”
merupakan suatu istilah dari bahasa Arab yang terkait dengan istilah dari
bahasa Yunani, yaitu: <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Filosofia</i>.
Secara <i style="mso-bidi-font-style: normal;">etimologis</i>, kata “filsafat”
berasal dari kata majemuk, yakni: <i style="mso-bidi-font-style: normal;">filo</i>
dan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">sofia</i>. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Filo</i> artinya ‘cinta’ dalam arti yang seluas-luasnya, yaitu ingin
dan karena ingin itu, lalu berusaha mencapai yang diingini. Sedangkan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Sofia</i> artinya ‘kebijaksanaan’. Bijaksana
inipun merupakan kata asing, yang artinya ialah ‘pandai’: mengerti dengan
mendalam. Jadi secara etimologis, filsafat dapat dimaknakan: “Ingin mengerti
dengan mendalam” atau “cinta kepada kebijaksanaan”. Dengan demikian, rumusan
tersebut di atas dapat disebut sebagai suatu definisi atau pembatasan yang
semata-mata berdasarkan atas keterangan nama atau pembatasan nama.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyText" style="margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<div class="MsoBodyText" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Dari
sudut isinya, terdapat banyak perumusan yang dikemukakan para penulis filsafat.
Filsafat dapat diartikan sebagai pandangan hidup manusia, yang tercermin dalam
berbagai pepatah, slogan, lambang dan sebagainya. Filsafat dapat juga diartikan
sebagai ilmu. Dikatakan sebagai ilmu karena filsafat adalah pengetahuan yang
metodis, sistematis, dan koheren tentang seluruh kenyataan dengan kata lain
filsafat memiliki objek, metode, dan sistematika tertentu, terlebih-lebih
bersifat universal. Dalam kaitannya dengan salah satu unsur yang dipenuhi
filsafat sebagai suatu ilmu, yaitu adanya <i style="mso-bidi-font-style: normal;">objek
tertentu</i> yang dimiliki filsafat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyText" style="margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyText" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Menurut
Poedjawijatna, objek suatu ilmu dapat dibedakan menjadi dua, yakni <i style="mso-bidi-font-style: normal;">objek materia</i> dan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">objek forma</i>. Objek materia adalah lapangan atau bahan penyelidikan
suatu ilmu, sedangkan objek forma adalah sudut pandang tertentu yang menentukan
jenis suatu ilmu. </span><span lang="ES" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-ansi-language: ES;">Objek materia filsafat adalah
sesuatu yang ada dan mungkin ada. </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Pada intinya objek materia filsafat dapat
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu tentang hakikat Tuhan, hakikat alam, dan
hakikat manusia. Barangkali, objek materia filsafat sama dengan objek ilmu
lainnya, tetapi yang membedakan adalah objek formanya. Objek forma filsafat
terdapat pada sudut pandangnya<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>yang
tidak membatasi diri dan hendak mencari keterangan sampai sedalam-dalamnya atau
sampai kepada hakikat sesuatu, sehingga terdapat kebenaran, jika filsafat
dikatakan sebagai ilmu tanpa batas. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Jika ditelaah lebih mendalam, filsafat
memiliki sedikitnya tiga sifat pokok, yaitu: menyeluruh, mendasar, dan
spekulatif. <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Menyeluruh</b>, artinya cara berfikir
filsafat tidak sempit, dari sudut pandang ilmu itu sendiri (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">fragmentaris</i> atau <i style="mso-bidi-font-style: normal;">sektoral</i>), senantiasa melihat persoalan dari tiap sudut yang ada. <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Mendasar</b>, artinya bahwa untuk dapat
menganalisa suatu persoalan bukanlah pekerjaan yang mudah, mengingat
pertanyaan-pertanyaan yang dibahas berada di luar jangkauan “ilmu biasa”. Untuk
itu, ciri ketiga dari filsafat yang berperan, yaitu <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">spekulatif</i></b>.
Langkah-langkah spekulatif yang dijalankan oleh filsafat tidak boleh
sembarangan, tetapi harus memiliki dasar-dasar yang dapat dipertanggungjawabkan
secara ilmiah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Di samping ketiga ciri filsafat tersebut di
atas, ada ciri lain yang perlu ditambahkan, yaitu sifat <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">refleksif kritis</i></b> dari filsafat. <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">Refleksi</i></b>
berarti pengendapan dari pemikiran yang dilakukan secara berulang-ulang dan
mendalam <i style="mso-bidi-font-style: normal;">(contemplation)</i>. Hal ini
dimaksudkan untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan yang lebih jauh lagi dan
dilakukan secara terus-menerus. <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Kritis</b>
berarti analisis yang dibuat filsafat tidak berhenti pada fakta saja, melainkan
analisis nilai. Sebab, jika yang dianalisis hanya fakta saja, maka subjek
(manusia) tersebut baru melakukan observasi, dan hasilnya ialah gejala-gejala
semata. Lain halnya, jika yang dianalisis nilai, maka hasilnya bukan
gejala-gejala melainkan <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">hakikat</b>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;">
</span>Ada beberapa sarjana penulis filsafat yang mengemukakan pendapatnya
tentang filsafat, antara lain: <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<ul style="margin-top: 0in;" type="disc">
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">filsafat adalah
ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli (Plato)<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Aristoteles :
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang terkandung
di dalamnya ilmu-ilmu matematika, logika, retorika, etika, ekonomi,
politik, dan estetika.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Al Farabi :
Filsafat ialah ilmu pengetahuan tentang alam maujud bagaimana hakekat yang
sebenarnya.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Descartes :<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Filsafat adalah kumpulan segala
pengetahuan di mana Tuhan, alam dan manusia menjadi pokok penyelidikan.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Immanuel Kant :
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal dari
segala pengetahuan yang tercakup di dalam empat persoalan, yaitu
metafisika, etika, agama, dan antropologi.<o:p></o:p></span></li>
</ul>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<div class="MsoBodyText" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Dari perumusan filsafat sebagaimana
dikemukakan oleh para penulis filsafat tersebut dapat ditarik intisarinya bahwa
filsafat merupakan karya manusia tentang hakikat sesuatu. Pada uraian terdahulu
telah dikemukakan bahwa filsafat dapat diartikan sebagai ilmu, meskipun
demikian antara filsafat dengan keseluruhan ilmu yang bertemu pada <i style="mso-bidi-font-style: normal;">obyek materia</i> (segala yang ada dan
mungkin ada) tetap berbeda, karena perbedaan itu terletak pada obyek
formanya.Tentu saja perbedaan itu tidak berlaku pada kedudukan filsafat dengan
agama, karena agama merupakan sesuatu yang ada, sehingga agama juga masuk ke
dalam lingkungan filsafat, dari sini muncul apa yang dinamakan filsafat agama.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyText" style="margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<div class="MsoBodyText" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Dalam
agama ada beberapa hal penting yang diselidiki oleh filsafat, misalnya: Tuhan,
kebajikan, baik dan buruk, dan sebagainya, karena hal-hal tersebut ada atau
paling tidak mungkin ada, namun antara filsafat dan agama memiliki dasar
penyelidikan yang berbeda. Di satu sisi, sudut pandang penyelidikan agama
didasarkan atas wahyu Tuhan atau firman Tuhan. Pada agama, kebenaran tergantung
kepada diwahyukan atau tidak. Yang diwahyukan Tuhan harus dipercayai, oleh
akrena itu agama ada dan disebut <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">kepercayaan</b>.
Di sisi lain, kebenaran diterima oleh filsafat bukan karena kepercayaan,
melainkan diterima dengan penyelidikan sendiri, pikiran belaka. Filsafat tidak
mengingkari atau mengurangi wahyu, tetapi tidak mendasarkan penyelidikannya
atas wahyu. Dengan kata lain, filsafat berdasarkan pikiran belaka, sedangkan
agama berdasarkan wahyu.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyText" style="margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<div class="MsoBodyText" style="margin: 0in 0in 0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Ruang Lingkup Ilmu
Filsafat<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoBodyText" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Objek
materia filsafat adalah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">segala sesuatu
yang ada</i> dan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">mungkin ada</i>, dengan
kata lain objek filsafat itu <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">ada</i></b>. Adapun <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">ada</i></b> ini dapat ditinjau
atau dilihat dari berbagai penjuru sudut pandang, sehingga muncul
bermacam-macam bagian filsafat. Pembagian filsafat dapat dibedakan menjadi dua
golongan besar, yaitu: Berdasarkan Objek, yang dibedakan menjadi dua:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyText" style="margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<div class="MsoBodyText" style="margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Filsafat
Umum <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">(Ada-Umum)</i></b>:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyText" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Pada
filsafat umum, <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">ada</i></b> mungkin dipandang dari sudut keumumannya. Segala sesuatunya
itu ada. Dalam realitas, terdapat bermacam-macam hal, yang semuanya mungkin
ditangkap dalam adanya. Oleh karena itu, terdapat <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">ada</i></b> yang bermacam-macam
dan <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">ada-umum</i></b>.
Ada menjadi dasar dari segala yang ada, misalnya sifat-sifatnya, sehingga
filsafat <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">ada-umum</i></b> disebut <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">Ontologia</i></b> atau <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">Metaphysica generalis</i></b>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p></o:p></span><br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Filsafat Khusus <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">(Ada-Khusus)</i></b>:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Dalam filsafat khusus <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">(ada-khusus)</i></b>, ada
dipandang dari sudut pandang tertentu yang lain dari umum. Oleh karena itu
sudut pandang tersebut banyak macamnya, sehingga memunculkan filsaft bagian
yang bermacam-macam pula, yang terdiri dari:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Theodicea</span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"> <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">(Ada-Mutlak)</i></b>: <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Kekhususan dari <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">ada</i></b> itu mungkin terdapat
dalam mutlaknya. Padahal di dunia terdapat ada yang tidak mutlak. Jadi, apabila
nanti terdapat <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">ada yang mutlak</i></b>, maka harus diselidiki sifat-sifatnya,
kemampuannya, dan hubungannya dengan <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">ada-khusus-tak mutlak</i></b>. Dengan
demikian, filsafat yang mempersoalkan ada-mutlak disebut <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">filsafat ada-mutlak</i></b>, yang
lazim disebut sebagai <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">Theodicea</i></b>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></i></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Ada-Tidak-Mutlak</span></i></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Di samping <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">ada-mutlak</i></b> terdapat <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">ada-tidak
mutlak</i></b>. Pada <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">ada-tidak mutlak</i></b> terdapat banyak
macamnya ke golongan ini yang harus diselidiki oleh filsafat darti sudut
pandang tertentu, yang hendak dicari <i style="mso-bidi-font-style: normal;">sebabnya
yang terakhir</i> atau <i style="mso-bidi-font-style: normal;">sebab yang
sedalam-dalamnya</i>, yang dapat dibagi-bagi lagi ke dalam: <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Filsafat Alam (Cosmologia)</span></i></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify; text-indent: -70.9pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Alam semesta dan isinya
merupakan <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">ada yang tidak harus ada</i></b>, sehingga dapat disebut sebagai <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">ada-tidak
mutlak</i></b>. Alam dicari intinya oleh filsafat inti alam itu, apakah
sebenarnya itu, apakah isi alam pada umumnya, dan apakah hubungannya satu
dengan yang lain serta hubungannya dengan <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">ada-mutlak</i></b>, dengan demikian <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">filsafat
alam</i></b> disebut <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">kosmologia</i></b>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Manusia</span></i></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify; text-indent: -70.9pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Alam merupakan <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">ada-tidak
mutlak</i></b>, karena <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">ada</i></b>-nya tidak dengan niscaya. Segala
isi alam mungkin lenyap dan pernah tidak ada, namun alam mempunyai kedudukan
yang istimewa yang menyelidiki semuanya, yaitu:<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"> manusia</i></b>, yang dapat
dibagi lagi ke dalam tiga kelompok sebagaimana diuraikan dalam uraian di bawah
ini: <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify; text-indent: -70.9pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Filsafat Manusia (Anthropologia-Metaphysika)</span></i></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify; text-indent: -92.15pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Dengan
sendirinya, kekhususan <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">ada-tidak mutlak</i></b> merupakan manusia
yang mempunyai kemanusiaan yang tercakup di dalamnya soal-soal tentang manusia,
seperti: apakah manusia itu sebenarnya, apakah hubungannya satu sama lain,
apakah kemampuan-kemampuannya, apa pendorong hidupnya, apa sifat-sifat
pendorong hidup itu, dan lain-lain. Sehingga filsafatnya disebut <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">filsafat
manusia</i></b> atau <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">anthropologia metphysica</i></b>. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Filsafat Tingkah Laku (Ethica)</span></i></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify; text-indent: -92.15pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Pada <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">filsafat
tingkah laku (ethica)</i></b> yang diselidiki adalah tindakan-tindakan manusia,
yang terdorong oleh kehendaknya dan diternagi budinya. Tindakan manusia sendiri
dapat dibedakan lagi menjadi tindakan yang baik atau buruk sehingga untuk
menilai tindakan tersebut diperlukan tolok ukur yang terdiri dari <i style="mso-bidi-font-style: normal;">norma (aturan) subyektif</i> maupun yang <i style="mso-bidi-font-style: normal;">obyektif (terlepas dari subyek yang menilai)</i>
dan ini dilakukan dalam <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">ethica</i></b> atau <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">filsafat tingkah laku</i></b>. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Filsafat Budi (Logika)</span></i></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify; text-indent: -92.15pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Untuk melakukan
penyelidikan, manusia memerlukan alat penyelidikan yang disebut <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">budi </i></b>yang
harus diselidiki, sebab tanpa budi tidak akan ada penyelidikan. Oleh karena itu
dicari jawabannya mengenai persoalan-persoalan sebagai berikut: <i style="mso-bidi-font-style: normal;">adakah manusia mempunyai budi dan akal</i>, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">dapatkah budi mencapai kebenaran</i>? Dari
sini timbul persoalan baru: <i style="mso-bidi-font-style: normal;">apakah
kebenaran itu</i>, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">sampai di mana
kebenaran itu dapat dicapai budi</i>, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">seluruh
kebenaran ataukah hanya sebagian saja</i>? Dengan kata lain, seluruh isi budi
diselidiki oleh <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">filsafat</i></b> yang disebut <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">filsafat budi (logika)</i></b>. Namun, dalam
bekerjanya budi, ia harus mentaati aturan-aturan yang ada, seperti: <i style="mso-bidi-font-style: normal;">pengertian, jalan pikiran</i>, serta <i style="mso-bidi-font-style: normal;">putusan-putusan</i>. Penyelidikan tentang <i style="mso-bidi-font-style: normal;">bahan dan aturan berfikir</i> merupakan
bagian dari logika dan disebut <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">logika minor</i></b>. Sedangkan penyelidikan
terhadap <i style="mso-bidi-font-style: normal;">isi berfikir</i> disebut <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">logika
mayor</i></b>. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Pembagian filsafat berdasarkan Subjek:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Selain pembagian filsafat berdasarkan <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">objek</i></b>,
dalam filsafat juga dikenal pembagian filsafat berdasarkan <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">subjek</i></b>, karena dalam
filsafat tentu ada yang berfilsafat, dan itu dilakukan oleh subjeknya, yaitu
manusia, sehingga perlu dikenali pembagian filsafat menurut <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">subjeknya</i></b>,
yang terdiri dari 3 (tiga) bidang, yaitu:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Soal Tahu (Pengetahuan)</span></i></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Soal pengetahuan ada 2 macam menurut
sifatnya, yaitu pengetahuan bermacam-macam yang tidak tetap dan pengeatahuan
yang berlaku umum, yang tidak beruba-ubah dan tetap satu macam. Dari sini
timbul persoalan menganai: bagaimanakah cara mencapai pengetahuan itu? Adakah
bawaan yang dibekalkan kepada manusia waktu lahir ataukah itu hasil dari usaha
kemampuan yang ada padanya dan merupakan pengambilan dari objek yang dikenalnya
itu. Mungkinkah itu hanya gambaran samar-samar atau nama-nama belaka yang tidak
ada hubungannya dengan realitas? Tentu saja semua pertanyaan tersebut harus
dijawab sebagian oleh <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">Logika</i></b> dan sebagian oleh <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">Anthropologia</i></b>.
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></i></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Soal Ada</span></i></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Orang berfikir tentu ada. Sehingga, jika ia
tidak ada maka dia tidak berfikir. Oleh karena itu, timbul
pertanyaan-pertanyaan tentang <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">ada</b>
yang memiliki bermacam-macam sudut pandang, dan ini dijawab oleh filsafat
tentang <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">ada</b> <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">(ontologia, theodicea,
kosmologia, dan anthropologia)</i></b>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></i></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Soal Pernilaian</span></i></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Dalam berfikir dan mengadakan putusan, setiap
orang akan memiliki pernialaian yang berbeda dan saling bertentangan, misalnya:
ada yang tinggi dan rendah, baik lawan buruk, indah lawan jelek, dan
sebagainya. Tentu saja untuk melakukan pernilaian harus ada tolok ukurnya
(kriteria), sehingga timbul pertanyaan seperti: apakah sebetulnya nilai itu dan
lebih-lebih dalam tingkah laku manusia, apakah yang dipakai ukuran untuk
menentukan baik buruknya? Pertanyaan tersebut dijawab oleh <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">Ethica</i></b>.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoHeader" style="margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<div class="MsoHeader" style="margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .5in;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></b></div>
<div class="MsoHeader" style="margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .5in;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">DAFTAR PUSTAKA<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoHeader" style="margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Darmodiharjo, Darji
& Shidarta, <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Pokok-Pokok Filsafat Hukum,
Apa dan Bagaimana Filsafat Hukum Indonesia</b>, Penerbit PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta, 1995.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoHeader" style="margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Mertokusumo, Sudikno,
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Mengenal Hukum, Suatu Pengantar</b>,
Penerbit Liberty, Yogyakarta, 1988.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoHeader" style="margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Poedjawijatna, I.R., <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Pembimbing Ke Arah Alam Filsafat</b>,
Penerbit Rineka Cipta, Jakarta, 1990.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoHeader" style="margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Rasjidi, Lili, <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Dasar-Dasar Filsafat Hukum</b>, Penerbit
PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 1990.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoHeader" style="margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">________________, <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Filsafat Hukum, Apakah Hukum Itu?</b>,
Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 1991.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoHeader" style="margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Sastrosoehardjo,
Soehardjo, <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Silabus Mata Kuliah Filsafat
Hukum</b>, Program Pascasarjana Ilmu Hukum, Universitas Diponegoro, Semarang,
1997.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoHeader" style="margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Suriasumantri, Jujun
S., <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Filsafat Ilmu, Sebuah Pengantar
Populer</b>, Penerbit Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1998. <o:p></o:p></span></div>
</div>
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;"><br clear="all" style="mso-break-type: section-break; page-break-before: always;" />
</span>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></i></b></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;">
</span><o:p></o:p></span></i></b></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div align="center" class="MsoHeader" style="margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .5in; text-align: center; text-indent: -42.55pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoHeader" style="margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div style="mso-element: footnote-list;">
<br clear="all" />
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<div id="ftn1" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<a href="https://www.blogger.com/editor/static_files/blank_quirks.html#_ftnref1" name="_ftn1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""></a><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><span style="font-size: x-small;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[1]</span></span></span></span> Jujun
S. Suriasumantri, <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Filsafat Ilmu, Sebuah
Pengantar Populer</b>, Penerbit Pustaka Sinar Harapan, <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Jakarta</st1:city></st1:place>, 1998.<o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div id="ftn2" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<a href="https://www.blogger.com/editor/static_files/blank_quirks.html#_ftnref2" name="_ftn2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""></a><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><span style="font-size: x-small;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[2]</span></span></span></span> Darji
Darmodiharjo & Shidarta, <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Op. Cit</b>.,
halaman 7.<o:p></o:p></span></span></div>
</div>
</div>
orintonhttp://www.blogger.com/profile/08248265711126309029noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7028012757806737597.post-74124906989049526182013-01-26T08:54:00.001-08:002013-01-26T09:03:51.091-08:00Hukum Perusahaan (4)<div style="text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IT" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: IT;">Tanggung Jawab Komisaris Terhadap
<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Masalah PT<o:p></o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IT" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: IT;">Siapakah
Yang Menjadi Komisaris Di Sebuah PT</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify;">
<span style="font-size: 11pt;">Komisaris adalah orang<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>yang diberikan kepercayaan oleh<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>para pemegang saham dan diangkat melalu Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS) (Pasal 111).<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Dewan
Komisaris adalah Organ Perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum
dan/atau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberi nasihat kepada
Direksi. Untuk dapat menjadi seorang komisaris, seseorang harus memenuhi
persyaratan berikut: (Pasal 110)<o:p></o:p></span></div>
<span style="font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-size: 11pt;">Cakap melakukan
perbuatan hukum,</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -0.5in;">
<span style="font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-size: 11pt;">Dalam 5 tahun
terakhir Sebelum pengangkatannya belum pernah: dinyatakan pailit oleh
pengadilan. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -0.5in;">
<span style="font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-size: 11pt;">Dalam 5 tahun
terakhir Tidak <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>menjadi anggota Direksi
atau anggota Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu
Perseroan dinyatakan pailit; </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -0.5in;">
<span style="font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-size: 11pt;">Dalam 5 tahun
terakhir<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>tidak <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>dihukum karena melakukan tindak pidana yang
merugikan keuangan negara dan/atau yang berkaitan dengan sektor keuangan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -0.5in;">
<span style="font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-size: 11pt;">Memenuhi
persyaratan lainnya yang ditentukan oleh instansi tertentu sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -0.5in;">
<span style="font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-size: 11pt;">Pemenuhan
persyaratan wajib dibuktikan dengan surat yang disimpan oleh Perseroan.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IT" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: IT;">Tugas dan
Fungsi Komisaris Di Sebuah PT</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify;">
<span style="font-size: 11pt;">Tugas dan fungsi Komisaris
adalah Dewan Komisaris melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya
pengurusan pada umumnya, baik mengenai Perseroan maupun usaha Perseroan, dan
memberi nasihat kepada Direksi. Pengawasan dan pemberian nasihat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan
maksud dan tujuan Perseroan.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IT" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: IT;">Masalah
Yang Dapat<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>ditimbulkan oleh Komisaris<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>PT</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span lang="SV" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: SV;">Di bawah ini ada beberapa permasalahan PT yang
sering disebabkan oleh Komisaris , antara lain:<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">
<span lang="SV" style="font-family: Symbol; mso-ansi-language: SV; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: SV;">Komisaris Lalai
menjalankan tugasnya dalam mengawasi perseroan </span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-align: justify;">
<span lang="SV" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: SV;">Kelalaian seorang komisaris dalam
memberikan pengawasan terhadap operasional perusahaan akan menyebabkan
perseroan mengalami kerugian. Misalnya, komisaris tidak dapat melihat adanya transaksi-transaksi
perseroan yang tidak legal oleh Direksi.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">
<span lang="SV" style="font-family: Symbol; mso-ansi-language: SV; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: SV;">Itikad Buruk Pemegang
Saham </span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-align: justify;">
<span lang="SV" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: SV;">Komisaris <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>baik langsung atau maupun tidak langsung
dengan itikad buruk memanfaatkan perseroan semata-mata untuk kepentingan
pribadi. <o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">
<span lang="SV" style="font-family: Symbol; mso-ansi-language: SV; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: SV;">Melakukan Perbuatan
Melawan Hukum </span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-align: justify;">
<span lang="SV" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: SV;">Komisaris yang bersangkutan
terlibat dalam perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh perseroan.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">
<span lang="SV" style="font-family: Symbol; mso-ansi-language: SV; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: SV;">Menggunakan Kekayaan
Perseroan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-align: justify;">
<span lang="SV" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: SV;">Komisaris yang bersangkutan, baik
langsung maupun tidak langsung secara melawan hukum menggunakan kekayaan
perseroan, yang mengakibatkan kekayaan perseroan menjadi tidak cukup untuk
melunasi hutang-hutang perseroan. <o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">
<span lang="SV" style="font-family: Symbol; mso-ansi-language: SV; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";"> </span></span></span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: SV;">Terjadinya Kepailitan
Perseroan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-align: justify;">
<span lang="SV" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: SV;">Perseroan bisa menjadi pailit
bilamana Komisaris tidak memberikan nasehat yang baik bagi dewan Direksi. <o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IT" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: IT;">Tanggung Jawab Dan Konsekuensi
Hukum Bagi Komisaris PT<o:p></o:p></span></b></div>
<span style="font-size: 11pt;">Dalam hal komisaris tidak
menjalankan tugasnya dengan baik untuk mengawasi jalannya perusahaan, maka
konsekuensinya bagi komisaris adalah:</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">
<span lang="SV" style="font-family: Symbol; mso-ansi-language: SV; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: SV;">Dapat Digugat oleh
Pemegang Saham<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-align: justify;">
<span style="font-size: 11pt;">Atas nama Perseroan, pemegang saham yang mewakili
paling sedikit 1/10 (satu persepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham dengan
hak suara dapat menggugat anggota Dewan Komisaris yang karena kesalahan atau
kelalaiannya menimbulkan kerugian pada Perseroan ke pengadilan negeri. (Pasal
114 ayat 6).</span><span lang="SV" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: SV;"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">
<span lang="SV" style="font-family: Symbol; mso-ansi-language: SV; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";"> </span></span></span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: SV;">Ikut Menanggung Kerugian
Perseroan Secara Pribadi<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-align: justify;">
<span style="font-size: 11pt;">Setiap anggota Dewan Komisaris ikut bertanggung jawab
secara pribadi atas kerugian Perseroan apabila yang bersangkutan bersalah atau
lalai menjalankan tugas pengawasan dan pemberian nasehat kepada Direksi.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>(Pasal 114 ayat 3)</span><span lang="SV" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: SV;">. </span><span style="font-size: 11pt;">Dalam hal Dewan Komisaris terdiri atas 2 (dua) anggota Dewan Komisaris
atau lebih, tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berlaku secara
tanggung renteng bagi setiap anggota Dewan Komisaris.</span><span lang="SV" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: SV;"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">
<span lang="SV" style="font-family: Symbol; mso-ansi-language: SV; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";"> </span></span></span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: SV;">Ikut Menanggung secara
pribadi Kewajiban<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Perseroan Yang
Dipailitkan Secara Pribadi<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>(Pasal 115)</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-align: justify;">
<span style="font-size: 11pt;">Dalam hal terjadi kepailitan karena kesalahan atau
kelalaian Dewan Komisaris dalam melakukan pengawasan terhadap pengurusan yang
dilaksanakan oleh Direksi dan kekayaan Perseroan tidak cukup untuk membayar
seluruh kewajiban Perseroan akibat kepailitan tersebut, setiap anggota Dewan
Komisaris secara tanggung renteng ikut bertanggung jawab dengan anggota Direksi
atas kewajiban yang belum dilunasi. Tanggung jawab ini pun berlaku juga bagi
anggota Dewan Komisaris yang sudah tidak menjabat 5 (lima) tahun sebelum
putusan pernyataan pailit diucapkan.<o:p></o:p></span></div>
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></b><br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IT" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: IT;">REFERENSI:</span></b></div>
<ul style="margin-top: 0in;" type="disc">
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify;"><span lang="IT" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: IT;">Disarikan dari Buku
“Petunjuk Praktis Bagi RUPS, Komisaris dan Direksi Perseroan Terbatas agar
Terhindar dari Jerat Hukum” Ditulis oleh Orinton Purba, Penerbit Raih Asa
Sukses (RAS), Jakarta, 2011.<o:p></o:p></span></li>
</ul>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IT" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: IT;"><o:p> </o:p></span></b></div>
orintonhttp://www.blogger.com/profile/08248265711126309029noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7028012757806737597.post-39783757055829180292013-01-26T08:45:00.000-08:002013-01-26T08:45:00.612-08:00Hukum Perusahaan (5)
<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-align: center; text-indent: -0.5in;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IT" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: IT;">Tanggung Jawab Komisaris Terhadap
<o:p></o:p></span></b></div>
<div style="text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IT" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: IT;">Masalah Yang Menimpa Perseroan
Terbatas<o:p></o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify;">
<span style="font-size: 11pt;">Komisaris adalah orang<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>yang diberikan kepercayaan oleh<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>para pemegang saham dan diangkat melalu Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS) (Pasal 111).<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Dewan
Komisaris adalah Organ Perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum
dan/atau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberi nasihat kepada
Direksi. Untuk dapat menjadi seorang komisaris, seseorang harus memenuhi
persyaratan berikut: (Pasal 110)<o:p></o:p></span></div>
<br />
<ol>
<li><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -0.5in;">
<span style="font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;"><span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-size: 11pt;">Cakap melakukan perbuatan hukum,</span></div>
</li>
<li><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -0.5in;">
<span style="font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;"><span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-size: 11pt;">Dalam 5 tahun terakhir Sebelum pengangkatannya belum pernah: dinyatakan pailit oleh pengadilan. </span></div>
</li>
<li><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -0.5in;">
<span style="font-size: 11pt;">Dalam 5 tahun terakhir Tidak <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>menjadi anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu Perseroan dinyatakan pailit; <o:p></o:p></span></div>
</li>
<li><span style="font-size: 11pt;">Dalam 5 tahun terakhir<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>tidak <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan negara dan/atau yang berkaitan dengan sektor keuangan.<o:p></o:p></span></li>
<li><span style="font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;"><span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-size: 11pt;">Memenuhi persyaratan lainnya yang ditentukan oleh instansi tertentu sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.<o:p></o:p></span></li>
<li><span style="font-size: 11pt;">Pemenuhan persyaratan wajib dibuktikan dengan surat yang disimpan oleh Perseroan.</span></li>
</ol>
<span style="font-size: 11pt;">Tugas dan fungsi Komisaris
adalah Dewan Komisaris melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya
pengurusan pada umumnya, baik mengenai Perseroan maupun usaha Perseroan, dan
memberi nasihat kepada Direksi. Pengawasan dan pemberian nasihat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan
maksud dan tujuan Perseroan.<o:p></o:p></span><br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span lang="SV" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: SV;">Di bawah ini ada beberapa permasalahan PT yang
sering disebabkan oleh Komisaris , antara lain:<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">
<span lang="SV" style="font-family: Symbol; mso-ansi-language: SV; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";"> </span></span></span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: SV;">Komisaris Lalai
menjalankan tugasnya dalam mengawasi perseroan </span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-align: justify;">
<span lang="SV" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: SV;">Kelalaian seorang komisaris dalam
memberikan pengawasan terhadap operasional perusahaan akan menyebabkan
perseroan mengalami kerugian. Misalnya, komisaris tidak dapat melihat adanya
transaksi-transaksi perseroan yang tidak legal oleh Direksi.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">
<span lang="SV" style="font-family: Symbol; mso-ansi-language: SV; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: SV;">Itikad Buruk Pemegang
Saham </span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-align: justify;">
<span lang="SV" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: SV;">Komisaris <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>baik langsung atau maupun tidak langsung
dengan itikad buruk memanfaatkan perseroan semata-mata untuk kepentingan
pribadi. <o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">
<span lang="SV" style="font-family: Symbol; mso-ansi-language: SV; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: SV;">Melakukan Perbuatan
Melawan Hukum </span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-align: justify;">
<span lang="SV" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: SV;">Komisaris yang bersangkutan
terlibat dalam perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh perseroan.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">
<span lang="SV" style="font-family: Symbol; mso-ansi-language: SV; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: SV;">Menggunakan Kekayaan
Perseroan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-align: justify;">
<span lang="SV" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: SV;">Komisaris yang bersangkutan, baik
langsung maupun tidak langsung secara melawan hukum menggunakan kekayaan
perseroan, yang mengakibatkan kekayaan perseroan menjadi tidak cukup untuk
melunasi hutang-hutang perseroan. <o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">
<span lang="SV" style="font-family: Symbol; mso-ansi-language: SV; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";"> </span></span></span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: SV;">Terjadinya Kepailitan
Perseroan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-align: justify;">
<span lang="SV" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: SV;">Perseroan bisa menjadi pailit
bilamana Komisaris tidak memberikan nasehat yang baik bagi dewan Direksi. <o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IT" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: IT;">Tanggung Jawab Dan Konsekuensi
Hukum Bagi Komisaris PT<o:p></o:p></span></b></div>
<span style="font-size: 11pt;">Dalam hal komisaris tidak
menjalankan tugasnya dengan baik untuk mengawasi jalannya perusahaan, maka
konsekuensinya bagi komisaris adalah:<o:p></o:p></span><br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">
<span lang="SV" style="font-family: Symbol; mso-ansi-language: SV; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: SV;">Dapat Digugat oleh
Pemegang Saham<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-align: justify;">
<span style="font-size: 11pt;">Atas nama Perseroan, pemegang saham yang mewakili
paling sedikit 1/10 (satu persepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham dengan
hak suara dapat menggugat anggota Dewan Komisaris yang karena kesalahan atau
kelalaiannya menimbulkan kerugian pada Perseroan ke pengadilan negeri. (Pasal
114 ayat 6).<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">
<span lang="SV" style="font-family: Symbol; mso-ansi-language: SV; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: SV;">Ikut Menanggung Kerugian
Perseroan Secara Pribadi<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-align: justify;">
<span style="font-size: 11pt;">Setiap anggota Dewan Komisaris ikut bertanggung jawab
secara pribadi atas kerugian Perseroan apabila yang bersangkutan bersalah atau
lalai menjalankan tugas pengawasan dan pemberian nasehat kepada Direksi.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>(Pasal 114 ayat 3)</span><span lang="SV" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: SV;">. </span><span style="font-size: 11pt;">Dalam hal Dewan Komisaris terdiri atas 2 (dua) anggota Dewan Komisaris
atau lebih, tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berlaku secara
tanggung renteng bagi setiap anggota Dewan Komisaris.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-align: justify;">
<span style="font-size: 11pt;"></span> </div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">
<span lang="SV" style="font-family: Symbol; mso-ansi-language: SV; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";"> </span></span></span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: SV;">Ikut Menanggung secara
pribadi Kewajiban<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Perseroan Yang
Dipailitkan Secara Pribadi<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>(Pasal 115)</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-align: justify;">
<span style="font-size: 11pt;">Dalam hal terjadi kepailitan karena kesalahan atau
kelalaian Dewan Komisaris dalam melakukan pengawasan terhadap pengurusan yang
dilaksanakan oleh Direksi dan kekayaan Perseroan tidak cukup untuk membayar
seluruh kewajiban Perseroan akibat kepailitan tersebut, setiap anggota Dewan
Komisaris secara tanggung renteng ikut bertanggung jawab dengan anggota Direksi
atas kewajiban yang belum dilunasi. Tanggung jawab ini pun berlaku juga bagi
anggota Dewan Komisaris yang sudah tidak menjabat 5 (lima) tahun sebelum
putusan pernyataan pailit diucapkan. </span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IT" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: IT;"><o:p></o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IT" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: IT;">REFERENSI:</span></b></div>
<ul style="margin-top: 0in;" type="disc">
<li class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify;"><span lang="IT" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: IT;">Disarikan dari Buku “Petunjuk
Praktis Bagi RUPS, Komisaris dan Direksi Perseroan Terbatas agar Terhindar
dari Jerat Hukum” Ditulis oleh Orinton Purba, Penerbit Raih Asa Sukses
(RAS), Jakarta, 2011.<o:p></o:p></span></li>
</ul>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IT" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: IT;"><o:p> </o:p></span></b></div>
orintonhttp://www.blogger.com/profile/08248265711126309029noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7028012757806737597.post-24549677712664188692013-01-25T08:34:00.002-08:002013-01-25T08:34:34.265-08:00Hukum Perusahaan (3)
<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-align: center; text-indent: -0.5in;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IT" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: IT;">Tanggung Jawab Pemegang Saham</span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-align: center; text-indent: -0.5in;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IT" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: IT;">(Bagian-3)<o:p></o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span lang="SV" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: SV;">Jika anda sebagai seorang pengusaha, terutama yang
memilih menjadi seorang investor atau pemodal dalam suatu perusahaan, anda
perlu memahami apa yang menjadi tanggung jawab Pemegang Saham terhadap
perusahaan, terutama jika perseroan mengalami kerugian, ataupun
permasalahan-permasalahan lain yang mungkin muncul ketika menjalankan
Perseroan: Dalam Bab ini anda akan membahas ”siapakah Pemegang Saham
Perusahaan, masalah-masalah apa yang dapat disebabkan seorang Pemegang Saham
dalam perseroan dan apa yang menjadi tanggung jawab dan konsekuensi hukum bagi Pemegang
Saham bilamana ada persamalahan yang timbul dalam perseroan: <o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: SV;">Siapakah Pemegang
Saham sebuah PT ?<o:p></o:p></span></b></div>
<span style="font-size: 11pt;">Dalam
pandangan masyarakat umum sering menganggap bahwa<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Komisaris dan Direktur adalah Pemegang Saham
sebuah perusahaan. Pandangan ini tentu tidak berlebihan karena dalam praktek
memang para pendiri sebuah perseroan, khususnya perseroan terbatas tertutup
juga menjadi pengurus sebuah perusahaan. Mungkin menjadi komisaris atau direktur.
Tetapi dalam hukum hal demikian perlu dibedakan sehingga dapat dilihat secara
jelas perbedaan Pemegang Saham perusahaan dengan pengurus perseroan. Kalau
dilihat dari definisi Perseroan Terbatas yang selanjutnya disebut Perseroan
adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan
perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi
dalam saham.”. <o:p></o:p></span><br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 11pt;">Berdasarkan
definisi tersebut jelas dapat dilihat bahwa Pemegang Saham perseroan terbatas
adalah para pemegang saham yang telah menyetorkan modalnya dalam sebuah
perseroan. Pemegang saham perseroan mungkin juga orang perseorangan,
organisasi, pemerintah<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>dan badan hukum
seperti Yayasan. Misalnya, perusahaan-perusahaan BUMN/BUMD umumnya pemegang
saham utamanya adalah Pemerintah. Oleh karena itu, dalam perseroan tertutup Pemegang
Saham perusahaan adalah para pendiri perseroan yang sudah menyetor modalnya
terhadap perseroan. UU tidak pernah menyebutkan batas modal masing-masing para
pendiri. Lain halnya Perseoran Terbuka, Pemegang Saham perusahaan bukan hanya
pendiri perseroan tetapi juga masyarakat yang sudah ikut membeli saham
perseroan terbuka tersebut di Pasar Modal. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-size: 11pt;">Contoh Kasus (1):<o:p></o:p></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 11pt;">Jika
anda membeli saham PT. Timah 1 lot atau 500 lembar saham, ini berarti anda
sudah menjadi salah seorang Pemegang Saham dari Perseroan tersebut. Anda sudah
mempunyai hak untuk ikut serta dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang diselenggarahan
oleh Perseroan. Undangan RUPS ini akan diumumkan di media massa nasional, kemudian
hasil RUPS ini pun akan diumumkan di Media massa juga. Itu sebabnya sering kita
membaca Pengumuman Undangan RUPS<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>di media
massa seperti Kompas, Republika, Media Indonesia atau media massa nasional
lainnya. Dalam hal ini, anda disebut pemegang saham minoritas yang mempunyai
hak untuk mendapatkan dividen dari perusahaan. Misalnya, Pada tahun 2000, PT
Timah TBK pernah membagikan dividen tunai Rp. 124,5 milyar atau senilai Rp.
247,37 miliar sahamnya. Dividen Tunai Tersebut merupakan 40 persen dari laba bersih
perseroan tahun buku 1999 sebesar Rp. 318,093. Laba bersih sisanya Rp. 186,751
miliar akan digunakan sebagai dana cadangan perusahaan. Sementara itu pada
waktu yang bersamaaan RUPS PT Nichel Indonesia memutuskan untuk memberikan
dividen dengan alasan untuk penghematan kas perusahaan. (Kompas, 28 April
2000). <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></b></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-size: 11pt;">Contoh kasus (2):<o:p></o:p></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 11pt;">Pada
tahun 2000, Pemda Kaltim pernah mengajukan permintaan kepada Pemerintah Pusat
untuk memiliki saham 20-30% saham pupuk Kaltim. Dalam suatu wawancara, Direktur
Utama KALTIM menyebutkan “memang ada keiginan dari Pemda untuk meminta bagian
saham Pupuk PT Kaltim. Permintaan tersebut sudah kami sampaikan kepada pemegang
saham (pemerintah) dan kami tinggal menunggu keputusannya”.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Dari petikan wawancara tersebut jelas bahwa
pemegang saham PT Kaltim adalah Pemerintah bukan perorangan.(Kompas 23 Juni
2000).<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: SV;">Masalah-masalah
PT Akibat Tindakan <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Pemegang Saham <span style="color: red;"><o:p></o:p></span></span></b></div>
<span lang="SV" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: SV;">Para Pemegang Saham perseroan sering menjadi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">trouble maker</i> untuk perusahaan akibatnya
perusahaan tidak berjalan dengan baik atau bahkan bangkrut. Tindakan-tindakan
yang sering dilakukan pemegang saham dan menyebabkan perseroan bermasalah, <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>antara lain:<o:p></o:p></span><br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: SV;">Pemegang
saham tidak menyetor modal: <o:p></o:p></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<span lang="SV" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: SV;">Pemegang saham tidak melaksanakan tugasnya untuk
menyetor modal padahal setiap saham harus disetor penuh oleh pemegang sahamnya.
Tindakan seperti ini sering juga dilakukan ketika pendirian perseroan. Para
pemegang saham tidak<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>menyetor modal ke
perseroan sebagaimana disebutkan dalam Akta Pendirian. Modusnya, mereka
memalsukan bukti setoran modal ketika ingin mendapatkan pengesahan Perseroan dari
Departemen Kehakiman. Modus lain, pada awalnya mereka menyetor modal namun
setelah mendapat persetujuan dari departemen kehakiman, modal tersebut ditarik
kembali untuk digunakan secara pribadi.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: SV;">Campur Aduk
antara Urusan Pribadi dengan Urusan Perseroan</span></b><span lang="SV" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: SV;"><o:p></o:p></span></div>
<span lang="SV" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: SV;">Contoh percampur-adukan antara urusan perseroan
dengan urusan pribadi adalah dana perusahaan digunakan untuk urusan pribadi dan
aset milik perseroan di atas namakan pribadi. <o:p></o:p></span><br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: SV;">(1) Permodalan
Yang Tidak Layak: <o:p></o:p></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<span lang="SV" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: SV;">Permodalan yang tidak layak, misalnya modal
terlalu kecil padahal bisnis perusahaan besar. Karena kewajiban pemegang
sahamlah yang harus menyetor tambahan modal dan ketidaklayakan permodalan ini
menimbulkan suatu transfer tanggung jawab dari pemegang saham kepada pihak
kreditor. Ini sama sekali tidak ADIL. Namun demikian, setiap pemegang saham
yang bertanggung jawab, sampai batas-batas tertentu, pihak direksi juga dapat
dimintakan tanggung jawabnya dalam hal seperti ini.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: SV;">(2) Pemegang
Saham Terlalu Dominan <o:p></o:p></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<span lang="SV" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: SV;">Pemegang saham terlalu dominan dalam operasional
perseroan atau melebihi dari peran pemegang saham yang sepantasnya. Dengan
demikian, dalam hal ini, perusahaan hanya berfungsi sebagai ”instrumen” untuk
mencari keuntungan pribadi dari pihak pemegang sahamnya. Dalam hal ini,
perseroan tersebut disebut sebagai alter ego (kadang-kadang disebut juga
sebagai <i style="mso-bidi-font-style: normal;">instrumentality, dummy </i>atau <i style="mso-bidi-font-style: normal;">agent</i> dari pemegang saham yang
bersangkutan.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: SV;">(3) Menggunakan
Kekayaan Perseroan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<span lang="SV" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: SV;">Pemegang saham yang bersangkutan, baik langsung
maupun tidak langsung secara melawan hukum menggunakan kekayaan perseroan, yang
mengakibatkan kekayaan perseroan menjadi tidak cukup untuk melunasi
hutang-hutang perseroan. <o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-size: 11pt;">Contoh Kasus (1)<o:p></o:p></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 11pt;">Komisaris PT Atelindo Karya Mandiri, Raden Saleh Abdul
Malik, satu dari tiga terdakwa kasus korupsi proyek Customer Management System
(CMS) PLN Jawa Timur, dijatuhi vonis penjara selama empat tahun penjara.Selain
itu, Majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) juga menjatuhkan
vonis kepada Direktur Operasional PT Altenlindo Karya Mandiri, Achmad Fathony
Zakaria selama dua tahun penjara, dan Dirut PT Arti Duta Aneka Usaha (ADAU),
Arthur Pelupessy selama empat tahun penjara. "Terdakwa satu, dua dan tiga
terbukti secara syah dan meyakinkan telah melakukan tindak pidana korupsi
secara bersama-sama," ujar Ketua Majelis, Tjokorda Rae Suamba, ketika
membacakan putusan, di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Selasa (1/6, 2010). .Tiga
terdakwa juga dikenai pidana denda, masing-masing Raden Saleh Abdul Malik
sebesar 150 juta subsider tiga bulan penjara, Achmad Fathony Zakaria sebesar 50
juta subsider satu bulan dan Arthur Pelupessy Rp150 juta subsider tiga tahun
penjara. Sementara itu, mengenai uang pengganti, Majelis membebankan kepada PT
Atelindo Karya Mandiri sebesar Rp47,1 miliar dan PT Arti Duta Aneka Usaha
sebesar Rp.15 miliar. "Apabila tidak membayar uang pengganti, maka harta
benda PT Artelindo dan PT Arti Duta dapat disita dan dilelang untuk mengganti
uang pengganti tersebut,". Hal-hal yang memberatkan para terdakwa yakni, atas
tidak cermat melakukan proyek CMS, membuat buruk iklim usaha Indonesia. Dalam
Kasus ini Komisaris perusahaan terbukti melakukan tindakan melawan hukum yang
mengakibatkan kerugian terhadap perseroan. (Sumber: <strong><span style="font-weight: normal;"><a href="http://www.primaironline.com/"><span style="color: blue;">http://www.primaironline.com</span></a>
</span></strong><strong><span style="font-weight: normal; mso-bidi-font-weight: bold;">01 Juni 2010.<o:p></o:p></span></strong></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">
<span lang="SV" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: SV;"><o:p><span style="font-size: small;"> </span></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: SV;">Tanggung Jawab
Dan Konsekuensi Hukum Bagi Pemegang Saham <o:p></o:p></span></b></div>
<span lang="SV" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: SV;">Tanggungjawab dan konsekkuensi hukum bagi Pemegang
Saham perseroan terdapat dalam 2 hal yaitu konsekuensi hukum sebelum perseroan
menjadi badan hukum dan sesudah perseroan menjadi Badan Hukum.<o:p></o:p></span><br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: SV;">(1).<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Sebelum Perseroan Menjadi Badan Hukum<o:p></o:p></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<span lang="SV" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: SV;">Persyaratan perseroan sebagai
badan hukum belum atau tidak terpenuhi. Dalam hal ini pihak pemegang saham<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>sebagai pendiri perusahaan yang bertanggung
jawab sampai disahkannya badan hukum <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>perseroan
oleh Menteri Kehakiman. Oleh sebab itu, dalam hal perseroan ini merugi, maka konsekuensi
hukum bagi pemegang saham harus bertanggungjawab secara pribadi atas kerugian perseroan.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: SV;">(2).<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Setelah<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>Perseroan Menjadi Badan Hukum<o:p></o:p></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<span lang="SV" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: SV;">Setelah Perseroan menjadi Badan
Hukum, tanggung jawab dan konsekuensi hukum bagi Pemegang Saham atau pemegang
saham menjadi terbatas, yaitu </span><span style="font-size: 11pt;">Pemegang
saham Perseroan tidak bertanggung jawab secara pribadi atas perikatan yang
dibuat atas nama Perseroan dan tidak bertanggung jawab atas kerugian Perseroan
melebihi saham yang dimiliki.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div align="center" class="MsoListParagraph" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-size: 10pt;">--------- 05/08/2011----------<o:p></o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IT" style="font-size: 11pt; mso-ansi-language: IT;"><o:p><span style="font-size: small;"> </span></o:p></span></b></div>
orintonhttp://www.blogger.com/profile/08248265711126309029noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7028012757806737597.post-68737167396495053452013-01-24T07:21:00.001-08:002013-01-24T07:31:17.951-08:00Hukum Perusahaan (2)<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">TANGGUNGJAWAB ORGAN PERSEROAN TERBATAS</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial; font-size: x-small;">(Bagian 2)</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"></span> </div>
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Perseroan
Terbatas mempunyai alat yang disebut <i>organ </i>perseroan yang berfungsi
untuk menjalankan perseroan. <i>Organ </i>disini maksudnya tidak oleh para
pemegang saham, melainkan oleh suatu lembaga tersendiri, yang terpisah
kedudukannya sebagai pemegang saham.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Ada
3 (tiga) organ dalam PT yaitu; Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Direksi, dan
Dewan Komisaris (Pasal 1 ayat 2). Wewenang dan tanggung jawab ketiga organ
tersebut akan dijelaskan di bawah ini: <o:p></o:p></span><br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Tanggungjawab Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS):<o:p></o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">RUPS
merupakan tempat berkumpulnya para pemegang saham untuk membahas segala sesuatu
yang berhubungan dengan perseroan.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>RUPS
mempunyai kedudukan paling tinggi dibandingkan dengan organ perseroan lainnya
(Pasal 1 ayat 4). RUPS mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi
dan Dewan Komisaris dalam batas yang ditentukan UU PT dan/atau Anggaran Dasar Perseroan.
RUPS mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan
Komisaris, dalam batas yang ditentukan dalam undang-undang ini dan/atau
anggaran dasar (Pasal 75 ayat 1). Wewenang yang tidak diserahkan kepada
Komisaris atau Direksi adalah:<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Mengubah
Anggaran Dasar (Pasal 19)<o:p></o:p></span></div>
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Membeli
kembali saham yang telah dikeluarkan kecuali RUPS menyerahkannya kepada </span><br />
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"> organ
lain (Pasal 38)<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Menambah
Modal Perseroan (Pasal 41)<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Mengurangi
Modal Perseroan (Pasal 44)<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Memberikan
persetujuan rencana kerja tahunan perseroan (Pasal 64)<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Memberikan
persetujuan terhadap laporan tahunan perseroan (Pasal 66)<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Menggunakan
laba bersih termasuk penentuan jumlah penyisihan untuk cadangan (Pasal 71 ayat
1).<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Memperoleh
segala keterangan yang berkaitan dengan kepentingan perseroan dari Direksi dan
atau Dewan Komisaris (Pasal 71 ayat 2).<o:p></o:p></span><br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Mengangkat
anggota direksi (Pasal 94)<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Menetapkan
pembagian tugas dan wewenang setiap anggota direksi (Pasal 92 ayat 5)<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Memberikan
persetujuan untuk mengalihkan atau menjadikan jaminan utang seluruh atau
sebahagian besar kekayaan Perseroan Terbatas<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Memberikan
keputusan untuk mengajukan permohonan pernyataan pailit kepada pengadilan
negeri.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Memberhentikan
anggota direksi sewaktu-waktu dengan menyebutkan alasannya.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Memberhentikan
anggota direksi untuk sementara dengan menyebutkan alasannya.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Mengangkat
komisaris<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Memberhentikan
komisaris secara tetap atau sementara.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">menyetujui
Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan, atau Pemisahan perseroan (Pasal 89
ayat 1).<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Menyetujui
pengajuan permohonan pailit (Pasal 89 ayat 1)<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Menyetujui
pengajuan perpanjangan jangka waktu berdrinya perseroan (Pasal 89 ayat 1).<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Memberikan
keputusan pembubaran perseroan (Pasal 89 ayat 1)<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Tanggungjawab Dewan Direksi <o:p></o:p></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Direksi
adalah <i>organ </i>perseroan yang bertanggung jawab penuh atas pengurusan
perseroan untuk kepentingan dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan baik
di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar.
Direksi kedudukannya sebagai eksekutif dalam perseroan, tindakannya dibatasi
oleh anggaran dasar perseroan. PT sebagai badan hukum dalam melakukan perbuatan
hukum melalui pengurusnya yaitu Direksi. Tanpa adanya pengurus, badan hukum itu
tidak akan dapat berfungsi. Ketergantungan antara badan hukum dan pengurus
menjadi sebab mengapa antara badan hukum dan Direksi lahir hubungan fidusia (<i>fiduciary
duties</i>) di mana pengurus <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>selalu <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>pihak yang dipercaya bertindak dan menggunakan
wewenangnya hanya untuk kepentingan perseroan semata. <o:p></o:p></span></div>
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"></span><br />
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Dalam
kedudukannya sebagai pengurus perseroan, Direksi mempunyai tugas untuk mewakili
perseroan. <o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Tugas dan Kewenangan Dewan Direksi (Pasal 98 ayat
1), antara lain: <o:p></o:p></span><br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l5 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">
<span style="font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Mengatur
dan menjalankan kegiatan-kegiatan usaha perseroan; <o:p></o:p></span></div>
<span style="font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Mengelola
kekayaan perseroan; dan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Mewakili
perseroan di dalam dan di luar pengadilan. <o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Pengaturan
pengurusan dan sampai dimana tugas-tugas dari pengurusan, biasanya harus
dilihat dari anggaran dasar/akta pendirian tiap-tiap perseroan. <o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Jika
Direksi terdiri lebih dari satu orang, maka yang berwenang mewakili perseroan
adalah setiap anggota Direksi. (Pasal 98 ayat 2).<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Walaupun
demikian apabila dalam anggaran dasar telah ditentukan Direktur Utama saja yang
berhak mewakili perseroan, maka anggota Direksi lainnya tidak dapat mewakili
kecuali jika Direktur Utama memberi kuasa kepadanya.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Direksi
dalam menjalankan tugasnya mengurus perseroan diwajibkan dengan itikad baik.
Kewajiban tersebut ditegaskan dalam Pasal 97 ayat (2) Undang-undang Perseroan
Terbatas, bahwa setiap anggota Direksi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung
jawab menjalankan tugas untuk kepentingan dan usaha perseroan. Ini berarti
setiap anggota Direksi agar dapat menghindari perbuatan yang menguntungkan
kepentingan pribadi dengan merugikan kepentingan perseroan.<o:p></o:p></span><br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Tanggung Jawab Dewan Komisaris<o:p></o:p></span></b></div>
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Dari
ketentuan Pasal 1 angka 6 Undang-undang Perseroan Terbatas ada keharusan bagi
setiap perseroan mempunyai Dewan Komisaris. Tugas utama Dewan Komisaris adalah
melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan yang dijalankan Direksi, jalannya
pengurusan tersebut pada umumnya, baik mengenai perseroan maupun usaha
perseroan, dan memberi nasihat pada Direksi. Namun dalam keadaan darurat
(tertentu) dapat bertindak mengurus perseroan asal dilakukan berdasarkan
anggaran dasar atau keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Dengan
menjalankan tugas untuk mengurus perseroan, maka Komisaris mempunyai
konsekuensi sebagaimana melekat pada Direksi. Persyaratan menjadi anggota Dewan
Komisaris tercantum dalam ketentuan Pasal 110 Undang-undang Perseroan Terbatas menghendaki
anggota Dewan Komisaris adalah orang perorangan yang cakap melaksanakan
perbuatan hukum dan tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi anggota Direksi
atau anggota Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan
dinyatakan pailit, atau orang yang pernah dihukum karena melakukan tindak
pidana yang merugikan keuangan Negara dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum
pengangkatan.<o:p></o:p></span><br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Dengan
menjalankan tugas untuk mengurus perseroan maka Dewan Komisaris mempunyai
konsekuensi sebagaimana yang melekat pada Direksi. Selain itu Komisaris
bertanggung jawab kepada pihak ketiga dalam kapasitasnya sebagai pengurus. Ia mewakili
kepentingan perseroan di dalam maupun di luar Pengadilan.<o:p></o:p></span><br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-list: l0 level2 lfo3; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">A.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="NO-BOK" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt; mso-ansi-language: NO-BOK;">Tanggung Jawab Terbatas<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Pemegang Saham, Komisaris, Dan Direksi</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><o:p></o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Menurut
Sri Redjeki Hartono, Perseroan Terbatas adalah sebuah<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>persekutuan untuk menjalankan perusahaan
tertentu dengan menggunakan suatu modal dasar yang dibagi dalam sejumlah saham atau
sero tertentu, masing-masing berisikan jumlah uang tertentu pula ialah jumlah
nominal, <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>sebagai ditetapkan dalam akta
notaris pendirian Perseroan Terbatas, akta mana wajib dimintakan pengesahannya
oleh Menteri Kehakiman, sedangkan untuk jadi sekutu diwajibkan menempatkan
penuh dan menyetor jumlah nominal dari sehelai saham atau lebih. Istilah
“Perseroan Terbatas” (PT) terdiri dari dua kata, yakni “perseroan” dan
“terbatas”. “Perseroan” merujuk pada modal PT yang terdiri atas “sero-sero”
atau “saham-saham”. Adapun kata “terbatas” merujuk pada tanggung jawab pemegang
saham yang hanya terbatas pada nilai nominal semua saham yang dimilikinya.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Dasar
pemikiran bahwa modal PT itu terdiri dari “sero-sero” atau “saham-saham” dapat
dilihat dalam ketentuan Pasal 1 angka 1 Undang-undang nomor 40 tahun 2007 yakni
:” Perseroan Terbatas yang selanjutnya disebut Perseroan adalah badan hukum
yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan
usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham, dan memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-undang ini serta peraturan
pelaksanaannya”. Dengan demikian Pemegang Saham perusahaan, dewan komisaris dan
dewan direksi memiliki tanggangjawab terbatas dalam hal terjadi kerugian dalam
pengelolaan perseroan. <o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Penunjukan
“terbatasnya tanggungjawab” pemegang saham tersebut dapat dilihat dari Pasal 3
UU PT yang berbunyi: “Pemegang saham perseroan tidak bertanggungjawab secara
pribadi atas perikatan yang dibuat atas nama perseroan dan tidak
bertanggungjawab atas kerugian perseroan melebihi nilai saham yang telah
dimilikinya” Dalam penjelasan Pasal ini juga dipertegas bahwa pemegang saham
hanya bertanggung jawab sebesar setoran atas seluruh saham yang dimilikinya dan
tidak meliputi harta kekayaan pribadinya.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Di
dalam hukum Inggris PT dikenal dengan istilah <i>Limited Company. Company </i>artinya<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>bahwa lembaga usaha yang diselenggarakan itu
tidak seorang diri, tetapi terdiri atas beberapa orang yang tergabung dalam
suatu badan. <i>Limited </i>menunjukkan terbatasnya tanggungjawab pemegang
saham, dalam arti bertanggungjawab tidak lebih dari dan semata-mata dengan
harta kekayaan yang terhimpun dalam badan tersebut. Dengan kata lain, hukum
Inggris lebih menampilkan segi tanggungjawabnya.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-list: l0 level2 lfo3; text-indent: -0.5in;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">B.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="NO-BOK" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt; mso-ansi-language: NO-BOK;">Faktor Terhapusnya Tanggung Jawab Terbatas</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><o:p></o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-align: justify;">
<span lang="IT" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt; mso-ansi-language: IT;">Untuk pemegang saham, tanggung jawab terbatasnya akan <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>hapus atau tidak berlaku apabila:<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 1in; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l3 level1 lfo1; text-indent: -0.5in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Persyaratan
Perseroan sebagai badan hukum belum atau tidak terpenuhi;<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 1in; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l3 level1 lfo1; text-indent: -0.5in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Pemegang
saham yang bersangkutan baik langsung maupun tidak langsung dengan itikad buruk
memanfaatkan Perseroan untuk kepentingan pribadi;<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 1in; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l3 level1 lfo1; text-indent: -0.5in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Pemegang
saham yang bersangkutan terlibat dalam perbuatan melawan hukum yang dilakukan
oleh Perseroan; atau<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 1in; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l3 level1 lfo1; text-indent: -0.5in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Pemegang
saham yang bersangkutan baik langsung maupun tidak langsung secara<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 1in; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l3 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">
<span lang="NO-BOK" style="font-family: Symbol; font-size: 10pt; mso-ansi-language: NO-BOK; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Melawan
hukum menggunakan kekayaan Perseroan, yang mengakibatkan kekayaan Perseroan
menjadi tidak cukup untuk melunasi utang Perseroan.</span><span lang="NO-BOK" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt; mso-ansi-language: NO-BOK;"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Anggota
Direksi tidak dapat diminta pertanggungjawabannya atau tanggungjawab
terbatasnya menjadi hapus secara pribadi atas atas kerugian perseroan <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>apabila dapat membuktikan (Pasal 97 ayat 5):<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l2 level1 lfo5; text-indent: -0.5in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">kerugian
tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya;<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l2 level1 lfo5; text-indent: -0.5in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">telah
melakukan pengurusan dengan itikad baik dan kehati-hatian untuk kepentingan dan
sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan;<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l2 level1 lfo5; text-indent: -0.5in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">tidak
mempunyai benturan kepentingan baik langsung maupun tidak langsung atas tindakan
pengurusan yang mengakibatkan kerugian; dan<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-list: l2 level1 lfo5; text-indent: -0.5in;">
<span lang="IT" style="font-family: Symbol; font-size: 10pt; mso-ansi-language: IT; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">telah
mengambil tindakan untuk mencegah timbul atau berlanjutnya kerugian tersebut.</span><span lang="IT" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt; mso-ansi-language: IT;"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Anggota
Dewan Komisaris tidak dapat dipertanggungjawabkan atas kerugian sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) apabila dapat membuktikan: (Pasal 114 ayat 5): <o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l4 level1 lfo6; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">telah
melakukan pengawasan dengan itikad baik dan kehati-hatian untuk kepentingan Perseroan
dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan;<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l4 level1 lfo6; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">tidak
mempunyai kepentingan pribadi baik langsung maupun tidak langsung atas<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l4 level1 lfo6; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">tindakan
pengurusan Direksi yang mengakibatkan kerugian; dan<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l4 level1 lfo6; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">telah
memberikan nasihat kepada Direksi untuk mencegah timbul atau berlanjutnya kerugian
tersebut.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-indent: -0.5in;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IT" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt; mso-ansi-language: IT;"><o:p> </o:p></span></b></div>
<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-align: center; text-indent: -0.5in;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IT" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt; mso-ansi-language: IT;"><o:p> </o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoListParagraph" style="margin: 0in 0in 0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">REFERENSI:<o:p></o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoListParagraph" style="margin: 0in 0in 0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">UU
NO.40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas<o:p></o:p></span></b></div>
<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-align: center; text-indent: -0.5in;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IT" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt; mso-ansi-language: IT;"><o:p> </o:p></span></b></div>
orintonhttp://www.blogger.com/profile/08248265711126309029noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7028012757806737597.post-57169509379399238732013-01-24T07:09:00.000-08:002013-01-24T07:28:54.354-08:00Hukum Perusahaan (1)<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-align: center; text-indent: -0.5in;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IT" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-ansi-language: IT;">Pendirian Perseroan Terbatas <o:p></o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Dalam praktek sangat banyak kita jumpai
perusahaan berbentuk perusahaan terbatas. Bahkan, berbisnis dengan membentuk
perseroan terbatas ini, terutama untuk bisnis yang serius atau bisnis besar,
merupakan model berbisnis yang paling lazim dilakukan, sehingga dapat
dipastikan bahwa jumlah dari perseroan terbatas di Indonesia jauh melebihi
jumlah bentuk bisnis lain, seperti Firma, Perusahaan Komanditer, Koperasi dan
lain – lain.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Apa Yang dimaksud
dengan Perseroan Terbatas ?<o:p></o:p></span></b></div>
<br />
<div class="Default" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Perseroan Terbatas adalah badan hukum yang
merupakan persekutuan modal, didirikan berdasar perjanjian, melakukan kegiatan
usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi dalam
persyaratan yang ditetapkan dalam UU. Disamping itu, ada juga yang memberikan
arti Perseroan Terbatas sebagai suatu asosiasi pemegang saham (atau bahkan
seorang pemegang saham jika dimungkinkan untuk itu oleh hukum di Negara
tertentu) yang diciptakan oleh hukum dan diberlakukan sebagai manusia semu<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>oleh pengadilan, yang merupakan badan hukum
karenanya sama sekali terpisah dengan orang – orang yang mendirikannya, dengan
mempunyai kapasitas untuk bereksistensi yang terus – menerus, dan sebagai suatu
badan hukum, perseroan terbatas berwenang untuk menerima, memegang dan
mengalihkan harta kekayaan, menggugat atau digugat, dan melaksanakan kewenangan
– kewenangan lainnya yang diberikan. Lihat definisi Perseroan Terbatas adalah:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 11pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Suatu
manusia semu atau badan hukum yang diciptakan oleh hukum, yang dapat saja
sesuai hukum setempat hanya terdiri dari 1 (satu) orang anggota saja beserta
para ahli warisnya, tetapi yang lebih lazim terdiri dari sekelompok individu sebagai
anggota, yang oleh badan hukum tersebut dipandang terpisah dari para anggotanya
dimana keberadaannya tetap eksis terlepas dari bergantinya para anggota, badan
hukum mana dapat berdiri untuk waktu yang tidak terbatas sesuai hukum setempat,
atau berdiri untuk jangka waktu tertentu, dan dapat melakukan kegiatan sendiri
untuk kepentingan bersama dari anggota, kegiatan mana berada dalam ruang
lingkup yang ditentukan oleh hukum yang berlaku.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 11pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Suatu
manusia semu yang diciptakan oleh hukum dari baik 1 (satu) orang anggota (jika
hukum memungkinkan untuk itu), yakni disebut dengan perusahaan 1 (satu) orang
maupun yang terdiri dari sekumpulan atau beberapa orang anggota, yakni yang
disebut dengan perusahaan banyak orang. <o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 11pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Suatu
badan intelektual yang diciptakan oleh hukum, yang terdiri dari beberapa orang
individu, yang bernaung di bawah 1 (satu) nama bersama, dimana perseroan
terbatas tersebut sebagai badan intelektual tetap sama dan eksis meskipun para
anggotanya sering berubah – ubah.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="Default" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<div class="Default" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Ada 15 (lima belas) elemen yuridis dari suatu
perseroan terbatas yaitu:: <o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.75in; mso-list: l4 level1 lfo4; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Wingdings; font-size: 11pt; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;"><span style="mso-list: Ignore;">§<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Dasarnya adalah perjanjian
<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.75in; mso-list: l4 level1 lfo4; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Wingdings; font-size: 11pt; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;"><span style="mso-list: Ignore;">§<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Adanya para pendiri<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.75in; mso-list: l4 level1 lfo4; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Wingdings; font-size: 11pt; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;"><span style="mso-list: Ignore;">§<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Pendiri/pemegang
saham bernaung dibawah suatu nama bersama <o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.75in; mso-list: l4 level1 lfo4; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Wingdings; font-size: 11pt; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;"><span style="mso-list: Ignore;">§<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Merupakan asosiasi
dari pemegang saham atau hanya seorang pemegang saham <o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.75in; mso-list: l4 level1 lfo4; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Wingdings; font-size: 11pt; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;"><span style="mso-list: Ignore;">§<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Merupakan badan hukum
atau manusia semu atau badan intelektual <o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.75in; mso-list: l4 level1 lfo4; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Wingdings; font-size: 11pt; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;"><span style="mso-list: Ignore;">§<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Diciptakan oleh hukum
<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.75in; mso-list: l4 level1 lfo4; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Wingdings; font-size: 11pt; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;"><span style="mso-list: Ignore;">§<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Mempunyai kegiatan
usaha <o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.75in; mso-list: l4 level1 lfo4; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Wingdings; font-size: 11pt; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;"><span style="mso-list: Ignore;">§<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Berwenang melakukan
kegiatannya sendiri <o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.75in; mso-list: l4 level1 lfo4; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Wingdings; font-size: 11pt; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;"><span style="mso-list: Ignore;">§<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Kegiatannya termasuk
dalam ruang lingkup yang ditentukan oleh perundang – undangan yang berlaku <o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.75in; mso-list: l4 level1 lfo4; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Wingdings; font-size: 11pt; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;"><span style="mso-list: Ignore;">§<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Adanya modal dasar (
dan juga modal ditempatkan dan modal setor) <o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.75in; mso-list: l4 level1 lfo4; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Wingdings; font-size: 11pt; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;"><span style="mso-list: Ignore;">§<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Modal perseroan dibagi ke dalam saham – saham <o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.75in; mso-list: l4 level1 lfo4; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Wingdings; font-size: 11pt; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;"><span style="mso-list: Ignore;">§<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Eksistensinya terus berlangsung, meskipun
pemegang sahamnya silih berganti. <o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Maksud Dan Tujuan
Perseroan Terbatas <o:p></o:p></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Pasal 2 UUPT 2007,
mengatakan: Perseoran harus mempunyai maksud dan tujuan serta kegiatan usaha
yang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang – undangan,
ketertiban umum, dan atau kesusilaan. Berdasarkan ketentuan ini, setiap
perseroan harus mempunyai “maksud dan tujuan” serta kegiatan usaha” yang jelas
dan tegas Dalam pengkajian hukum, disebut “klausul objek” Perseroan yang tidak
mencantumkan dengan jelas dan tegas apa maksud dan tujuan serta Kegiatan
usahanya, dianggap “ cacat hukum” (<i>legal defect</i>), sehingga keberadaannya
“tidak valid” (<i>invalidate</i>). Pencantuman maksud dan tujuan serta kegiatan
usaha dalam AD, dilakukan bersamaan pada saat pembuatan akta pendirian. Hal itu
sesuai dengan ketentuan Pasal 8 ayat (1) UUPT 2007 yang menggariskan, Akta
Pendirian memuat AD dan keterangan lain yang berhubungan dengan perseroan,
jadi, Penempatan maksud dan tujuan serta kegiatan usaha dalam AD, bersifat <i>“imperative”</i>.
Lebih lanjut sifat imperaktif tersebut, dikemukakan pada pasal 9 ayat1 huruf c.
yang menyatakan, untuk memperoleh Keputusan Menteri mengenai “Pengesahan” badan
hukum Perseroan, Perseroan harus mengajukan permohonan kepada menteri dengan
mengisi “formulir” isian yang memuat sekurang – kurangnya : Nama dan tempat
kedudukan Perseroan, b. Jangka waktu berdirinya Perseroan, maksud dan tujuan
serta kegiatan usaha perseroan<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Pencantuman Maksud dan tujuan serta kegiatan
usaha dalam AD perseroan, memegang peranan “fungsi prinsipil” (<i>principle
function</i>). Dikatakan memegang peranan fungsi prinsipil karena pencantuman
itu dalam AD, merupakan “landasan hukum” (<i>legal foundation</i>)” bagi
“Pengurus” Perseroan, dalam hal ini Direksi dalam melaksanakan pengurusan dan
pengelolaan kegiatan usaha Perseroan, sehingga pada setiap transaksi atau
kontrak yang mereka melakukan “tidak menyimpang” atau keluar maupun “melampaui”
dari maksud dan tujuan, serta kegiatan yang ditentukan dalam AD. Selain itu,
tujuan utama dari pencantuman maksud dan tujuan serta kegiatan usaha dalam AD,
antara lain:<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-list: l3 level2 lfo5; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Wingdings; font-size: 11pt; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;"><span style="mso-list: Ignore;">§<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Untuk
“melindungi” pemegang saham investor dalam Perseroan. Pemegang saham yang
menanamkan modalnya atau uangnya dengan cara membeli saham Perseroan, berhak
mengetahui untuk apa uang yang diinvestasikan itu dipergunakan. <o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-list: l3 level2 lfo5; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Wingdings; font-size: 11pt; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;"><span style="mso-list: Ignore;">§<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Dengan
mengetahui maksud dan tujuan serta kegiatan usaha pemegang saham sebagai
investor akan yakin, pengurus perseroan yakni Direksi, tidak akan melakukan
kontrak atau transaksi maupun tindakan yang bersifat “spekulatif“ mengadu
untung di luar tujuan yang disebut AD.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-list: l3 level2 lfo5; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Wingdings; font-size: 11pt; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;"><span style="mso-list: Ignore;">§<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Direksi
tidak melakukan transaksi yang berada di luar “Kapasitas” maksud dan tujuan
serta kegiatan usaha yang disebut dalam AD yang bersifat <i>Ultra Vires</i>.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Dengan demikian,
maksud dan tujuan itu merupakan landasan bagi Direksi mengadakan kontrak dan
transaksi bisnis. Serta sekaligus menjadi dasar menetukan batasan kewenangan
Direksi kegiatan usaha. Apabila Direksi melakukan tindakan pengurusan diluar
batas yang ditentukan dalam maksud dan tujuan serta kegiatan usaha, dikategori
melakukan <i>ultra vires</i>. Dalam kasus yang demikian memberi hak bagi
pemegang saham berhak mengajukan gugatan terhadap perseroan ke pengadilan
negeri, apabila dirugikan karena tindakan Perseroan yang “tidak adil” dan “
tanpa alas an yang wajar” sebagai akibat keputusan RUPS, Direksi dan/atau Dewan
Komisaris.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Pencantuman dan perumusan maksud dan tujuan
serta kegiatan usaha yangterlampau luas dan fleksibel atau lentur, pada
dasarnya mengandung “untung” dan “rugi”:</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin: 1em 0px 1em 0.3in; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level1 lfo6; text-align: justify; text-indent: -0.3in;">
<span style="font-family: Wingdings; font-size: 11pt; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;"><span style="mso-list: Ignore;">§<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">“Keuntungannya
menurut H.M.N Purwosutjipto,S.H, apabila dibelakang hari Perseroan hendak
mengubah objek kegiatan usahanya, tidak perlu mengubah AD. Oleh karena itu,
beliau berpendapat, sebaiknya tujuan Perseroan dirumuskan secara luas, sehingga
tidak perlu setiap kali mengubah AD”</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin: 1em 0px 1em 0.3in; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level1 lfo6; text-align: justify; text-indent: -0.3in;">
<span style="font-family: Wingdings; font-size: 11pt; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;"><span style="mso-list: Ignore;">§<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">“Tetapi mungkin juga
ada kerugiannya sebab pencantuman tujuan dengan rumusan yang luas, dapat
menimbulkan efek. Perumusan tujuan yang luas, memberi kekuasaan “diskresi yang
luas” (broad discreation) kepada Direksi kepada atau manajer melakukan
aktivitas bisnis. Akibatnya, “sulit mengontrol” Apakah kegiatan itu telah
mengandung <i>Ultra Vires</i>. Atau dengan kata lain, perumusan dengan tujuan
yang luas, mengakibatkan dan memberikan kekuasaan Direksi yang luas kepada
Direksi, sehingga menimbulkan kesulitan untuk mengawasi apakah tindakan Direksi
itu telah berada di luar batas maksud dan tujuan serta kegiatan usaha
perseroan”.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Klasifikasi Perseroan
Terbuka <o:p></o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Mengenai Klasifikasi Perseroan Terbuka yang
diatur dalam UUPT 2007, tersurat dan tersirat pada Pasal 1 ayat 7dan Pasal 1
ayat 8, Berdasar ketentuan pasal dimaksud, Klasifikasi Perseroan Terbuka, dapat
dijelaskan dalam uraian di bawah ini:<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin: 1em 0px; mso-list: l2 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">a.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Perseroan Publik terdapat pada pasal 1
ayat (8) UUPT 2007, yang berbunyi Perseroan Publik adalah perseroan yang telah
memenuhi kriteria jumlah pemegang saham dan modal disetor sesuai dengan
ketentuan peraturan. Rujukan peraturan perundang – undangan yang dimaksud Pasal
1 angka 8 UUPT 2007 adalah UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UUPM) dalam
hal ini Pasal 1 ayat 22. Perseroan publik, harus memenuhi kriteria<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>berikut:</span></div>
<div class="Default" style="margin: 0in 0in 0pt 1in; mso-list: l2 level2 lfo2; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Saham
Perseroan yang bersangkutan, telah dimiliki sekurang – kurangnya, 300 (tiga
ratus) pemegang saham, </span></div>
<div class="Default" style="margin: 0in 0in 0pt 1in; mso-list: l2 level2 lfo2; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Memiliki
modal disetor (<i>paid up capital</i>) sekurang - kurangnya Rp. 3.000.000.000,-
(tiga miliar rupiah), </span></div>
<div class="Default" style="margin: 0in 0in 0pt 1in; mso-list: l2 level2 lfo2; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Atau
suatu jumlah pemegang saham dengan jumlah modal disetor yang ditetapkan oleh
Peraturan Pemerintah. Faktor yang disebut di ataslah yang menjadi landasan
hukum menentukan kriteria suatu Perseroan menjadi Perseroan publik. Apabila
pemegang sahamnya telah mencapai 300 (tiga ratus) orang, dan modal disertai
mencapai Rp3.000.000.000,- Perseroan tersebut telah memenuhi kriteria sebagai
Perseroan publik. <o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="Default" style="margin: 0in 0in 0pt 1in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p></o:p></span><br /></div>
<div class="Default" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-list: l2 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">b.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Perseroan Terbuka <o:p></o:p></span></b></div>
<br />
<div class="Default" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Klasifikasi Perseroan
Terbuka ( Perseroan Tbk), sebagaimana yang dinyatakan pada pasal 1 ayat (7)
UUPT 2007, yang berbunyi : Perseroan Terbuka adalah Perseroan publik atau
Perseroan yang melakukan penawaran umum saham, sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang – undangan di bidang pasar modal. Jadi yang dimaksud dengan
Perseroan Tbk menurut pasal 1 ayat 7 UUPT 2007, adalah Perseroan Publik yang
telah memenuhi ketentuan pasal 1 ayat 22 UU No.8 Tahun 1995 yakni memiliki
pemegang saham sekurang – kurangnya 300 (tiga ratus) orang, modal disetor
sekurang – kurangnya Rp. 3.000.000.000,- (tiga miliar rupiah), Perseroan yang
melakukan penawaran umum (<i>public offering</i>) saham di Bursa Efek.
Maksudnya Perseroan tersebut, menawarkan atau menjual saham atau efeknya kepada
masyarakat luas. Hanya Emiten yang boleh melakukan penawaran umum. Menurut
Pasal 1 ayat 6 UUPM, Emiten adalah pihak yang melakukan penawaran umum dan
penawaran umum baru dapat dilakukan emiten, setelah lebih dulu mendaftar ke
Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM), sesuai dengan ketentuan pasal 3 UUPM,
BAPEPAM berfungsi melakukan pembinaan, pengaturan, dan pengawasan sehari – hari
kegiatan pasar modal. BAPEPAM berada di bawah dan bertanggungjawab kepada
Menteri Keuangan.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoListParagraph" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"><o:p></o:p></span><br /></div>
<div class="MsoListParagraph" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Pendirian Perseroan
Terbatas <o:p></o:p></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Sebagai
Konsekuensi dari dianutnya paham yang dianut Undang-Undang Perseroan Terbatas,
yang menyatakan PT adalah badan hukum yang didirikan berdasarkan Perjanjian,
maka pasal 7 ayat (1) Undang – Undang Perseroan Terbatas mensyaratkan bahwa PT
harus didirikan dua orang atau lebih istilah orang di sini bermakna orang
perorangan (<i>natural person</i>) atau badan hokum. Dengan demikian pemegang
saham PT dapat berupa orang perorangan maupun badan hukum. Syarat sahnya
pendirian perseroan, jika diteliti ketentuan yang diatur pada bagian Kesatu
dimaksud, terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi supaya pendirian
perseroan sah sebagai badan hokum.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Syarat
tersebut bersifat “komulatif”. Bukan bersifat “fakultatif”. Satu saja dari
syarat itu cacat (<i>defect</i>) atau tidak terpenuhi, mengakibatkan
pendiriannya tidak sah sebagai badan hokum, yaitu antara lain; <o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin: 1em 0px; mso-list: l1 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -31.5pt;">
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Pendiri Perseroan 2 (Dua) Orang atau Lebih <o:p></o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoListParagraph" style="margin: 0in 0in 0pt 31.5pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Syarat pendiri
perseroan harus 2 orang atau lebih, diatur dalam Pasal 7 ayat (1) UUPT 2007.
Syarat ini, sama dengan yang diatur dulu pada Pasal 7 ayat (1) UUPT 1995.
Pengertian “pendiri” menurut hukum adalah orang yang mengambil bagian dengan
sengaja (<i>intention</i>) untuk mendirikan perseroan. selanjutnya orang-orang
itu dalam rangka pendirian itu, mengambil langkah-langkah yang penting untuk
mewujudkan pendirian tersebut, sesuai dengan syarat yang ditentukan peraturan
Perundang-undangan. Jadi syarat pertama, pendiri perseroan paling sedikit 2
(dua) orang. Kurang dari itu tidak memenuhi syarat, sehingga tidak mungkin
diberikan “pengesahan” sebagai badan hukum oleh Menteri.</span></div>
<div class="Default" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Cara mendirikan
Perseroan oleh para pendiri , dilakukan berdasar “perjanjian”. Hal itu
ditegaskan pada Pasal 1 ayat 1 UUPT 2007 yang mengatakan, perseroan sebagai
badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan oleh para pendiri
“berdasarkan perjanjian”. Berarti Perseroan dilakukan secara “konsensual” dan
“kontraktual” berdasar Pasal 1313 KUHPerdata. Pendirian dilakukan para pendiri
atas persetujuan, dimana para pendiri antara satu dengan yang lain saling
mengikatkan dirinya untuk mendirikan perseroan. Dengan demikian pendirian
perseroan tunduk kepada hukum perikatan atau hukum perjanjian yang diatur dalam
Buku III KUHPerdata yang terdiri atas bagian kedua tentang ketentuan umum
(Pasal 1313 – 1318) dan bagian kedua tentang syarat untuk sahnya persetujuan
(Pasal 1320-1337) serta bagian ketiga tentang akibat persetujuan (Pasal
1338-1341). Pendirian perseroan berdasar perjanjian menurut penjelasan Pasal 7
ayat (1) alinea kedua, merupakan penegasan prinsip yang berlaku bagi UUPT 2007.
Pada dasarnya perseroan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>sebagai badan
hukum, didirikan berdasar perjanjian. Karena itu mempunyai lebih dari 1 orang
pemegang saham.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="Default" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-list: l1 level1 lfo3; text-indent: -0.5in;">
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Pendirian Berbentuk Akta Notaris <o:p></o:p></span></b></div>
<br />
<div class="Default" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Syarat kedua yang juga diatur pada Pasal 7
ayat (1) UUPT 2007 adalah mendirikan perseroan harus dibuat “secara tertulis”
dalam bentuk akta yakni: (a). “Berbentuk Akta Notaris <i><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Notarial Deed</i>), tidak boleh berbentuk akta
bawah tanah (<i>private instrument</i>)”, (b). “Keharusan Akta Pendirian mesti
berbentuk Akta Notaris, tidak hanya berfungsi sebagai <i>probationis causa</i>.
Maksudnya Akta Notaris tersebut tidak hanya berfungsi sebagai ‘‘alat bukti”
atas perjanjian pendirian Perseroan. Tetapi Akta Notaris itu berdasar Pasal 7
ayat (1), sekaligus bersifat dan berfungsi sebagai <i>solemnitatis causa </i>yakni
apabila tidak dibuat dalam Akta Notaris, akta pendirian Perseroan itu tidak
memenuhi syarat, sehingga terhadapnya tidak dapat diberikan “pengesahan” oleh
Pemerintah dalam hal ini MENHUK & HAM”.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="Default" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-list: l1 level1 lfo3; text-indent: -0.5in;">
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Akta Pendirian Dibuat Dalam Bahasa Indonesia <o:p></o:p></span></b></div>
<br />
<div class="Default" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Hal lain yang mesti
dipenuhi Akta Pendirian yang digariskan Pasal 7 ayat (1), adalah syarat
material yang mengharuskan dibuat dalam “Bahasa Indonesia”. Semua hal yang
melekat pada Akta Pendirian, termasuk AD dan keterangan lainnya, harus dibuat
dalam bahasa Indonesia. Dengan demikian AD perseroan yang dibuat dalam bahasa
asing, tidak sah karena tidak memenuhi syarat material Pasal 7 ayat (1).
Ketentuan ini bersifat “memaksa (<i>mandatory law</i>). Oleh karena itu, tidak
dapat dikesampingkan oleh para Pendiri maupun oleh Menteri.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="Default" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-list: l1 level1 lfo3; text-indent: -0.5in;">
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">4.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Setiap Pendiri Wajib Mengambil Bagian Saham <o:p></o:p></span></b></div>
<br />
<div class="Default" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Syarat formil yang
lain mendirikan Perseroan, diatur dalam Pasal 7 ayat (2) UUPT 2007: Berarti,
pada saat para pendiri menghadap Notaris untuk dibuat Akta Pendirian, setiap
pendiri sudah mengambil bagian saham Perseroan. Kemudian hal itu dimuat dalam
Akta Pendirian sesuai ketentuan Pasal 8 ayat (2) huruf c yang mengharuskan
memuat dalam Akta Pendiri tentang nama pemegang saham yang telah mengambil
bagian saham, rincian jumlah saham dan nilai nominal saham yang telah
ditempatkan dan disetor. Dengan mengambil bagian saham sesuai dengan penjelasan
Pasal 8 ayat (2) huruf c, adalah jumlah saham yang diambil oleh pemegang saham
pada saat pendirian Perseroan. Agar syarat ini sah menurut hukum, pengambilan
bagian saham itu, harus sudah dilakukan setiap pendiri Perseroan pada saat
pendirian Perseroan itu berlangsung. Tidak sah apabila dilakukan sesudah
Perseroan didirikan. - Setiap pendiri Perseroan “wajib” mengambil bagian saham,
- Dan pengambilan atas bagian itu, wajib dilaksanakan setiap pendiri “pada
saat” Perseroan didirikan.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="Default" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; mso-list: l1 level1 lfo3; text-indent: -0.5in;">
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">5.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font: 7pt/normal "Times New Roman";">
</span></span></span></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Memperoleh Keputusan Pengesahan Status Badan Hukum <span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></b></div>
<br />
<div class="MsoListParagraph" style="margin: 0in 0in 0pt 0.5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Syarat sahnya pendirian selanjutnya,
menurut Pasal 7 ayat (4). Perseroan harus memperoleh status badan hukum. Pasal
tersebut berbunyi : Perseroan memperoleh status badan hukum pada tanggal
diterbitkannya Keputusan Menteri mengenai pengesahan badan hukum Perseroan.
Bertitik tolak dari ketentuan ini, agar suatu Perseroan sah berdiri sebagai
badan hukum (<i>rechtspersoon, legal entity or legal person</i>), harus
mendapat “pengesahan” dari Menteri. Kehakiman dan Hak Asasi Manusia. <o:p></o:p></span></div>
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><o:p> </o:p></span><br />
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Referensi: </span></b><br />
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas</span></b><br />
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"></span></b><br />orintonhttp://www.blogger.com/profile/08248265711126309029noreply@blogger.com0